Silakan berkomentar apabila menemukan tipo. ^^
- · -
Semenjak malam itu, Rasyid tak segan lagi untuk menyentuh Anjani. Dia juga selalu meminta izin lebih dulu sebelum melakukan hubungan intim yang lazim dilakukan suami dan istri. Tiada mengelak, memang Anjani belum memiliki rasa cinta untuk Rasyid, tetapi perasan berdebar tiap kali pria itu menyentuhnya tak bisa dihilangkan. Rasa nyeri pun selalu didapati, tak peduli seberapa sering mereka melakukan, Anjani tetap mengeluh sakit saat pria Adipati mendorong masuk.
Satu minggu sekali mereka datang ke klinik guna cek kesehatan dan meminta saran pada dokter mengenai pola hidup sehat. Rasyid begitu bersemangat ketika pulang kerja, membawa buah-buahan, susu kedelai, dan ikan laut segar yang lebih cepat memancing kehadiran buah hati. Yu Roh dibuat tersenyum melihat betapa sayangnya Den Rasyid pada Anjani, dulu suami Yu Roh pun sayang padanya, tetapi tidak ditunjukkan secara gamblang. Biarlah demikian, tiap orang memiliki cara berbeda dalam mengungkapkan rasa cinta kasih.
"Nduk, kenapa?" tanya Yu Roh dengan raut khawatir. Menyentuh bahu Anjani dan mengguncangnya lembut. Pasalnya, mereka berada di halaman belakang, sekadar menyirami tanaman di siang hari. Akan tetapi, Anjani tiba-tiba berjongkok dan menutup wajah dengan telapak tangan, membuat Yu Roh langsung berlari mendekat.
"Ndak apa, Yu." Anjani menggeleng pelan. Memilih berdiri dengan pelan, kepala bagian depannya sakit. Tubuhnya sedikit limbung, tetapi masih mampu dijaga keseimbangannya oleh Anjani. Yu Roh terus menahan punggung Anjani dengan mimik cemas.
"Yu Roh antar ke Klinik Bu Tri, ya, Nduk? Ayo," ajak Yu Roh. Namun, Anjani menolak halus, melepaskan rangkulan Yu Roh di punggungnya. "Ndak usah, Yu. Cuma pusing, mungkin darah rendah. Anjani mau tidur sebentar, Yu. Tolong, dilanjutin." Anjani memberikan selang airnya pada wanita yang menjadi teman dekatnya, wanita muda itu berjalan pelan masuk rumah dengan pusing yang kian menjadi-jadi.
Merebahkan badan lemasnya di atas kasur. Belum puas rasa sakit di kepala, kini sakitnya menjalar sampai ke pundak, pegal, padahal Anjani tidak melakukan pekerjaan berat hari ini. Saat mata terpejam pun, rasa pusing masih hinggap di kepala. Anjani memaksakan diri untuk tidur, memeluk bantal Rasyid yang menguarkan aroma khas lelaki Adipati yang menjadi kesukaannya.
Anjani menunda niatnya untuk tidur mendengar pintu dibuka. Ditemukannya Yu Roh yang masuk membawa air putih dan obat berwarna merah. Anjani hanya membuka mata, untuk bercakap saja rasanya tidak memiliki tenaga. "Ya Gusti, sampai pucat wajahmu, Nduk. Ayo, diminum obatnya, terus tidur. Yu Roh ambilin makan dulu, apa mau roti?" Yu Roh membantunya untuk duduk bersandar.
"Roti aja," jawab Anjani bersuara lesu, sedang tak berminat memakan nasi, membayangkan nasi saja membuat Anjani mual. Yu Roh keluar untuk mengambil permintaan Anjani, dan kembali membawa roti isi coklat. Obat telah ditelan Anjani, air putih sudah berkurang setengah. Anjani memejamkan matanya lama, memperbanyak berdoa pada Allah agar mengangkat sebagian rasa sakit yang mendera.
"Tidur aja. Nanti kalau sudah azan Zuhur, Yu Roh bangunin." Wanita bernama Maisyaroh itu menaikkan selimut hingga dada, membelai kepala Anjani. Melihat Anjani yang terbaring lemah, membuatnya teringat pada anak sulungnya yang merantau ke Jakarta, dulu anaknya pun pernah berada di posisi Anjani.
Anjani mengangguk, ia tersenyum lemah. "Jangan bilangin Kangmas kalau Anjani sakit. Bentar lagi juga baikan."
Perlahan mata Anjani menutup sempurna, Yu Roh berjalan tanpa menimbulkan suara gaduh keluar kamar. Menutup pintu dengan pelan dan berniat melanjutkan pekerjaan di belakang, tetapi urung ketika mendengar suara bel rumah. Yu Roh melangkah untuk membuka pintu untuk mengetahui tamu yang berkunjung di tengah hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sigaraning Nyawa Sang Komandan [Revisi]
RomansaTAMAT ❗ - · - Anjani, gadis desa yang memiliki segudang impian untuk pernikahannya. Menikah bersama dengan pria yang ia cintai, meskipun sekarang ... ia tidak dalam keadaan mencintai. Di usianya yang ke-19 tahun, Anjani telah mendapat julukan perawa...