Im Nayeon: Gosip dan Kabar Baik
________________________________Krek
Kim Jisoo memutar knop pintu ruangan bercat putih seluas sembilan meter persegi dengan hati-hati kemudian mengintip keadaan didalamnya dari celah pintu yang baru sedikit terbuka.
"Huh syukurlah"
Katakanlah nasib sedang berpihak padanya. Jisoo akhirnya bisa menghembuskan nafas panjang setelah menahannya mati-matian demi memastikan keadaan Im Nayeon lebih dulu. Untungnya yang diwanti-wanti sedang tertidur pulas dengan posisi duduk membungkuk dimeja kerja, hingga Jisoo bisa masuk dengan aman saat ini.
Demi keamaan dunia, lagi-lagi ia harus mengatur nafas dan berjalan teramat pelan agar tidak mengganggu kelinci rawel yang bisa saja berubah menjadi liar sampai waktu yang tepat untuk ia ajak bicara. Jisoo ingin memberi sedikit kejutan sebagai permintaan maaf.
Dibukanya satu-persatu bawaan berupa makan siang yang bisa dikatakan terlambat, kemudian disugguhkan rapi di meja miliknya agar saat Nayeon bangun nanti ia akan tersentuh dan gagal merajuk melihat usahanya.
Setelah semua makanan tersaji rapi, ia pun membungkuk hendak menyimpan goodie bag yang tadi dipakai mengemas semua makanan kedalam lemari di kolong meja.
"Omo!" Teriak Jisoo seketika saat bangkit menyaksikan presensi Nayeon dengan wajah ditekuk ketat telah duduk tepat dihadapannya.
"Hehehe, mian Nayeon-ah" ucapnya dengan cengiran yang menampilkan gigi putih khas seorang kim Jisoo. Tak lupa dengan dua jari membentuk huruf 'V' sebagai isyarat perdamaian.
Tak digubris, Im Nayeon memilih meraih sendok dan melahap makanannya penuh nafsu. Melihat itu, seketika Jisoo meringis. Antara takut, merasa bersalah juga sedikit il-feel.
Baiklah, untuk saat ini opsi terbaik adalah ikut melahap makanan, dari pada harus mengomentari sikap Im Nayeon. Karena kalau tidak, artinya sama saja menyaksikan makanannya habis tak bersisa dilahap si perut karet di depannya ini.
Wah, sampai sini saja julukan Im Nayeon sudah lebih banyak dari jumlah peran yang muncul sepanjang cerita. Tapi ya begitu, semua julukan itu adalah bukti kedekatan hubungan mereka yang terjalin sejak awal masa kuliah dulu.
"Kau tak berniat menjelaskan sesuatu oh?!" Ketus Nayeon tiba-tiba saat Jisoo malah dengan tenang melahap makanannya tanpa rasa bersalah sedikitpun. "Aish, kau itu hampir saja melakukan tindak pembunuhan pada seorang dokter yang kelaparan tau!" Omelnya kemudian.
Jisoo yang sedang menguyah makanan berusaha menahan tawanya mendengar penuturan sang sahabat. Perlu kalian tahu, kalau Nayeon sudah mengomel, artinya ia sudah lebih baikan daripada diam seribu bahasa seperti tadi.
"Cih, aku benci Kim Jisoo" Rajuknya melihat reaksi Jisoo yang tak sesuai harapan.
Berusaha menelan makanan yang setengah hancur didalam mulut, Jisoo mencoba bersuara. "Mianhe" Jedanya menatap tulus kearah Nayeon.
"Aku tadi membantu bayi yang rewel habis diimunisasi, sama sekali tak bermaksud melupakan sahabatku yang paling baik, manis, sabar dan berarti dalam hidupku dan banyak orang disini. Sekali lagi mian" bujuk Jisoo sengaja dihiperbola.
Nayeon melunak, dapat dilihat dari senyum samar-samar yang berusaha gadis itu tutupi dari tatapan Jisoo.
Bukan perkara sulit membujuk Nayeon. Begitulah kenyataannya. Gadis itu mudah marah, mudah pula memaafkan. Mudah merajuk, mudah pula tersipu hanya dengan ucapan manis yang entah tulus atau tidak.
Itulah Im Nayeon, si kelinci rawelnya Kim Jisoo yang tak dapat dibedakan antara kelewat baik, polos atau memang 'sedikit' bodoh. Maaf Nay, bodoh-nya dikit aja kok. #Peace
KAMU SEDANG MEMBACA
[UN] REAL
FanfictionHow to know if something is real or not? There is evidence. -13.06.21-