Seorang wanita turun dari kereta kuda nya. Ia mengamati sekeliling kerajaan Eurendel sambil tersenyum tipis.
"Anda sudah datang nona?" Pelayan tersebut menyambut wanita dengan gaun ungu yang indah.
"Dimana Raja Ergaster?" Tanya nona tersebut.
"Ia sedang bekerja. Anda bisa menunggu nya di ruang tunggu"
"Tidak tidak. Aku akan langsung menemuinya"
"Tapi nona Elis, Raja saat ini tidak bisa di ganggu. Bisakah anda menunggu nya sebentar?"
Elis mengernyit kan dahi. "Ah benar juga, ratu tidak melakukan pekerjaan nya kan? Baiklah aku mengerti. Aku akan menunggu" Ucap Elis sambil berkata remeh.
Ia langsung masuk begitu saja seakan istana ini adalah milik nya. Elis bahkan langsung masuk ke ruang tamu milik tamu istimewa menggunakan tangan nya sendiri.
Para pelayan hanya diam karena tidak bisa berbuat apa-apa. Dulu mereka pikir ratu akan lebih baik jika di pegang oleh nona Elis.
Namun semenjak Ratu Florence berubah menjadi seorang ratu yang bijaksana mereka berubah pikiran dan akan selalu mendoakan Florence agar tetap ke jalan yang benar.
*
Jenny memandang pisau buah di meja nya. Ia menggapai pisau itu seakan ia sedang memegang pisau bedah.
Matanya berbinar. Kapan ia akan kembali menjadi dokter? Ia butuh kepastian jelas. Ayah mungkin tidak akan merenungkan keinginan nya begitu saja dan hanya menganggap itu sebuah omong kosong.
"Aku harus menjadi dokter. Apapun itu!"
*
"Raja akan segera datang nona" Ucap pelayan di sana.Elis dengan cepat meletakkan cangkir teh nya dan berdiri untuk merapikan dress indah milik nya.
Hingga pintu terbuka terlihat Ergaster datang dengan wajah datar.
"Dewa selalu bersamamu raja" Ucap Elis sambil memberi hormat anggun terbaik nya.
"Hey Elis. Ada apa datang kemari?" Ucap Ergaster santai dan duduk di salah satu sofa tepat berada di hadapan Elis.
"Aku dengar Ratu pergi ke tempat mertua mu?" Tanya nya lembut.
"Kau harus tahu tempat. Ini bukan di rumah mu Elis!" Tegur Ergaster pelan.
"Ah benar juga. Maaf kan saya raja, mungkin saya terlalu biasa dengan cara bicara kita dari kecil." Elis mengatakan nya dengan panik.
Mereka adalah sepasang teman bermain saat kecil. Tidak heran jika di tempat yang tertutup, Ergaster dan Elis akan saling berbicara santai dan bercanda ria.
Itu menjadi salah satu Florence sangat cemburu terhadap kedekatan mereka berdua dan berusaha membuat pandangan Ergaster terhadap Elis menjadi buruk.
Namun seperti nya dunia tidak berpihak padanya, atau mungkin dia terlalu bodoh untuk membuat rencana? Yang pasti semua yang dia lakukan gagal total dan akhirnya ia dihukum oleh Ergaster.
"Jadi ada apa? Kau tahu aku sedang sibuk karena acara tahunan kan?" Ergaster menyeruput kopi milik nya.
"Kau yang mengerjakan semua nya?" Pancing Elis agar Florence di salah kan lagi oleh Ergaster.
Ergaster diam sebentar. "Kali ini tidak"
"Apa maksud mu?"
"Saat ini dia benar-benar membantu ku."
*
"Bagaimana dengan perselisihan antara Eurendel dengan Unuvix?" Tanya Arthritis.
"Tentara Unuvix saat ini membangun sebuah tenda di perbatasan. Bisa saja kita akan benar-benar perang oleh mereka" Jawab Albarte.
"Angkatan senjata kali ini tidak akan ikut?"
Albarte memakai jubah nya. "Tergantung seberapa besar skala peperangan nya. Kakak akan berusaha untuk berbicara kepada raja. Kau juga berusaha lah"
"Untuk apa?" Tanya Arthritis melipat tangan nya bingung.
"Jaga ibu, dan ayah. Dan juga adik mu. Jika yang seperti kau katakan dia benar-benar berubah dia tidak akan mungkin kita biarkan saja kan?"
Arthritis mendengus. "Bukankah kakak yang ingin raja dan Florence bercerai? Kenapa sekarang malah khawatir?"
"Aku tidak khawatir kepada nya. Aku hanya tidak ingin dia menghacurkan reputasi keluarga kita. Sudahlah aku pergi. Jangan sentuh kamar ku!" Tekan Albarte dan ia pergi menggunakan kuda nya ke kerajaan.
"Dasar. Kakak kan bukan anak-anak lagi. Kau harus nya mengerti Florence." Ucap Arthritis pelan.
Ia masuk ke rumah. Saat ini ia ingin bertemu dengan adik tercintanya~~
*
[COMINGSOON]
18++
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wild Doctor
FantasyJenny seorang dokter yang hebat dan sangat jenius. Ia bahkan bekerja dan memegang jabatan sebagai kepala dokter bedah di rumah sakit Seoul. Umurnya yang masih terbilang muda dapat menandingi para senior di rumah sakit nya. Itulah mengapa ia sering d...