"Anda tidak pergi?" Tanya Silvi pada Jenny.
Jenny diam sejenak meneguk teh nya.
"Untuk apa?"
"Tentu saja karena nyonya adalah tuan rumah negara Eurendel. Nyonya harus hadir di acara besar itu. Pesta tidak akan berjalan tanpa adanya nyonya" Ucap Silvi antusias.
Jenny tersenyum kecil. "Tapi Silvi, aku tidak ingin di permalukan seperti dulu. Ketika raja pergi dengan sahabat kecil nya, aku malah pergi sendiri dan menerima banyak gunjingan dari tamu lain"
Silvi terdiam. Ia ingin memeluk nyonya besar nya saat ini ketika melihat wajah indah tersebut tersenyum sayu.
"Lupakan soal pesta dansa, bagaimana jika kita pergi ke perpustakaan? Aku ingin membaca beberapa buku" Tutur Jenny lalu bangkit dari duduknya.
"Baik nyonya" patuh Silvi dan mengikuti nyonya nya untuk pergi ke perpustakaan utama kerajaan.
*
"Anda sudah siap tuan?" Butler masuk sambil membawa beberapa surat baru dari pos.
Edgar melirik sebentar lalu lanjut memasang dasi nya.
"Surat dari para petinggi sudah tiba. Khusus nya tuan Hailey, ayah ratu memberikan anda balasan yang seperti nya harus anda baca" Butler menyodorkan surat tersebut.
Edgar langsung membaca dengan cepat. Ia menutup mata sejenak lalu menghela nafas berat usai membaca surat itu.
"Siapkan kereta kuda nya sekarang!" Edgar melangkah keluar kamar.
"Baik tuan"
Langkah Edgar terhenti. "Dimana dia?"
"Di perpustakaan utama tuan" Seakan tau maksud Edgar, Butler langsung menjawab keberadaan ratu.
Edgar mengangguk. Sudah tidak asing lagi jika Florence membaca buku sekarang. Bahkan sehari saja bisa ia baca 10 buku.
Roh pintar apa yang merasuki nya?
Edgar melangkah keluar dan turun menuju kereta kuda.
"Kerumah Elise." Perintah nya pada sipir kuda.
Ia akan menjemput Elise sebelum pergi ke acara dansa tersebut.Jenny memandang kepergian Edgar dari atas jendela sana. Ia memegang buku kedokteran yang sekarang hampir saja remuk karena ia genggam terlalu keras.
*
"RAJA EURENDEL DAN NYONYA ELISE MEMASUKI AULA! BERI HORMAT!"
Pintu terbuka. Semua orang menunduk bersama saat Edgar berjalan menuju aula. Bersama Elise yang berada di samping Edgar.
Elise tersenyum bahagia. Ia bahkan sudah sangat siap jika ia di pilih menjadi ratu menggantikan Florence sang Ratu bodoh!
"Sudah ku duga ratu tidak akan datang"
"Raja pasti memilih nyonya Elise sebagai partner dansa nya"
"Mereka emang cocok di bandingkan dengan ratu"
"Sungguh menawan!"
"Tapi kurasa Ratu Florence lebih indah dan menawan daripada nyonya Elise"
"Aku mendukung Ratu saat ini"
"Ingin taruhan? Siapa yang akan dipilih oleh Raja nanti?"
"Bukankah sudah jelas nona Elise pemenangnya? Ia akan segera diangkat menjadi selir kan?"
"Siapa yang tahu? Pikiran manusia kan bisa berubah"
Bisikan-bisikan terdengar dari para tamu lain. Raja sudah biasa mendengar hal tersebut dan tidak memperdulikan nya. Ia menyambut tuan rumah pesta dansa ini, Ficanco.
"Semoga matahari menyinari mu Raja" Hormat Ficanco bersama dengan istrinya di sebelah.
"Pesta yang menyenangkan" Balas Edgar dengan senyum kecilnya.
"Saya berterimakasih anda dapat hadir dalam acara kecil ini. Semoga anda menikmati acara dan hidangan dari kami" lanjut Ficanco lagi.
Seorang wanita paruh baya datang menghampiri, badan lemas dan wajah nya pucat.
"Perkenalkan ia adalah ibu saya yang baru saja sampai dari negara utara tuan. Perjalanan nya sangat jauh jadi ia terlihat kurang baik. Nama beliau adalah Binca"
Binca memberi hormat yang di balas anggukan oleh Edgar. Ia sedikit khawatir dengan Binca yang saat ini matanya terlihat sayu dan lemas.
Namun ia segera menepis rasa khawatir tersebut dan mulai mengikuti acara.
Edgar dan Elise menikmati hidangan mereka sambil memperhatikan para tamu yang sibuk berdansa dengan pasangan mereka masing-masing.
Rasanya suasana ini tidak asing menurut Edgar.
"Kamu tidak ingin berdansa?" Tanya Elise.
Edgar sedikit ragu. Haruskah ia berdansa?
Edgar dan Elise baru saja ingin bangkit dari duduk nya. Pengawal pintu berteriak.
"PANGERAN II ARELIOS DROVOHY DAN RATU FLORENCE NEGARA EURENDEL MEMASUKI AULA! BERI HORMAT!"
*
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wild Doctor
FantasyJenny seorang dokter yang hebat dan sangat jenius. Ia bahkan bekerja dan memegang jabatan sebagai kepala dokter bedah di rumah sakit Seoul. Umurnya yang masih terbilang muda dapat menandingi para senior di rumah sakit nya. Itulah mengapa ia sering d...