PART : 1

7.1K 49 0
                                    

Pulang sekolah naik angkot sudah agak sore..penumpang berjubel sampai aku mesti gandulan di pintu mobil. Saat mobil menikung tajam ada penumpang yg turun tergesa, sedang dari dalam ada ibu2 yg berteriak : Copet!! Pir stop pir.. Dompetku dicopet orang tadi."
Aku spontan melompat dan mengejar orang yg baru saja turun dan berlari ke arah gang kampung. Tanpa banyak kesulitan kutendang kaki orang itu hingga jatuh tersungkur. Melihat yg menendang aku seorang gadis ia bangun dan melawanku. Sayang sekali ia hanya memukul ke ruang kosong ketika aku cepat mengelak dan merebut tas wanita yg dipegang.

" Heitt!!"
" Aachh.!!" preman itu kutendang dua kali pada dadanya hingga kembali terjatuh. Saat itu banyak orang yg menonton dan langsung membekuk preman itu. Si ibu yg menangis dalam angkot telah berhasil mendapatkan tas miliknya.

" Terimakasih ya neng..."
" Waah..si eneng hebat kek jagoan di film aja.." kata salah satu penumpang sambil memandangku. Sampai di gang menuju rumahku, sopir tak mau kubayar. Malah aku dikasih uang buat jajan.

" Gak usah bayar neng. Ini ada uang jajan dari penumpang.." Ya Allah... Aku cuma melakukan yg aku bisa.
***
Papa tak biasanya pulang sampai larut malam setelah membawa angkot dari subuh hingga seharian mencari penumpang yg bersaing dengan angkutan online. Padahal aku mau minta bayaran spp untuk dua bulan kemarin yg belum dibayar. Adikku taunya ada..karena masih smp belum kepikiran bagaimana susahnya cari duit seperti papaku. Getar hp didalam saku rok seragamku membuyarkan lamunanku. Pasti si Comel yg ngebel kasih info loker. Aku pernah baca lowongan di sebuah situs bila aku bisa direkrut jadi anggota mafia. Ah.. kenapa aku terobsesi pengin jadi gangster ? Apakah karena lingkunganku yg rusak ? Aku terlahir hobi ribut, bisa beladiri dan suka film detektif. Mungkinkah aku jadi reserse ? Tidak mungkin, karena aku hanya anak sopir angkot. Keluargaku miskin, tidak kuat sekolah hingga masuk jadi polisi.

Comel atau Mami temanku senior yg punya sambilan jadi germo sering membujuk aku untuk jual diri lewat online. Hasilnya lumayan bisa buat beli motor. Ah..godain aja. Emang aku cewek apaan ? Kasihan lihat ortu yg kerja keras jadi sopir angkot udah malem begini belum pulang, apa kata papaku kalau denger anaknya jadi lonte. Sialan tuh Comel.

" Apaa?" tanyaku saat kupencet call dia.
" Kalo lo mau karang lo tunggu disitu, gue jemput. Nih ada om Johan yg mau booking. " kata Comel dlm hp. Sialan. Aku matikan hp dan aku beli gorengan buat adik2 yg lagi nungguin papa pulang. Mama yg dapet sambilan masakin di resto juga belum pulang pastinya. Untung Aku tadi dikasih duit guru mate karena bantuin ngajar. Baru saja melangkah masuk rumah, HP getar lagi. Aku dah males aja angkat telpon dari Comel. Kali ini aku lihat di layar bukan Comel, tapi nomer papa. Kaget sampe pegangan kantong gorengan terlepas.

" Papa sedang di RS. Tolong kasih tau mama, carikan duit buat bayarin ke RS. Papa nabrak orang." kata papa dalam telepon. Ya ampuun..kasihan papaku. Aku langsung nangis. Adikku taunya ada gorengan jatuh di lantai mereka pungut dan makan. Sebagai anak sulung aku wajib menggantikan posisi ortu yang kesulitan membesarkan adik2ku. Aku akan lakukan apa saj untuk kebahagiaan ayah dan ibuku.

Sesaat kemudian Comel kembali call dan kuangkat.
" Lo dimana ? Ini gue sama om Johan dah di depan gang rumah lo." kata Comel di seberang.

***

Om Johan itu sangat baik orangnya. Aku tak bisa sembunyikan kesedihan setelah mendengar info ortuku yg kena musibah.
'" Kamu kenapa ? Kok manyun gitu. Ada masalah keluarga? Omong dong"
Kami masih berada di resto untuk makan2 dan ngobrol sebelum ke hotel belah duren.

" Aku sedih.."
" Kenapa ?"
" Papaku nabrak orang sore ini. Dia butuh uang untuk bayarin orang yg ditabrak ke rumah sakit." kataku sambil mengusap airmata yg mengalir di pipiku. Om Johan serius dengar dan ikut mengusap airmataku.

" Butuh berapa ? Ini aku kasih 5 jt dulu. Mana hp mu..via m- banking."
Hah? Benar juga aku cek di hp, rekeningku tambah 5 jt ? Apakah ia akan beli perawanku sebesar itu ? Tapi aku kan sudah gak perawan lagi sejak setahun lalu dipake pamanku.
Om Johan mulai mencium bibirku sambil melucuti baju dan rok seragam abu2 ku. Rasa takutku lenyap terkubur bahagia telah mendapat bantuan dari om Johan untuk papaku. Kubiarkan om Johan merayapi seluruh tubuhku, dan meremas milikku yg kian mengeras karena terbawa birahi yg kurasa. Celdamku telah ia tarik ke bawah dan berserakkan ke lantai.

Hhhhh...aku mendesah ketika om Johan sudah memijit2 klitorisku dengan bibirnya, sedang tangannya meremas dua dadaku yg kian mengeras karena gejolak berahi yg mengalir ke seluruh tubuhku.

Om Johan telah menghubungi rekan dia yg polisi untuk memudahkan urusan papa di rumah sakit dan kepolisian menyangkut mobil bawaan papaku yg ditahan. Aku diam2 merasa respek pada laki2 setengah tua yg kini tengah merangkak diatas perutku. Ia sangat halus dan lembut memperlakukan aku. Aku juga tidak merasa ditekan atau terpaksa melayaninya karena ia sangat baik dan telah menghapus kesedihanku.

Hhhhh...hhhhh..kembali aku mendesah ketika milikku mulai dijejali kejantanannya yg tak begitu besar dan standar. Tapi aku cukup menikmatinya. Letupan demi letupan mulai menjalari tubuhku. Dan milik om Johan sudah lebih 15 menit keluar masuk ke dalam kewanitaanku. Aku merasa mulai mau melepaskan sesuatu dari dalam rahimku. Dan di saat yg sama om Johan sudah menarik miliknya untuk dikocok diatas perutku hingga muntahkan sperma banyak sekali. Laki2 gagah itupun tumbang disebelahku sambil tersenyum.

" Kalau kamu mau, aku akan jadikan kamu simpanan om. Sebulan aku kasih 10 juta, dan kukasih rumah di komplex perum Bintaro." bisik om Johan . Aku senang mendengar ajakan om Johan bukan karena cinta, tetapi aku terharu dengan kebaikannya.

" Jujur yang , aku merasa sangat sayang sama kamu..apa kamu merasa nikmat atau malah gak suka sama main om ?" bisik Om Johan.

" Kenapa ?"

" Aku main terlalu cepat ya?"

" Nggaklah biasa. " kataku Dengan om Johan aku diperlakukan lebih dari sekedar simpenan.

Tapi aku sudah cukup puas dengan etikanya yg selalu terjaga untuk tidak menyakitiku. Tetutama perasaanku.

Aku lihat di hp, rekeningku bertambah 5 juta rupiah saat aku diantar hingga mulut gang menuju rumahku tepat jam 21.00. Aku keluar dari mobil cium tangannya sambil menjinjing kantong besar yg berisi oleh2 buat papa dan adikku.

THE ROSE in MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang