PART : 16

170 4 1
                                    

Sampai di suatu tempat di kota Rangoon aku sudah lega meletakkan tas tangan dan kopor yg berisi perlengkapan sniper, senjata laras panjang yg bisa dipisah- pisah dan pistol FN serta tissu bius, dan masker wajahku untuk melindungi diri dari pandangan orang yg mencurigaiku.

      Targetku adalah hotel Bangkok inn yg ada prostitusi anak dibawah umur. Aku mesti jadi psk amatir untuk menjaring anak buah Fredy, yg bisa kukorek infonya tentang raja mafia itu.

     Hp bergetar lagi, ah aku harus hati2 dengan nomer yg kupakai karena banyak yg kenal. Aku sudah bicara dengan om Johan jika aku mengganti nomer yg biasa kupakai untuk dihubungi om Johan.

     " Maaf om, ini nomernya mau gue ganti sama nomer baru yg gak bisa dihubungi orang 62+" kataku.

       " Bisa. Tapi aku sudah kirim anak buah orang India yg hari ini mau mencari kamu." kata om Johan. Ah aku jadi bingung nih. Orang India ? Gua gak bisa bahasa tamil padahal.

      " Tok Tok tok." pintu kamarku di ketok saat aku sedang bugil karena aku sedang ganti kostum pelacur kelas teri . Aku langsung buka pintu.

      " Good afternoon madam" kata orang yg kini berdiri berhadapan denganku di pintu kamar. Orang itu memang berwajah India, tapi aku tidak kenal makanya aku tanyakan dia.
       " What is my password sir?" aku masih berdiri di dalam kamar karena pintu kamarku dikaitkan rantai ke sisi tembok.

       " I am from my bos Johan to meet you madam. " jawab orang itu setelah mengucapkan password. Aku bergegas menyuruh dia masuk, dan aku mengunci pintu kamar. Bodo amat orang yg bernama  Amitamit Singh itu memandangiku sambil tersenyum karena aku masih dalam keadaan telanjang bulat.

Lanjutannya, Aku ternyata telah masuk perangkap Fredy yg di Jakarta sudah menyandera Johan untuk mengorek dataku. Ah sialan. Aku dibawa ke markas Fredy untuk menerima hukuman. Entah hukuman mati atau disiksa sampai mati. Pantas aku susah menarik uang dari Johan yg milyaran dari brangkas. Ternyata semua sudah diatur Fredy.

     Tapi aku bukanlah wanita bodoh yg mudah menyerah dan menerima nasib. Sabaaarrrr bro..

     "Haha haha.. you're very sexy girl.. thank for preparing to my passion..." kata India itu sambil menerkam tubuhku yg tak berbusana. Sekalipun aku tahu bahwa kata om Johan India itu orang suruhannya, tapi aku tidak sebodoh itu langsung melayani etitude yg buruk begitu.

      "Sorry friend, I don't know who are you come to me. Go out please." kataku minta India pergi.

      "Oh no.. You have to know about me. No way." jawab India itu bikin aku marah dan curiga. Tapi dia bertubuh besar dan tegap ketika membekuk tubuhku yg sedang bugil. Sekali ia bergerak memutar, tubuhku dibanting ke atas matrass dan ia menindih dadaku. Aku yg sudah pasang kuda2 tidak berdaya ketika tertindih tubuh seberat lebih 200 pond.

     "Hhhhhh... hhhhh  " dengan nafas India itu ketika berusaha meremas dadaku dan menjilati milikku. Tapi aku yakin ia tidak sendiri datang ke kamarku. Pasti ada bodyguard Freddy yg ada diluar hotel hingga aku tak berdaya untuk melakukan perlawanan.

       "Aaaaaaccchh" tiba2 kudengar teriakan dari mulut India itu ketika tubuhnya terpental karena didorong kekuatan gaib yang seperti menyatu dengan tanganku. India itu tumbang seperti kena sengatan listrik hingga kejang - kejang dan menggelepar di lantai. Aku bergegas berdiri dan menyeret tubuh lemas Amit masuk ke dalam kamar mandi lalu mengunci dari luar. Aku masih terheran - heran dengan apa yang baru saja kualami. Ada apa sebenarnya dengan tubuhku hingga aku mampu membuat India itu ambruk dan tewas. Tapi aku merasa lega dan buru- buru berpakaian karena kulihat ada bayang2 manusia yg mendekati pintu kamarku yg terbuat dari kaca fibre.

      Aku gemetar ketika hp dimeja bergetar lagi. Pasti om Johan yang menanyakan keadaanku.

      "Hallo.. hallo.. om.. "

      "Ya.. ini siapa?" tanya dari seberang. Aku langsung mematikan hp karena suara yg kudengar bukan om Johan. Berarti ia dalam bahaya karena hp sudah pindah tangan. Aku makin takut dan bingung harus berbuat apa jika tidak ada om Johan. Freddykah yang telah menghubungi aku? Kan nomer telponku sudah kuganti, bagaimana Freddy tahu kalau tidak merebut hp dari tangan om Johan.

    Benar dugaanku, ketika aku buka pintu lebar, karena aku merasa sudah aman, ternyata di depan pintu kamarku telah berdiri para bodyguard Fredy pastinya.

       "Hand off girl!" perintah salah seorang laki2 bertubuh tinggi besar berjaket hitam.Akupun langsung angkat tangan sambil gemetar karena perutku ditodong senapan pendek.

      Tanpa ampuun aku dibekuk dan digotong mereka masuk ke dalam mobil yang tersedia di parkiran. Setelah mereka yakin aku tidak membawa senjata, mulutku dilakban dan tubuhku diikat dengan jok mobil. Kudengar mereka bicara dalam bahasa Tagalog yang tidak kumengerti. Tapi aku bisa mendengar jika aku akan dibawa langsung menghadap bossnya Fredy.

THE ROSE in MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang