I'm not okay

1.6K 190 7
                                        

Kalo menurut kalian bab ini atau bab yg lain ceritanya menarik, silahkan Vote ya🖤


Pagi ini Renjun memaksakan diri untuk masuk sekolah dengan kondisi yg sangat tidak baik. Luka akibat goresan cutter yg hanya ia tutup dengan kain kasa dan plester, lebam dipipi sebelah kanan, wajah yg terlihat berantakan dan tubuh yg lemas.

Berjalan kearah ruang makan untuk berpamitan pada sang ibu dan saudara kembarnya yg sedang sarapan pagi.

"Ibu, a-aku mau pamit"

"Udah cepet pergi! Ibu gak mau liat kamu"
"Satu lagi, Ibu nyekolahin kamu pake uang, seenaknya aja kemarin kemarin bolos sekolah!"

Renjun hanya menundukkan wajahnya dan tak berani menatap Wendy sang ibu.

"M-maaf bu a-aku..."

Ucapan Renjun terputus saat ponsel Jaemin berdering. Telfon masuk dari kontak bernama Lee Jeno dan Jaemin segera mengangkat panggilan telfon itu.

"Didepan"

"Masuk aja. Ada Renjun kok"

Sambungan telfon itu tiba tiba terputus. Dan tak butuh waktu lama, Jeno muncul dari balik pintu ruang tamu. Jalannya ia percepat karena tak sabar ingin bertemu Renjun.

"Hai Jeno. Mau makan?" Ucap Jaemin saat Jeno datang dari arah belakang Renjun

"Renjun?"

Jeno membalikkan tubuh Renjun kesamping. Kini kedua laki-laki itu saling berhadapan. Renjun menatap kedua mata Jeno dengan tatapan yg sayu.

"Kamu gapapa?" Tanya Jeno

"Ekhemm"

Renjun menundukkan kepalanya, melepaskan dirinya dari cengkeraman kedua tangan Jeno dibahunya. Ia sadar batuk yg disengaja oleh Jaemin adalah sebuah kode agar ia tidak mendekat pada Jeno.

Jaemin turun dari kursi makan dan berjalan kearah keduanya. Berdiri disebelah Jeno dengan kedua tangan yg merangkul lengan Jeno.

"Sayang, dia baik-baik aja kok. Liat aja dia mau berangkat sekolah"

"Kamu mau kesekolah? Aku anter ya?" Jeno tampak khawatir pada Renjun

Renjun menatap kearah Jaemin. Respon Jaemin hanya menaikkan satu alisnya keatas dengan senyum miring dibibirnya.

"Aku bisa berangkat sendiri"

"Kenapa Renjun? Biasanya kan aku yg anterin kamu kesekolah" alisnya menyatu

Pandangan Renjun beralih pada kedua tangan Jaemin yg masih merangkul lengan Jeno. Jaemin yg sadar akan hal itu, lalu semakin merapatkan rangkulannya.

Tanpa sadar air mata Renjun turun dihadapan Jeno dan Jaemin. Jeno baru sadar tatapan Renjun mengarah pada lengannya.

"M-maaf" ucap Renjun,

Renjun membungkukkan badannya kemudian pergi. Jalan dengan langkah yg sedikit pincang karena tali yg mengikatnya kemarin meninggalkan luka di pergelangan kakinya. Laki-laki itu mempercepat langkahnya agar segera menjauh dari rumah itu.

Air matanya terus terjatuh saat ia mengingat rangkulan tangan dan Jeno yg tidak melepaskannya. Hatinya sakit. Ia hanya bisa menangis.

"Maaf Jeno, aku harus menjauh. Tapi hatiku rasanya sakit liat respon kamu waktu Jaemin ngerangkul tangan kamu" batin Renjun

Tangisan itu semakin menjadi ketika ia mengingat kembali ucapan Jaemin agar dirinya menjauhi Jeno dan mengancam Jeno jika dirinya tak menjauhi Jeno.

Perjalanannya menuju halte terasa sangat jauh sekali, padahal halte biasa yg ia datangi tempatnya selalu sama tak berpindah tempat. Berjalan dengan susah payah dan menahan rasa sakit dipergelangan kakinya, akhirnya Renjun sampai di halte itu dengan air mata yg sudah mengering.

Not Now (noren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang