"Sudah lama tidak bertemu Vasco, aku dengar kau berhasil menikahi seorang pengusaha kaya di wilayah Fourytan?"
Vasco del isco, tertawa kencang. "Astaga raja, bagaimana mungkin kau mengetahui berita sepele seperti itu?anda benar-benar mengetahui banyak hal"
Ergaster meminum teh nya dengan penuh smirk. "Aku kesini hanya ingin meminta tolong, mengingat kau adalah sahabat sekolah lama ku jadi aku datang kepadamu"
Vasco menggeleng "Sebuah kehormatan menjadi kepercayaan dari seorang raja. Jadi apa yang ingin kau mintakan tolong?"
"Bisakah kau bunuh seseorang untukku? Seorang pangeran yang saat ini ingin ku tebas kepalanya" ucap Ergaster penuh dengan tatapan dendam.
Vasco mengangkat alis nya, siapa lelaki itu sehingga raja sendiri datang meminta tolong kepada nya? Mengapa tidak ia sendiri yang membunuh nya?
"Siapa gerangan itu?"
"Arelios Drovohy."
Vasco hampir memuntahkan kembali kopi nya. Arelios Drovohy pangeran II Olvlio? Astaga ini sulit sekali, Vasco berencana untuk bekerja di bawah perintah Areliy arena saat ini ia mengejar jabatan di kediaman milik kerajaan Olvlio.
"Bisakah kau jelaskan terlebih dahulu untuk apa kau ingin membunuh nya? Jelas saja, bukan kah negara Eurendel dan Olvlio bersahabat?"
Ergaster menggenggam erat tangan nya. "Namun tidak lagi."
Orang itu.. Adalah manusia yang saat ini sangat Ergaster ingin bunuh!
*
Malam itu Jenny terbangun. Ia bangkit dari kasur nya. Membuka jendela dan pergi ke luar balkon.
Hempasan angin membuat ia tenang.
Jika saja ada si 2 kembar mungkin ia tidak akan pernah se-kesepian ini.Jenny tertawa kecil kala mengingat dua adiknya melakukan hal nakal. Saat itu, benar-benar seperti kebahagiaan bagi nya.
Kejahatan apa yang ia lakukan sehingga ia bisa berada disini?
"Nyonya anda belum tidur?" Silvia datang membawakan selimut untuk Jenny. Ia baru saja berkeliling untuk memeriksa keadaan seisi kerajaan.
"Ntahlah, tiba-tiba saja aku ingin melihat bulan" senyum Jenny.
Silvia memandang Jenny dengan tatapan sayu. "Mengapa nyonya mendapatkan perlakuan seperti ini?" ucap nya sedih.
Jenny yang mendengar itu menatap Silvia bingung. "Maksud saya, kenapa anda harus di ceraikan oleh Raja yang paling anda cintai? Nyonya tidak ada salah, nyonya baik banget! Nyonya cantik dan sebagai nya. Nyonya itu sempurna"
Jenny tersenyum kecil.
"Terimakasih Silvia, tapi tidak usah khawatir. Aku memang sudah menantikan hal ini"
Sivia memandang Jenny tak mengerti, namun karena ia tidak berani bertanya lebih ia akhirnya mengakhiri pembicaraan dan pamit untuk memeriksa bagian dapur.
Jenny masih betah berdiri memandang langit malam yang di taburi bintang. Pemandangan disini lebih indah dari bumi bahkan lebih.
Tiba-tiba saja suara kepakan datang ke arah Jenny. Seekor burung elang datang menghampiri nya kencang. Jenny kira burung itu datang untuk menyerangnya, namun dugaan nya salah.
Elang tersebut datang membawa sepucuk kertas di kaki nya.
"Ini untuk ku?" tanya Jenny pada Elang tersebut. Jenny melepaskan ikatan kertas tersebut lalu membacanya.
Apa-apaan ini?
Surat ini berasal dari pangeran Ovlio II?
"Tidak punya kerjaan!" jawab Jenny kesal.
Jenny memandang burung elang yang menatap nya polos. Burung ini ya yang namanya regan?
Tanpa pikir panjang Jenny mengambil beberapa kue dan air untuk Regan. Sungguh di luar dugaan, burung kekar ini lebih menggemaskan dari yang Jenny kira.
Regan makan dengan khidmat. Jenny termenung, ia harus membalas kan?
Jenny masuk ke dalam mengambil secarik kertas dengan gambar bunga Lotus. Ia harus menuliskan apa?
"Apa ini cukup?" Jenny merasa surat ini sudah bagus dan kembali mengikat kan surat ini kepada Regan.
"Kembali lah ke tuan mu" Ucap nya. Regan menuruti nya dan terbang menuju entah kemana.
Jenny tersenyum kecil. Ini cukup menghibur.
Ia masuk ke dalam. Sudah saat nya ia tidur.
*
Seseorang duduk di balkon sambil tersenyum.
"Sial. Balasannya sangat menggemaskan. Haruskah ku nikah kan saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wild Doctor
FantasyJenny seorang dokter yang hebat dan sangat jenius. Ia bahkan bekerja dan memegang jabatan sebagai kepala dokter bedah di rumah sakit Seoul. Umurnya yang masih terbilang muda dapat menandingi para senior di rumah sakit nya. Itulah mengapa ia sering d...