17

3.6K 266 20
                                    

Elise berjalan dengan bangga di sepanjang kerajaan, seakan-akan ia adalah ratu dari kerjaan mewah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elise berjalan dengan bangga di sepanjang kerajaan, seakan-akan ia adalah ratu dari kerjaan mewah ini.

Ia tersenyum sombong.

"Tempat ini akan menjadi milikku, dan akhirnya Florence akan pergi dari sisi Ergaster" ucap nya dengan senyuman lebar.

Perjalanan nya di hadang oleh sekelompok wanita bangsawan. Itu adalah Jenny dengan antek-antek nya. Jenny tersenyum miring. Apa yang akan di lakukan oleh jalang ini lagi?

"Dewa matahari selalu bersama anda yang mulia ratu" hormat Elise.

"Lama tidak berjumpa Elise, apa kesibukan yang membawa mu kemari?"

"Saya ingin bertemu dengan Yang mulia raja, ada yang harus saya dan raja perbincangkan" ucap nya dengan nada sombong.

Jenny tersenyum, ia hampir saja tertawa terbahak-bahak melihat wajah sombong Elise. Apa yang di pikirkan wanita ini? Ia pikir Jenny akan cemburu dan merusak kembali image nya? Dasar gila.

"Ah seperti itu, tapi ini aneh. Saya baru saja bertemu dengan raja Ergaster, ia mengatakan jika hari ini waktu nya senggang dan tidak ada kerjaan yang saat ini ia kerjakan. Tapi kenapa anda datang ya? Apa ia salah jadwal?" Ucap Jenny dengan wajah bingung.

Elise tersentak. Florence dengan Ergaster sedang apa mereka berdua bersama? Bukankah Ergaster sangat membenci wanita ini?

Para bangsawan lain dan pelayan saling terdiam, apakah terjadi lagi pertengkaran yang akan membuat Florence kena getah nya?

"Ah iyakah? Aneh sekali, seharusnya dia punya janji dengan ku. Mungkin sekretaris nya salah memberi jadwal" Ucap Elise sambil tersenyum. Siapa yang tahu bahwa ia sedang menahan malu karena ketahuan datang tanpa membuat janji dengan Raja.

Jenny mengangguk "kalau begitu selamat tinggal" ia menunduk dan menjauh sambil diikuti oleh para pengikutnya.

Elise memandang Jenny yang perlahan jauh, ini menyebalkan!

*

Ergaster mengayunkan pedangnya. Dua jam lebih ia bertarung dengan prajurit nya. Wajah nya berkeringat, namun karismatik nya masih sangat terlihat jelas.

Ia mengibas kan rambut hitam kelam nya, angin sepoi-sepoi membuat bulu kuduk sedikit berdiri. Ergaster mengangkat satu lengan nya dan gong di pukul oleh prajurit pertanda pertandingan telah usai

Ia duduk sambil meminum air nya, memikirkan apa yang Florence minta tadi. Haruskah ia mengizinkan Florence untuk ke ibu kota dan bekerja sebagai dokter magang?

Ia sangat ragu, bagaimana mungkin seorang seperti Florence yang bahkan tidak pernah memegang pisau buah kini menjadi dokter? Yang benar saja! Ini namanya pembunuhan berencana.

Ergaster yang masih kalut dengan pikiran nya, butler datang menghampiri. Ia memberikan sepucuk surat ke Ergaster.

"Keluarga Ficanco sedang mengadakan acara dansa Yang Mulia, mereka mengharapkan kehadiran anda" Ucap nya.

"Ficanco ya?" Tidak ada rugi nya juga ia datang karena tanah wilayah timur milik mereka sekarang sedang di perdebatkan dan akan melakukan pelelangan besar-besaran.

Jika Ficanco memilih untuk melelang wilayah tersebut itu akan menjadi untung untuk Ergaster karena dengan tanah tersebut ia akan membuat hotel yang 10x lipat keuntungan nya daripada villa yang ia buat di bagian selatan.

"Baiklah, katakan pada mereka kami akan datang" Ucap seseorang.

Kedua pasang mata beralih ke arah seorang wanita bergaun merah yang bejalan dengan elegan. Ia mengucapkan salam kepada Ergaster.

"Ada apa Elise?" Tanya Ergaster.

"Tentu aku mengunjungi mu untuk melihat keadaan mu Ergaster, seminggu tidak bertemu bagaimana kabar mu?" Tanya nya lembut.

"Seperti yang kau lihat"

Elise mengangguk, ia mengambil undangan tadi dari Butler. "Haruskah kita berdua pergi?"

Ergaster terdiam. Sebenarnya pergi dengan Elise tidak masalah, toh selama ini Elise yang selalu menjadi teman pergi nya kemanapun.

Tapi ia sedikit ragu, bagaimana dengan Florence? Dia meninggalkan Florence sendiri? Pasti itu akan menjadi bahan gunjingan para bangsawan lain sebab raja tidak pergi dengan ratu melainkan wanita lain yang notabene adalah teman masa kecil nya.

Tapi kenapa ia harus perduli? Dulu dia tidak seperti ini.

"Ada apa? Kau sepertinya ragu?" Tanya Elise. Ia berharap ia akan menjadi partner Ergaster di acara Ficanco agar menunjukkan bahwa Ergaster dan kekuasaannya adalah milik nya.

Setelah lama berfikir, Ergaster pun mengangguk,

"Ayo pergi bersama Elise."

*

"gue jijik sama cewe yang sok perhatian, suka overthinking, pemaksa dan lain sebagai nya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"gue jijik sama cewe yang sok perhatian, suka overthinking, pemaksa dan lain sebagai nya"

"Tapi lu pacaran dengan cewe yang punya sifat kaya gitu semua?"

"Makanya itu gue jijik sama dia."

Semua ucapan itu akhirnya membuahkan hasil. Feby yang awalnya pemaksa, lebay, suka overthinking, perhatian, dan posesif pada Argara kini semua sifat nya hilang begitu saja.

Lantas mengapa Argara malah tidak menyukai diri Feby yang sekarang? Dan mencoba untuk membuat Feby kembali seperti dulu?

[Sudah Update]

The Wild DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang