2

12.8K 837 15
                                    

"Operasi selesai"

Keadaan pasien kini membaik. Tekanan darah nya normal dan nafas nya teratur.
Semua dokter dan petugas keluar dari ruangan, tersisa hanya beberapa untuk membereskan kejadian tadi.

"Syukur lah kali ini bisa di tangani" Lucys berjalan beriringan dengan dokter wanita tadi. Dokter tadi hanya tersenyum menanggapi.

Jenny Elghts, nama dokter wanita ini. Dokter berumur 20 tahun yang memiliki kemampuan jenius untuk menangani pasien. Di usia nya yang masih terbilang muda, ia mendapat jabatan sebagai Kepala dokter bedah. Dan para petinggi rumah sakit menerima keputusan itu dengan bahagia, walau ada saja beberapa yang tidak Terima karena jabatan itu di pegang oleh gadis kacungan yang hanyan modal hoki saja.

"Bagaimana keadaan ibumu?" Tanya Jenny pada rekan nya, Lucys.

"Ibuku? Syukur nya dia masih dalam keadaan hidup. Aku membenci nya" Desis Lucys.

Jenny menghela nafas sembari menggeleng. "Otak udang! Dia itu ibumu. Berterimakasih lah kau pada nya karena ia rela memberikanmu darah nya untuk orang tidak berguna seperti mu" Ucap Jenny sambil tertawa.

"Wah liat mulut wanita sialan ini. Hey berani nya kau!" Kata Lucys sedikit berteriak karena Jenny sudah menjauh dari nya. Hitung - hitung kabur daripada ia harus mendengar keluhan dari lelaki itu.

Dasar, umur bukan terbilang muda lagi masih saja berlagak bocah. Sampai kabur dari rumah lagi.

***

"Selamat siang" Sapa Jenny membungkuk pada petinggi rumah sakit. Yang lain menyapa kembali sang tuan utama di rapat kali ini.

Jenny duduk di kursi nya lalu melihat semua kertas yang ada di meja nya.

Pengiriman dokter Jenny.

"Lantas bagaimana tentang pengiriman ku?" Tanya nya kepada para petinggi.

"Mengenai rapat kita sebelum nya, akhirnya di putuskan anda untuk di kirimkan ke negara LA selama satu tahun. Penetapan itu berlaku pada peraturan kedokteran di Korea. Saya berharap anda bersedia untuk pergi ke LA dan menerima pembelajaran di sana. Walaupun begitu, semua keputusan ada di tangan anda. Anda dapat menjawab keputusan itu mulai sekarang"

"Saya tidak setuju! Itu terlalu tiba-tiba! Mengapa negara itu dengan seenaknya meminta dokter Jenny untuk pergi kesana?! Mereka kita negara kita terlalu rendah hingga mereka dengan sesuka hati mengambil petugas medis di sini?"

"Saya juga tidak setuju!!"

"Saya juga! Jangan kira mereka bisa sesuka hati!"

"Saya juga!"

"Saya juga tidak setuju!"

"Pokoknya dokter Jenny harus tetap ada di korea!"

"Benar!"

"Saya tidak setuju!!"

Brak!

"DIAM!!" Semua orang menutup mulut nya setelah Jenny berteriak. Wajah nya datar dan terlihat menakutkan.


"Saya menerima pengiriman itu." Lanjut nya hingga membuat semua orang di sana tidak Terima.

"Tapi dok-!"

"Tidak ada gunanya kalian semua menolak. Ini sudah tertulis di kebijakan dokter. Ingat, jangan cari masalah pada negara lain. Kita membutuhkan mereka dan begitu pun dengan mereka."

Semua orang terdiam. Apakah dokter terhebat mereka akan pergi dan menjadi milik negara lain?

"Aku permisi" Jenny bangkit dari duduk nya dan meninggalkan para petinggi.

Tidak ada cara lain, ini lah satu - satu nya cara agar rumah sakit nya dapat di kenal luas. Dengan cara dirinya lah yang harus menjadi tumbal.

***

"Dasar gila! Sangking ingin nya semua uang masuk ke dompet mu kau sampai pergi meninggalkan ku?"

"Siapa yang kau maksud? Bermain lah dengan para jalang itu. Jangan menghamili mereka, aku tidak mau memberikan uang sesar untuk mu"

"Cih, berhenti bicara. Ucapan mu sungguh tidak penting"

Jenny tertawa. "Aku serius bodoh. Ah jika aku menemukan wanita cantik di sana aku akan mengirimnya ke sini. Jaga dia baik - baik"

"Urus urusan mu sendiri sialan" Desis Lucys kesal.

"Kalau begitu.. Aku pergi"

Lucys berdehem. "Ingat, jangan sampai lubang mu di seruduk milik mereka. Punya mereka besar-besar" Bisik Lucys.

"Tenang lah, aku hanya ingin milik mu" Ucap nya menggoda.

"Menjijikkan. Lebih baik aku memasuki milik ku dengan cumi daripada punya mu!" Ucap Lucys geli.

"Sudahlah. Penerbangan ku sebentar lagi. Jaga dirimu" Kata Jenny lalu di balas anggukan oleh Lucys.

"Kau juga. Kabari aku jika butuh sesuatu "

***

"Penerbangan pesawat sss akan di laksanakan. Para penumpang harap pasang sabuk pengaman, matikan ponsel dan duduk dengan tenang. Tujuan perjalanan LA. Sekali lagi, harap para penumpang---"

Jenny bersender di bangku nya. Ia memandang ke luar jendela. Hanya satu tahun, dan ia akan kembali ke Negara tercinta nya.

Pesawat akhirnya landing. Jenny menutup mata nya agar ketika ia terbangun nanti ia sudah sampai. Tapi mengapa perasaan nya saat ini tidak enak?

Pip. Pip. Pip. Pip. Pip.

Suara itu berasal dari mesin pesawat. Itu membuat para penumpang merasa terganggu dari tidur nya.

"Mohon maaf atas ketidaknyamanannya, silahkan pakai sabuk pengaman anda dengan benar" Jelas pramugari.

Bruk!

Suara-suara yang membuat perasaan takut semakin terdengar. Para pramugari berusaha menenangkan penumpang.

"Test.. Test.. Saya pilot dari pesawat sss memberi tahu bahwa pesawat ini mengalami sedikit gangguan. Silahkan pakai alat perlindungan si bawah kursi anda, dan segera periksa sabuk pengaman anda dengan benar"

Keadaan semakin panik. Orang-orang terus saja berteriak ketakutan.

"Para penumpang tolong pakai alat pernapasan yang berada di atas anda. Sekali lagi, jangan panik dan gunakan sabuk pengaman anda dengan benar"

Psss

Suara terbakar dari mesin pesawat. Keadaan semakin mencekam, para penumpang yang lain saling mengucapkan doa.

Jenny menggenggam kursi nya. Jelas - jelas ia ingin pergi untuk membuat Rumah sakit nya menjadi di kenal. Namun mengapa malah seperti ini?

Sialan.

Sialan.

Sialan.

Ia rindu mama dan papa.

Ia rindu si kembar.

Ia rindu Lucys.

Rencana nya setelah ia pulang dari LA ia ingin mengajak mereka untuk berlibur ke Sydney.

"Kita jatuh!!!"

Pesawat tak dapat di kontrol dan pesawat jatuh ke laut hingga meledak.

Brak!

Ini kah akhirnya?

The Wild DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang