"Semoga dewa menyertai anda."
"Duduk lah"
Jenny duduk di hadapan Ergaster. Jarak mereka saat ini cukup dekat.
"Aku memanggilmu kesini hanya untuk memastikan sesuatu."
Jenny mengambil kue di hadapan nya.
"Bagaimana menurut mu jika kau dan nona Elis saling mendekat kan diri?"
Jenny menaikkan alis nya.
"Kau tahu siapa Yolios d'ear?"
Jenny mengangguk. Ia tahu, bahkan sangat tahu.Pak tua pembunuh yang saat ini sangat ingin ia cabik-cabik.
"Yolios adalah kakek nona Elis."
Apa?
"Yolios meminta ku untuk menjadikan nya orang terpercaya ku"
"Lantas kau menginginkan nya?"
Ergaster menaikkan alis nya. "Kenapa tidak? Dia kakek dari sahabat ku"
BENAR-BENAR MENJIJIKKAN!!
"Lantas apa yang kau inginkan dari pak tua yang hampir tidak bisa berjalan itu?" Jenny saat ini sangat kesal.
"Jaga omongan mu! Saat ini dia menawarkan sesuatu yang amat menarik. Sebuah kristal yang berasal dari penyihir hebat di benua. Aku menginginkan itu, tapi ia menggunakan syarat sesuatu agar aku bisa memiliki kristal tersebut"
"Dan apa itu?"
Ergaster meletakkan cangkir teh nya. "Aku di pinta untuk menjadikan cucu nya sebagai selir"
WTF?!
Jenny tertawa kecil. "Benar-benar persyaratan buruk Ergaster. Hanya sebongkah kristal bodoh kau menaikkan nona Elis sebagai selir?"
"Kristal itu sangat berharga Florence, ia memiliki kekuatan yang saat ini aku butuhkan. Kau tahu? Kristal itu juga dapat menyembuhkan penyakit luar biasa sulit untuk di sembuh kan"
Masa bodoh dengan penyakit.
"Terserah kau saja." Ucap Jenny bodoamat.
*
"Bisa-bisa nya raja bodoh itu menikahi cucu dari seorang pembunuh istri nya? Benar-benar di luar dugaan dan sangat menyebalkan."
Jenny berdiam diri di taman kerajaan sendirian. Saat ini benar-benar kosong, tidak ada siapapun yang menemani nya.
Jenny duduk di salah satu kursi taman sembari menatap air mancur.
"Raja bodoh.."
"BENAR! DIA EMANG BODOH!" suara dari atas pohon mengagetkan Jenny.
"Kau siapa?" Ucap Jenny bingung. Siapa yang berani nya masuk ke dalam istana tanpa pengawasan?
"Aku? Sama seperti mu, pembenci raja." ia loncat dari pohon dan mendatangi Jenny.
"Salam hormat saya kepada ratu Eurendel, semoga dewa selalu bersama anda" Ucap nya menunduk hormat.
Belum sempat Jenny menjawab, pemuda itu tertawa keras.
"Begitukah cara kalian memberi salam?" Ia tertawa terbahak-bahak. "Ini lucu" pemuda itu menghapus air mata nya.
Apa yang lucu?
Dengan seenaknya nya ia duduk di kursi yang sama dengan Jenny.
"Aku tidak percaya dewa. Apa yang hebat dari nya? Tidak ada bukti nyata bahwa dewa benar-benar ada" Ucap nya santai.
Jenny terdiam. Awal nya ia memang tidak percaya apa itu dewa. Namun semakin lama akhirnya ia tidak peduli.
"Omong-omong aku belum perkenalkan diri. Aku Degil'as George, panggil aku Degil" Ucap nya sembari menunjukkan dirinya.
Degil? Jenny langsung tertawa kencang.
Ia sama sekali tidak menunjukkan sikap seperti bangsawan yang tertawa pelan. Namun baru kali ini Jenny tertawa lepas."Ada apa? Apa yang lucu?" Ucap Degil bingung.
"Nama mu benar-benar mirip dengan penampilan mu. Degil."
Ia memakai rompi usang dengan sepatu yang hampir robek. Jangan lupakan tas yang ia sandang di tubuh nya.
Degil tersentak.
"Hey jangan salah. Gini-gini aku sangat di butuh kan di benua ini!" Ucap nya sedikit kesal.
"Oh ya? Kalau begitu beritahu aku, apa yang mereka butuh kan dari mu degil?" Ucap Jenny remeh.
Degil mendekat kan diri nya ke telinga Jenny.
Jenny semakin bingung apa yang akan di lakukan Degil. Baru saja ingin memanggil pengawal, ia langsung di kagetkan dengan sebuah kalimat dari lelaki ini.
"Hey bodoh, aku tahu kau bukan manusia dari dunia ini." bisik nya dengan smirk.
*
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wild Doctor
FantasyJenny seorang dokter yang hebat dan sangat jenius. Ia bahkan bekerja dan memegang jabatan sebagai kepala dokter bedah di rumah sakit Seoul. Umurnya yang masih terbilang muda dapat menandingi para senior di rumah sakit nya. Itulah mengapa ia sering d...