30. After 2 Years

922 103 2
                                    

"Perjuangan untuk menghilangkan perasaan ini harus berakhir sia-sia kala namamu kembali terdengar menyambangi telinga."

─Love Math─

***

Menjadi seorang mahasiswi ternyata tidak semudah yang sering Yasmin bayangkan. Gadis itu pikir, masuk ke dalam dunia kampus akan lebih membutuhkan waktu santai ketimbang dengan sekolah. Tetapi realitasnya, kuliah jauh lebih menguras waktu dengan berbagai tugas yang sering membuat Yasmin kelimpungan dibuatnya.

Bunyi dering ponsel dari arah nakas memaksa Yasmin untuk membuka mata. Berdecak sebal, gadis berpiama merah muda itu bangun dari posisi rebahannya lantas menyahut benda yang telah mengganggu waktu tidurnya tersebut.

"Yasmiiiiiin!!!!" Teriakan dari seberang langsung menyerang rongga telinganya saat ia baru saja mengangkat panggilan.

Tanpa melihat layar ponselnya pun, Yasmin sudah mengetahui siapa pemilik teriakan membahana itu. Dira dan kebiasaan berteriaknya adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Sudah berkali-kali ia mengingatkan kepada sahabatnya itu untuk mengucapkan salam sebelum memulai pembicaraan. Namun, sebanyak ia berucap, sebanyak itu pula nasihatnya diabaikan dan hanya dianggap sebagai angin lalu.

"Kenapa?" sahutnya lemas.

Terdengar decakan dari seberang sana. "Jangan bilang kamu baru bangun?" tebak Dira yang hanya dibalas gumaman olehnya. "Astaghfirullah! Anak gadis baru bangun jam segini? Malu sama ayam yang udah berkokok sedari subuh buta, Yasmiiiiiiiin!"

Yasmin segera menjauhkan ponselnya saat kembali mendengarkan teriakan Dira. Ia tidak ingin tuli sebelum waktunya hanya gara-gara suara gadis itu yang terkadang menjelma menjadi toa. Sejenak matanya melirik mesin penunjuk waktu yang menggantung pada dinding di hadapannya yang menunjukkan pukul sepuluh dengan jarum panjang menyentuh angka lima.

Yasmin berdecak kecil. Gara-gara menyelesaikan tugasnya yang sudah dikejar tenggat, ia harus bergadang semalaman dan baru menutup mata setelah subuh tadi. Beruntung hari ini ia tidak memiliki jadwal kuliah pagi. Kalau tidak, mungkin sepanjang perkuliahan Yasmin hanya akan tertidur karena rasa kantuk yang menderanya.

"Eh, Yas!" Panggilan dari arah ponsel membuyarkan lamunan Yasmin. Ia kembali mendekatkan benda elektronik tersebut ke rungunya. "Kamu masih bangun kan?"

"Iya," jawabnya malas. "Kenapa sih kamu telpon aku pagi-pagi gini? Kamu tau gak aku itu baru pejemin mata habis subuh!"

"Kok bisa?"

Yasmin menghela napas. "Gara-gara ngerjain tugas Buk Alma."

"Makanya, kalau mau ngerjain tugas itu jangan suka ditunda. Udah waktunya deadline baru keteteran, kan." Yasmin hanya bergumam sebagai respons. "Oh ya, aku sampai lupa. Aku punya kabar gembira nih buat kamu."

Kening Yasmin terlipat. Namun, sejurus kemudian senyumnya terbit saat mendengar Dira menyebutkan kabar bahagia. "Apa?" tanyanya dengan nada berbinar.

"Kasih tau gak, ya?" ejek Dira membuat Yasmin tak tahan untuk tak merotasikan kedua bola matanya. Selanjutnya, ia bisa mendengar tawa menggelegar keluar dari mulut sahabat menyebalkannya itu.

"Gak jelas banget sih kamu, Dir!" teriaknya kesal. Ia baru saja akan menutup sambungan sebelum rungunya menangkap sebuah nama yang kemudian diucapkan Dira.

"Bang Dimas pulang."

Tiga kata itu sukses membuat Yasmin terpaku. Sudah dua tahun berlalu dan sosok yang amat ia rindukan selama ini akan kembali. Entah bagaimana cara Yasmin menjelaskan perasaannya saat ini. Mungkin kata bahagia seolah tidak cukup untuk mendeskripsikannya.

"Kapan?" Setelah beberapa menit mulutnya terkunci, akhirnya Yasmin mampu mengeluarkan suara.

"Kata bunda sih penerbangannya besok siang."

Yasmin kembali menerbitkan senyum. "Alhamdulillah. Semoga Bang Dimas kembali ke rumah dengan selamat, ya," harapnya kontan dihadiahi ucapan amin oleh Dira.

"Cie, cie! Pasti hati kamu berbunga-bunga sekarang, kan? Karena sang pujaan hati sudah kembali setelah beberapa tahun pergi," ejek Dira sukses menciptakan rona merah pada pipi Yasmin.

"Apaan sih, Dir! Emangnya kamu gak seneng apa?"

"Biasa aja tuh!" Sahutan Dira kontan membuat Yasmin mendengus.

"Oh, biasa aja. Terus siapa ya yang nangis sampek dua hari gara-gara ditinggalin sama Bang Dimas waktu itu?"

"Ish, Yasmin! Gak usah diingetin lagi. Bikin malu aja, deh! Padahal kan aku udah lupa sama kejadian itu."

Yasmin terbahak. "Makanya enggak usah gedein gengsi. Kalau rindu itu bilang aja."

"Iya, iya! Besok kamu ikut jemput gak?"

"Jam berapa?"

"Kata bunda jam 11 siang."

Yasmin mulai mengingat jadwal kuliahnya besok. Hingga kemudian ia harus mendesah kecewa saat bayangan Pak Alwi menyambangi benaknya. Pria paruh baya berkumis tebal itu besok masuk ke dalam kelasnya pada pukul sepuluh pagi. Tentu saja ia tidak bisa ikut Dira lantaran dosennya itu akan mengajar selama dua jam.

"Kayaknya enggak bisa, Dir. Besok aku masuk jam sepuluhan," ucapnya lemas.

Terdengar helaan napas di seberang sana. "Oke, gak papa, Yas. Gak usah sedih gitu dong. Kan kamu masih bisa ketemu sama Bang Dimas kapan aja nanti. Sekarang dia akan selalu stay di Jakarta," hibur Dira mengundang senyuman Yasmin.

Usai melakukan panggilan telepon dengan sang sahabat, Yasmin tidak dapat memejamkan mata. Pikirannya berkelana pada satu sosok yang akan dijumpainya setelah sekian lama.

Setelah melanjutkan pendidikan S2-nya di Singapura, Dimas memang tidak pernah pulang ke tanah air. Pada hari libur, pemuda itu selalu dilibatkan dengan kegiatan yang cukup menguras waktu dan tenaga.

Yasmin tidak bisa membayangkan bagaimana reaksinya nanti saat bertemu dengan Dimas. Dimas hari ini tentu saja berbeda dengan Dimas dua tahun lalu. Yasmin pasti akan menemukan beberapa perubahan yang terjadi pada pemuda itu. Entah dari postur tubuhnya, sikapnya, atau bahkan mungkin kapasitas otak Dimas yang semakin bertambah.

Yasmin benar-benar merasa konyol sekarang. Dia jadi tidak sabar untuk menunggu hari esok.

***

Senin, 28 Juni 2021

__________________

Mohon maaf, tapi Bang Dimasnya cuma pergi satu chapter😭

Omong-omong hari ini ulang tahunnya Love Math. Tepat setahun yang lalu aku publish cerita ini. Tapi karena kesibukan RL akhirnya cerita ini diabaikan dan kembali ditarik sambil revisi tipis-tipis.

Dan sekarang aku mulai update lagi. Meskipun masih sepi pengunjung tapi tidak apa-apa. Mungkin Bang Dimas dan Yasmin belum ketemu sama peminatnya.

Semangat🌼

Love Math✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang