Reasons and Decision
________________________________"HYUNG TUNGGU WOI!" Teriak Jungkook kelabakan ditinggal begitu saja oleh si bos gak berperasaan. Pria itu terburu-buru keluar dari mobil dan hampir terjungkal karena kakinya sendiri ketika Taehyung dengan cepat sudah ditelan sebuah pintu di area bawah tanah menuju lantai satu rumah sakit.
Lagi. Kim Taehyung tak peduli sedikitpun dengan kehadiran Jungkook yang sudah mensejajarkan diri dengannya. Pria kelinci itu mendengus menampilkan wajah sebal sambil terus mengatur nafas.
"Belum apa-apa sudah sok penting aja di rumah sakit." Dumelnya kemudian.
"Permisi" Sapa Taehyung sesampainya di meja administrasi UGD, sedangkan Jungkook yang kebingungan dibawa ke ruangan yang menurutnya terkesan kacau, menakutkan, menyakitkan, menyedihkan dan lainya itu, hanya berdiri disamping Taehyung dengan was-was.
"Ya, selamat siang tuan ada yang bias dibantu?" Tanya pegawai itu ramah.
Sebelumnya jangan berfikir pegawai itu tak sopan karena tak mengenali Taehyung yang notabene-nya adalah anak pemilik rumah sakit. Tapi ya memang itu bukan kewajibannya untuk tahu.
Keluarga mereka memang tak terlalu suka mengekspose urusan keluarga yang tak ada kaitannya dengan oprasional rumah sakit. Apalagi Taehyung tidak banyak terlibat dengan urusan rumah sakit seperti yang dilakukan almarhum sang kakak atau kakak sepupunya sekarang. Jadi untuk apa juga orang-orang seisi rumah sakit harus mengenalnya. Kan memang gak perlu?
"Bisa saya bertemu dengan dokter Kim Jisoo?" Tanyanya mengundang rasa penasaran Jungkook, terlihat dari dahinya yang sudah berkerut menatap penuh tanya pada dua manusia dihadapannya.
"Apani? Jangan bilang Taehyungie-hyung punya penyakit serius?" begitulah kira-kira monolog Jungkook dalam hati.
Pegawai tadi tak menjawab dengan suara, melainkan dengan tangan kanan yang ia tunjukkan kearah salah satu ranjang pasien dengan Kim Jisoo dan Adiknya disana.
Taehyung terhenyak melihat sepasang adik kakak itu terlihat kuyu serta kacau secara bersamaan. Jungkook disebelahnya tak luput membolakan mata akan apa yang ia lihat. Namun, isi fikiran pria itu tidak seperti Taehyung yang sedang khawatir, melainkan lebih pada tak menyangka ia dipaksa kesini hanya karena gadis di Mall tadi.
"Maaf, tapi apa yang terjadi?" Tanyanya lagi dengan raut khawatir pada pegawai itu. Ia tak ingin mengganggu dua anak yang terlihat sangat menderita disana dengan kehadirannya yang tiba-tiba.
"Ibu beliau sakit dan sebentar lagi akan ditangani dokter. Jika tuan ingin menjenguk, saya sarankan datang setelah pasien ditangani dan dipindah diruang inap saja."
Tatapan Taehyung tak lepas dari keberadaan keluarga kecil itu, dan setelah bicara sang pegawai berhenti, ia pun kembali menoleh.
"Ya, memang sebaiknya saya menunggu saja. Terimakasih banyak" Ucapnya ramah kemudian melangkah begitu saja meninggalkan Jungkook yang masih penasaran dengan wajah dokter yang dikejar Taehyung seutuhnya.
***
"Halo"
"Halo, ada yang bisa saya bantu tuan muda?"
"Kang Ajushi, saya butuh bantuan Anda sekarang juga. Bisa?" Tanya Kim Taehyung penuh penekanan namun tetap sopan pada orang yang lebih tua darinya.
Tak menunggu waktu lama atau jawaban penuh keraguan, pria hampr paruh baya diseberang sana langung menjawab. "Tentu tuan, apa yang bisa saya bantu?"
Taehyung tersenyum puas dan menjelaskan maksudnya dengan detail hingga dapat dipahami sekretaris baru sang ayah yang akan ia pinjam diseberang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[UN] REAL
FanfictionHow to know if something is real or not? There is evidence. -13.06.21-