PART : 14

238 7 0
                                    

Lebaran kemarin aku tidak bisa bertemu dengan papa karena sedang ada tugas dari om Johan dan aku harus menyusun skripsi meminta tolong temanku yg sangat cerdas Berliana. Gadis temanku kuliah itu sedang galau karena ditinggal nikah oleh pacarnya yg sudah kumpul kebo dengannya selama dua tahun. Yang lebih menyakitkan lagi pacar Berliana itu adalah bekas kakak iparnya yg telah menceraikan kakaknya karena sudah banyak makan duit dan menjual rumah istrinya. Aku cuma ingin tahu alamat cowok itu, dan mau menolong Berliana barteran dengan skripsiku..

" Habisin aja dia." kata Berliana yg kukenal sangat lembut dan cengeng tapi sangat cerdas.

Aku tetap sebagai mahasiswi yg cantik dan menarik untuk cowok liar yg suka mabok di dugem. Toro nama cowok itu yg fotonya kubawa dan kulihat dia sedang menggandeng gebetan baru di sebuah cafe. Toro memang type playboy yg suka moroti cewek kaya. Toro hampir mirip dengan Fredy si raja mafia itu. Aku.sengaja duduk sendiri sambil pesan miras ke waiter. Toro yg duduk berseberangan denganku menatap mataku sambil mengerling genit. Aku membalasnya sambil meneguk miras.

Ah aku jadi risih bila main di dugem selalu ada teman yg kenal aku. Mereka adalah anak buah Om Johan yg notabene punya saham pada cafe itu. Para bodyguard itu sudah pasang mata dan badan bila melihatku dalam bahaya atau aku berteriak.

" Hai..manis." tiba2 Toro berdiri dan pindah duduk meninggalkan pasangannya pindah ke sampingku sambil mencium bibirku, tapi kusiram wajahnya dengan miras.

Aku beranjak berdiri ketika Toro ingin mencoba menyerang aku. Tapi dari sampingku sudah datang para bodyguard cafe yg langsung mengamankan Toro yg mencoba melawan. Aku sempat menendang Toro hingga lelaki hidung belang itu tersungkur.

" Habisin saja " bisikku kepada bodyguard yg meringkus Toro.

" Oke." jawabnya singkat sambil menyeret Toro untuk dieksekusi di tempat lain. Aku sudah kembali triping bersama lautan muda mudi yg sedang enjoy dalam gemerlap lampu disko dan jedug2 musik hip-hop.

***

Aku sudah belikan motor ninja kesukaan adikku yg baru masuk SMA tahun ini. Senangnya minta ampun ketika mobil pikup mengantarkan motor balap warna hijau itu ke rumah.

" Makasih mbak Elsa..makasih banget mbakku yg cantik." kata adikku sambil mencium pipiku berulang - ulang. Ah Dimas makin ganteng saja sekarang. Pasti banyak cewek2 di kelasnya yg naksir. Aku bersyukur telah bisa membahagiakan orang tua yg sekarang tidak lagi narik angkot. Sedang ibu cukup berjualan makanan saja mendampingi ayahku.

***

Ada cowok kampus yg pdkt dengan aku. Orangnya tidak begitu tampan, tapi ia punya relasi para pejabat dan tentu saja para pengusaha karena ia itu anak pejabat tinggi. Aku harus hati2 untuk menjalin hubungan dengan Henry yg kadang keceplosan omong punya mobil mewah Ferarri dan Cadillac. Saat menjemputmu dari rumahku yg sekarang di luar kota Jakarta, Henry membawa limo Cadillac hitam bak seorang anak raja Quwait saja.

" Mau kemana sih ?"tanyaku curiga.

" Ada deh. Aku mau kenalin kamu dengan keluarga besarku, mau kan ?"

" Ah..aku cuma orang kecil. Bagaimana mungkin aku bisa kenal dengan keluarga kamu. Gak salah omong kamu ?" kataku merendah.

" Tapi aku bangga bisa dekat dengan seorang gadis cantik yg anggun seperti kamu " kata Henry sambil merentangkan tangannya ke pintu mobil yg sudah ia buka dengan remote. Henry sudah janji lewat telepon, karena itu ia datang dengan setelan jas dan pantalon seperti dalam film saja. Dan aku hanya mengenakan gaun sutra hitam bergaris emas dengan bagian punggungku yg terbuka.  tunggu sambungannya ya bro.

THE ROSE in MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang