Beginning of pain

1.3K 163 7
                                    

Semalam Jeno tidak bisa tidur tenang, ia selalu memikirkan kekasihnya. Jeno pun bingung harus dari mana lagi mencari Renjun jika dirumahnya pun sang kekasih tak ada disana.

Jeno duduk dibangkunya dengan kedua tangan yg menutupi wajahnya. Ia tampak tak seperti hari hari biasanya, wajahnya menunjukkan bahwa dirinya sedang tak bersemangat hari ini.

Jam istirahat belum berakhir, Jeno merasa ingin buang air kecil. Ia segera keluar dari kelas dan berjalan menuju kamar mandi. Melewati koridor sekolah dengan kedua tangan yg ia simpan didalam saku hoodie berwarna putih.

Ting

Ponselnya berbunyi, itu adalah suara notifikasi chatting dari salah satu aplikasi. Jeno lupa menonaktifkan suara ponselnya, beruntung sedari tadi tak ada satupun notifikasi yg masuk selama pembelajaran berlangsung.

Jeno mengambil ponselnya dari saku celana, membuka pesan masuk dari Jaemin. Ia sangat terkejut saat membuka pesan itu, foto Renjun sedang berdiri dengan kedua tangan terikat dan tergantung keatas, mata dan mulut yg tertutup, serta darah yg keluar dari luka luka yg menganga.

Jeno meremat ponselnya, nafasnya memburu, rahangnya mengeras.

"Jaemin!" Bisik Jeno

Laki-laki itu segera mencari Jaemin dikelasnya, tak peduli ia berjalan menabrak siapapun yg menghalangi jalannya. Jeno sudah sampai dipucuk amarahnya, rasanya ingin sekali ia cepat mendaratkan kepalan tangan diwajah Jaemin.

"Mana Jaemin!" Jeno berteriak didepan kelas Jaemin

"Gak ada, dia dilapangan basket. Tadi gu-.." ucapan itu terputus saat melihat Jeno langsung pergi begitu saja. Kemudian Jeno berlari menuju lapangan basket.

Saat ia sampai dilapangan, terlihat Jaemin sedang duduk bawah ring basket bersama teman temannya.
Jeno segera menghampiri Jaemin. Ditariknya kerah seragam Jaemin tiba-tiba, memaksa laki-laki itu berdiri untuk menghadapnya.

Bugghh

1 kepalan tangan berhasil ia daratkan dipipi kiri Jaemin.

"Kurang ajar lo Jaemin!! Lo apain Renjun Hah!!"

Bugghh

Murid yg berada di lapangan segera melerai Jeno yg terlihat sangat marah.

"Lepasin gue!! Lo semua jangan ikut campur!" Jeno memberontak

Jaemin hanya tersenyum miring sambil mengelap darah yg keluar dari pucuk bibir kiri dengan ibu jarinya.

"Gimana Jeno? Gue gak main main sama ucapan gue kan?"
"Dan gue gak yakin, Renjun bisa terus hidup"

Jeno semakin marah mendengar ucapan Jaemin. Semakin kuat ia mencoba memberontak dari cengkeraman tangan murid-murid yg menahannya.

"Lepasin gue!!!"
"Gue gak akan biarin lo hidup tenang Jaemin!!"
"Lepass!!"

Tenaga Jeno tetap kalah dengan 3 orang laki-laki yg menahannya.

"Jeno sayang. Lo yg gak akan hidup tenang"
"Pikirin lagi ya ucapan gue"

Jaemin melepaskan cengkeraman tangan yg menahannya dan berjalan perlahan mendekati Jeno. Mendekatkan bibirnya pada telinga kiri Jeno,

Not Now (noren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang