Bab 28

935 178 7
                                    

"Nona Abigail, meskipun kau sangat menyadari kehadiran'ku di belakangmu sebelumnya, kau masih menyuarakan niat membunuhmu kepada Lady Seria, bukan? Jadi aku bisa berasumsi dua hal. Satu, kau percaya padaku .... "

"Tidak mungkin aku akan melakukannya."

"Yah, kalau begitu kau mungkin ingin mendengarkan dengan seksama karena pada dasarnya dirimu mengatakan memiliki kontrol emosi yang buruk sehingga kamu mengungkapkan rencana pembunuhanmu tepat di bawah hidung seseorang yang tidak kamu percayai."

Abigail tetap diam sambil menatap Alliot dengan tenang. Alliot berkata dengan nada serius.

"Dengan kata lain, bahkan jika itu hanya demi Lady Seria, gunakan akal sehatmu. Sebelumnya juga, jika aku jadi dirimu, aku tidak akan melemparkan sapu tanganmu sama sekali ke ksatria Marquis Haneton. Sebaliknya, aku akan memilih ksatria peringkat tertinggi dan memiliki kuasa di bawah kendaliku. Itu tidak akan mengarah pada tuduhan penghinaan."

Aura Assassin aneh yang diam-diam mengalir keluar dari Abigail dengan cepat menghilang.

"Itu nasihat yang bijaksana. Aku akan mengingatnya. Tapi aku tidak setuju dengan satu hal."

"Yang mana?"

"Alih-alih membuatnya di bawah kendaliku, aku akan memotong anggota tubuhnya menjadi beberapa bagian."

***

Kamar tidur sepi ketika Seria kembali. Para pelayan sudah mengemasi barang-barangnya dan memasukkannya ke dalam kereta. Dengan tidak ada yang tersisa untuk dilakukan, dia duduk di tempat tidur dan berkedip perlahan. Saat itu baru pertengahan pagi. Dan mungkin karena dia bangun terlalu pagi, kelopak matanya semakin berat.

Dia memejamkan mata saat para pelayan mengatakan bahwa ada cukup waktu baginya untuk beristirahat sebelum dia harus pergi ke Laurel Manor.

"Seharusnya aku tidak tertidur."

Satu jam kemudian dia menjerit tanpa suara dengan penyesalan yang besar.

Ketika dia bangun, dia mendapati dirinya tidak di tempat tidur, tetapi di kereta. Dia mendengar suara roda berputar dengan mulus. Melalui jendela, dia bisa melihat pohon birch putih yang menyerupai lanskap bersalju ditata dengan indah, tapi ada badai salju...

Di tengah pemandangan putih ini, hatinya sama sekali tidak tenang.

'Tidak, mengapa badai salju tiba-tiba...?'

Cuaca pagi itu baik-baik saja, tetapi dari mana awan gelap ini berasal?

Dia menunduk menatap tubuhnya. Dia terbungkus selimut seolah-olah dia masih di tempat tidur. Dan terlebih lagi, dia mengenakan gaun tidurnya. Seolah tidak ada cukup masalah, dia mendongak, merasa malu. Ada wajah cantik di hadapannya. Bibir penuh, hidung mancung di bawah bulu mata perak panjang. Tapi matanya anehnya dingin, seorang pria yang terlihat lebih baik dari kejauhan daripada dari dekat.

(cowok Barat banget gk si vibe'nya 😭 mimin jadi halu)

Betul sekali.

"Aku berada di kereta, dipeluk oleh Lesche Berg dari tempat tidurku. "

Dia sedang tidur nyenyak, beberapa jam yang lalu.

Seria & LechesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang