My Love || 14

182 33 18
                                    

Sinar matahari menyinari wajah manis Allen, dia membuka matanya perlahan. Allen sadar jika semalam, ia ketiduran di kamar suaminya.

Serim masih betah memejamkan matanya tanpa enggan untuk membukanya. Air mata Allen kembali menetes di pipinya, ia kembali menyalahkan dirinya sendiri karena ia adalah penyebab Serim koma.

Dia melirik ke arah laci meja yang tak jauh dari ranjang suaminya. Allen membuka laci itu dan menemukan sebuah cutter masih baru, ia mengambil cutternya dan hendak menyanyat pergelangan tangannya.

Grep!

Tapi seseorang menahan tangannya agar tidak melakukan hal berbahaya seperti itu. Orang itu membawa Allen ke dalam dekapannya.

“Dasar gila! Kenapa kau harus melakukan itu!”

Suara itu Allen sangat mengenalnya, dia menggelengkan kepalanya dan hanya menganggap semua itu adalah mimpi.

“Buka matamu! Jangan seperti ini! Bukannya kau sangat ingin melihatku, Park Allen.”

Allen mendongakkan kepalanya untuk memastikan dia tidak salah dengar. Ia menutup mulutnya terkejut karena orang yang di sayangnya sudah sadar, Park Serim.

“Serim" lirih Allen dengan mata berkaca-kaca.

“Iya ini aku Serim, suamimu tercintamu. Kenapa kau harus melakukan hal senekat itu? Apa kau tidak memikirkan calon bayi di janinmu itu? Pernah gak kau berpikir seperti itu!” Ucap Serim sedikit menaikkan nada bicaranya.

“Maaf, aku sangat frustasi karena kau tidak kunjung bangun. Aku merasa tersiksa jika harus tanpamu. Dan aku juga hampir bunuh diri karena tidak sanggup tinggal sendiri.”

Cklek!

Pintu kamarnya terbuka menampilkan dokter Minkyu dan beberapa perawat lainnya. Dokter Minkyu segera memeriksa kondisinya.

Setelah memeriksanya, dokter Minkyu tersenyum karena kondisinya sudah membaik dan bisa pulang secepatnya.

“Ini sebuah keajaiban dari Tuhan, kondisi tuan Serim sudah membaik dan bisa pulang secepatnya.”

“Terima kasih dokter.” Allen membungkukkan badannya.

Bersamaan dengan itu, keluarga Park dan Bang sudah tiba termasuk Minhee dan Jungmo. Mereka beruntung Serim bisa sadar dan menjalankan aktivitasnya seperti biasa.

“Kakak," panggil Jungmo dengan mata berkaca-kaca.

“Sini sayang.” Serim merentangkan kedua tangannya.

Jungmo sedikit berlari dan memeluk tubuh kakaknya tapi tidak sampai menyentuh lukanya.

“Hiks kakak, aku kira kakak tidak bisa selamat. Aku takut kakak meninggalkan kita semua.” Tangis Jungmo pecah di pelukan kakaknya.

“Jangan nangis lagi oke, kakak disini dan kondisi kakak sudah membaik," balas Serim mengelus pucuk rambut adiknya.

“Ekhem," kata Allen dan Minhee kompak.

Jungmo melepaskan pelukannya, dia menggaruk tengkuknya tidak gatal. Dia sampai melupakan kehadiran Allen dan kekasihnya.

“Kak Serim, aku permisi keluar dulu, ya," pamit Minhee sambil menatap kekasihnya dingin.

“Aku pamit menyusul kak Minhee ya, aku takut dia marah.” Jungmo keluar dari ruangan kakaknya.

“Dasar bucin!”

Pletak...

Satu pukulan mendarat di lengan Serim, yah pelakunya Allen sendiri.

“Idih gak ngaca, kamu juga bucin tau kalau lupa.”

“Yah maaf aku lupa sayang. Sini duduk dulu.” Serim menepuk kedua pahanya.

“Selm jangan aneh-aneh deh. Baru sadar sudah banyak bertingkah," kata Jihoon menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

Bukannya takut tapi malah kelihatan lucu, Seungwoo dan Serim terkekeh melihat ekspresi Jihoon.

“Sayang ayo keluar dulu," ajak Seungwoo menarik lengan istrinya.

Halaman belakang rumah sakit

Jungmo menarik lengan kekasihnya untuk menghadap dirinya. Ekspresi Minhee tetap dingin, dia enggan menatap kekasihnya.

“Kak udah dong jangan marah, aku dan kak Serim hanya kakak adik walaupun itu tidak sedarah.”

Minhee mendorong tubuh Jungmo ke dinding dengan kedua tangan bertumpu di dinding.

“Sepertinya anak nakal ini harus dihukum ya.”

“Kak Minhee," lirih Jungmo.

Minhee menarik pinggang kekasihnya lalu mencium bibir manis milik Jungmo.

“Eungh," desah Jungmo.

Minhee tersenyum penuh kemenangan, dia membawa kekasihnya masuk ke dalam kamar yang sudah dipesan oleh calon mertuanya.

Dia membanting tubuh Jungmo di atas ranjang, Minhee membuka resleting celananya dan Jungmo.

Tanpa aba-aba, Minhee memasukkan miliknya ke dalam hole Jungmo sambil menggerakkan pinggulnya ke samping.

“Akh sa..kit kak, Maaf kak.” Rintih Jungmo.

“Lain kali jangan seperti itu lagi ya, kali ini aku memaafkanmu. Tapi jika kau melanggar lagi, aku pastikan kau tidak bisa berjalan.” Minhee memakai celananya kembali begitupun juga Jungmo.

“I..ya kak.”

“Ah satu lagi, aku akan segera melamar kamu," ucap Minhee membuat Jungmo kaget.

“Lalu bagaimana dengan orang tua kakak? Apa mereka merestui hubunga kita setelah tau latar belakangku?”

“Kamu tenang saja ya, orang tuaku tidak memandang latar belakang seseorang. So, Will you marry me?”

“Yes, i Will.”

TBC

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Love || Sellen + Minimo✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang