I'm give up

1.4K 190 5
                                    

"Makasih ya Jeno, aku seneng banget" ucap Renjun

"Iya sayang, aku juga seneng bisa ngabisin waktu seharian sama kamu"

Tiba tiba kedua tangan Renjun membentang kesamping, kedua ujung bibirnya terangkat naik.

Jeno hanya tersenyum manis dengan lengkungan mata indah membentuk bulan sabit, perlahan melangkah maju dan mendongakkan dagu Renjun keatas. Jeno sedikit menundukkan kepalanya, menyatukan bibirnya dengan bibir Renjun.
Laki-laki itu memejamkan kedua matanya, kemudian sedikit melumat bibir bagian bawah kekasihnya itu.

Renjun hanya terpaku diam dengan kedua tangan masih membentang kesamping. Jeno terus melumat bibir itu dan semakin memperdalam ciumannya.

Laki laki bertubuh mungil itu semakin menikmati dan terbawa suasana, tangan yg semula ia rentangkan kini perlahan melingkar pada tubuh sang kekasih.

Tiba tiba saja Jeno mendorong tubuh Renjun untuk menempel dan bersandar pada mobil. Renjun semakin mengeratkan pelukannya mengikis jarak diantara keduanya, ia semakin larut dalam tautan bibir itu.

Sepasang mata sedang menatap kearah mereka sedikit jauh dari lokasi itu. Menatap dengan mata tajam dan sedikit air mata yg membasahi kedua pipinya.

Kini Jeno melepaskan ciumannya, mundur perlahan memberikan sedikit ruang untuk Renjun membenarkan posisi berdirinya.

"A-aku masuk ya Jeno" ucap Renjun

"Yaudah kalo gitu aku pulang ya" Jeno mengusap kepala Renjun

"H-hati hati"

Renjun melangkah masuk kedalam rumah. Jeno masih setia berdiri ditempat semula menunggu sang kekasih masuk kedalam rumahnya sampai pintu rumah itu tertutup kembali.

Saat Jeno berjalan masuk kedalam mobil, laki-laki yg menatap mereka sedari tadi tiba tiba muncul dihadapan Jeno.
Jeno sedikit terkejut dengan kehadiran laki-laki itu.

"Kaget ya gue tiba tiba disini?"

"Sedikit. Lo dari mana?" Tanya Jeno saat melihat pakaian rapi laki-laki itu

"Ngikutin kalian berdua" alisnya terangkat naik sebelah

"Hah? Maksudnya?"

Tangan laki laki itu dilipat didepan dada, "Gue ngikutin kalian berdua ke green hills yg perjalanannya 1,5 jam dan lokasinya ada diatas bukit, bener?"

"J-jadi lo ngikutin gue sama Renjun?"

"Iya dong. Kan gue pengen liat calon pacar gue ngapain aja kalo sama pacarnya" laki-laki itu tersenyum miring
"Renjun itu gak pantes dapetin lo Jen. Oh gue bakal ceritain kenapa dia gak pantes dapetin lo"

Jeno hanya diam, ia sedikit penasaran tentang apa yg ingin dibicarakan laki-laki dihadapannya itu.

"Dia itu cuma anak yg gak dianggep sama keluarganya. Awalnya gue nganggep dia saudara kembar gue, tapi... semenjak gue tau lo punya hubungan sama dia. Gue juga gak sudi punya saudara kembar kek dia!" Suara Jaemin meninggi

Namun Jeno tetap diam tak ingin menjawab.

"Lo tau Jeno? dia yg bikin bokap gue selingkuh dari nyokap gue! Gara gara dia Jeno! Kenapa lo masih suka sama Renjun!"

"Gue sayang sama Renjun, Jaemin! Stop nyalahin Renjun. Gue punya hak buat suka sama siapapun meskipun seburuk apapun dia dimasa lalunya!"

Kedua laki-laki itu saling berteriak meninggikan suaranya.

Jeno kembali membuka langkahnya menuju mobil. Tiba tiba saja ucapan Jaemin membuat langkah itu terhenti kembali.

"Lo gak tau kan dia sering disiksa sama bokap gue? gue denger telinga kanannya bermasalah. Sayang banget ya kenapa gak tuli aja? Atau gue aja yg bikin dia tuli sekalian?"

Not Now (noren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang