Fly high (End)

2.4K 191 17
                                    

"Renjunnnn!!!"

Jeno berlari kearah Guanlin, kemudian membantunya membawa Renjun masuk kedalam mobilnya yg terparkir didepan sekolah.

Menidurkan Renjun dikursi penumpang belakang, Kemudian Jeno menghampiri Guanlin yg berdiri didepan pintu mobil.

Bugghh

"Lo apain lagi Renjun hah?!!"

Guanlin jatuh tersungkur, tangannya memegang pipinya yg terasa nyeri.

"Bukan gue Jeno, bukan gue"

Bugghh

"Gue bakal cari lo setelah Renjun sadar"

Jeno berjalan kearah kursi pengemudi dan segera mengendarai mobilnya menuju rumah sakit terdekat.

-------

"Sebentar lagi saudara Renjun akan segera sadar. Benturan dikepalanya tidak terlalu parah jadi setelah sadar saudara Renjun bisa pulang kerumah" ucap salah satu dokter yg memeriksa keadaan Renjun

Jeno menunggu Renjun duduk dikursi sebelah ranjang, menggenggam erat tangan Renjun dan memandang wajahnya. Banyak goresan bekas luka menghiasi wajah Renjun.

"Aku bangga punya kamu. Kamu orang yg kuat" ucap Jeno pelan

Setelah menunggu 10 menit, akhirnya Renjun sadar. Renjun mengelus rambut belakang Jeno yg sedang tertidur disampingnya, membuat Jeno terkejut dan terbangun.

"Kamu udah sadar. Sakit ya? Pusing? Jangan banyak gerak ya sayang"

Renjun meringis kesakitan sambil memegang dahinya.

"Pusing Jen"

"Iya sayang iya jangan dipegang terus, kamu istirahat aja, aku disini kok nungguin kamu"

Tangan Jeno menggenggam tangan Renjun supaya Renjun tidak sering memegang kepalanya yg terluka.
Mata Renjun terpejam meringankan sakit kepalanya.

Jeno memanggil dokter yg menjaga ruang UGD tempat Renjun terbaring saat ini

"Dokter, Renjun sudah sadar"

Dokter segera menghampiri Renjun dan memeriksa keadaan Renjun.

"Kalau masih pusing, kamu bisa istirahat disini sampe pusingnya hilang ya. Setelah merasa baik-baik saja, kamu boleh pulang. Tapi sebelum pulang panggil dokter, biar dokter cek lagi kondisi kamu"

Renjun mengangguk pelan dengan mata yg masih terpejam. Sang dokter segera kembali keruang jaganya.

Perlahan Renjun mencoba membuka matanya, menyesuaikan cahaya ruangan yg masuk ke mata.

Jeno tersenyum pada Renjun saat kedua mata itu terbuka lebar. Menggenggam tangan Renjun dan mengelus punggung tangan Renjun dengan ibu jarinya.

"Aku sedih liat kamu kayak gini, aku gak bisa jaga kamu dari laki-laki brengsek itu"

Renjun menyatukan kedua alisnya,

Not Now (noren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang