PART : 18 FURY OF ELSA

39 0 0
                                    

Aku sudah terbebas dari cengkraman Fredy maupun om Johan yg selama ini mengandalkan aku menjadi ujung tombak. Di dalam dunia hitam, tidak ada aturan dan ikatan keluarga atau sahabat. Siapa yg terkuat, dialah yg berkuasa .

"Elsa!" suara om Johan kudengar di belakangku. Aku refleks menoleh kaget. Bagaimana mungkin ia telah berada di tempat ini jika aku datangpun karena perintah laki2 itu. Kali ini bukan aku cinta atau rindu karena dia adalah orang yg pernah mengangkat hidupku menjadi lebih berguna, tetapi curiga. Ada apa sebenarnya dibalik kelakuannya yg seolah sangat membutuhkan aku.

"Om."

"Maaf... aku harus melakukan ini..." kata om Bram sambil menarik pelatuk senapan mesin di tangannya hingga memuntahkan banyak peluru menembus tubuhku.

Dor dor dor..!! Aku terkejut karena tak satupun peluru melukai tubuhku. Sedang om Johan terkejut karena aku sekarang bukan lagi perempuan mainannya. Aku mendadak jadi monster yang sangat kuat memukul rahang om Johan dua kali langsung roboh tak berkutik.

Aku berjongkok sambil meraba denyut nadi di leher om Johan memastikan dia sudah tidak bernyawa. Om Johan tewas di tanganku.

Aku mulai sadar betapa ganasnya kehidupan gengster. Betapa busuk hati om Johan yg mengumpanku kepada Fredy karena ia mulai terancam oleh kekuatanku. Bodyguard orang India yg semula diperintah om Johan untuk melindungiku, ternyata malah ingin memanfaatkan aku. Mereka datang kemudian dari balik pohon besar itu sambil tertawa menerkam aku.

"Ha ha ha.. you have been mine honey.."

"Hiiiaaahhh!!" aku tangkap tangannya dan kurebut senapan mesin yg belum dipakai, lalu kehabisi kawanan India itu dengan sekali tembak.

"Aaaaaccchh" jeritan menyayat dari serdadu India itu tak kudengar saat Fredy tiba2 melompat dengan Jeep manabrak tubuhku.

"Sudah kuduga, kamu memang harus mati sayang. Pantas saja Johan tak kuasa mengendalikan kamu" kata Fredy yg brutal menembak tubuhku dengan rentetan peluru senapan mesin. Bukan cuma aku yg terkejut, Fredy juga melongo melihat tubuhku tak mempan ditembus peluru. Bahkan ditabrak Jeep tuanya pun cuma menghancurkan pagar tembok tanpa merobohkan aku.

"Kau..devil ! oh my Gosh." teriak Fredy ketika tubuhnya terkapar dalam posisi dibawah kepalan tinjuku. Aku sudah tidak bisa membedakan siapa kawan siapa lawan kecuali nafsu ingin membunuh. Fredy tak kuasa menolak ketika tinjuku menghantam dadanya berkali- kali hingga ia tewas di tempat.

***

Aku kembali masuk ke dalam istana gengster Thailand Marco Van Dobos yg menelpon aku dengan sangat hormat karena aku telah berhasil membunuh sindikat Fredy musuh besar Marco. Aku sudah kuasai aset kekayaan Fredy + Johan dan kumasukkan dalam rekeningku. Marco sangat hormat sehingga perintahkan seluruh geng Red Dragon menundukkan kepala saat aku lewat.

"I have proud to be your connection princess Elsa" kata Marco sambil memberi salam hormat kepadaku. Sungguh aku merasa sangat tersanjung ketika Marco dan anak buahnya menghormati aku seperti putri istana. Aku sangat berterima kasih kepada roh gaib yang senantiasa menjagaku di setiap langkahku. Aku tidak tahu apakah mereka bisa melihat the fury in my body? Masa bodoh mereka lihat atau tidak, tapi mereka bisa rasakan betapa aku bukanlah wanita sembarangan seperti yg Fredy kira sebelumnya.

"Now you are my soldier. I am your Queen. I am the law and justice here. " kataku dengan lantang. Semua hadirin tunduk dan patuh kepada undang2 yang kubuat. Aku jadi sangat berwibawa saat duduk diatas singgasana di depan hadirin yang terdiri dari ketua gengster Asia timur dan selatan.

Seorang berpakaian parlente adalah Mentri pertahananku memberi hormat dan melangkah ke hadapanku sambil membawa selembar kertas berisi jadwal penyerbuan.

"The first attact to Kuala Lumpur, Malaysia and Genting island" itu jadwal hari ini untuk menyerbu lokasi kasino terbesar Asia tenggara yg ada di pulau Genting, Malaysia. Aku benar2 tidak percaya kepada apa yg terjadi hari ini. Seperti dalam film James Bond saja ketika aku tiba2 sudah berada didalam istana megah yg dikerumuni anak buah para gengster kelas dunia TRIAD.

       "Terima kasih Miss Elsa telah come back in to the palace." kata salah seorang gengster yg aku belum kenal. Tampaknya mereka adalah gengster dari daratan China yg sangat terkenal. Tapi mereka sungguh tidak kukenal, lantas bagaimana mereka bisa menganggap ku sebagai ratu mereka.

       "Ampun Miss Elsa.. kami semua adalah gengster dari Selangor suka sekali melihat awak menjadi ratu di negri Selangor" kata seorang lelaki berjas putih dan celana pantalon putih pula. Entah bagaimana aku jadi seperti sudah familiar dengan mereka.Mungkin karena saudara kembar ku yg telah melakukan ini semua diluar kemauanku. Kini aku telah dinobatkan menjadi ratu gengster di negri Melayu atau Malaysia .

***

      Betapa bahagianya aku bisa kembali pulang ke tanah air tanpa ada yg tahu jika aku adalah Elisa yg pernah menjadi kaki tangan Gengster besar. Aku pernah jadi pembunuh bayaran om Johan yg kini sudah kubunuh beserta antek2 nya dan kukuras semua hartanya untuk membesarkan usaha ayahku mengelola taxi di Jakarta.

       Aku sudah bangun rumah besar dan sekolahkan adik2ku menjadi sarjana. Ayahku tidak lagi bersusah payah jadi sopir angkot yg selalu berurusan dengan preman dan polisi. Tapi tetap saja ada polisi yang datang minta jatah backingan.

       "Yak ini saya Elisa, ada perlu apa ya pak?" tanyaku pada telepon di seberang.

       "Biasa.. angpao tahun baruu.."

       "Bukannya kemarin sudah dikasih bapak?"

       "Ini satu batalyon dong kan semua juga minta." jawab pak Sentot.

      Gila.. emang gua orang asing main peras begitu. aku langsung suruh dia datang ke kantorku.

      "Bapak langsung datang ke kantor saja ya.. "

     Pak Sentot adalah bekingan Johan yg dulu sering makan duitnya, kan dia sudah kenal siapa aku. Begitu datang ke rumah dengan mobil Camry hitam dan lima ajudannya masuk bertatap muka dengan aku.

      "Oh anda.. boss Elisa ?"
      "Kurang berapa milyar aku harus bungkam mulut kamu ? " kataku sambil lempar sekarung uang.

      "Oh.. maaf.. saya kira.. orang lain.. maaf ya boss" kata Sentot sambil merunduk dan pamitan pergi meninggalkan kantor.

***

THE ROSE in MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang