My Love || 04

233 42 22
                                    

Sesampainya di rumah, Allen membantu suaminya ke kamarnya. Dia melakukannya karena terpaksa. Allen membaringkan Serim ke ranjang size miliknya.

"Habis ini makan terus minum obat," kata Allen dingin.

Serim menggelengkan kepalanya menolak. Sejak kecil, ia tidak suka minum obat tapi kalau Jihoon—bundanya sudah memaksanya, dengan sangat terpaksa Serim meminum obatnya.

"Astaga! Apa sih maumu?! Kalau kau gak makan, kapan bisa sembuhnya?! Aku tuh males harus ngurusin orang sakit, terutama itu kau, Serim!"

Serim tepat tidak mau meminum obatnya. Allen menghela napasnya, ia langsung mengambil bubur yang sudah Allen beli tadi.

"Nih, makan buburnya sana. Gak usah manja!" ketus Allen.

Serim mengangukkan kepalanya, ia makan buburnya itu. Tak berselang lama, ia sudah menghabiskan buburnya. Allen meletakkan mangkok bubur ke nampan, ia menyodorkan beberapa pil untuk Serim.

"Tapi, aku gak mau minum obat, Allen."

"Gak ada penolakan! Kau harus bekerja mencukupi kebutuhan aku. Jadi minum saja obatnya."

Dengan sangat terpaksa, Serim meminum obatnya. Setelahnya, Allen memintanya istirahat. Allen hendak pergi namun, pergelangan tangannya digenggam Serim. Allen berdecak kesal.

"Apa lagi, sih?!" bentak Allen.

"Temani aku tidur sampai aku sembuh."

"Ogah banget, ih!" Allen menghentakkan kakinya, lucu.

"Please..."

Allen memutar bola matanya malas, ia terpaksa mengiyakan perkataan suaminya. Allen mengganti bajunya terlebih dahulu, lalu ia membaringkan tubuhnya di samping Serim.

"Cepat tidur!" perintah Allen, galak.

Grep!

Serim memeluk pinggang Allen erat, sang empu mendengus sebal. Ia ingin menjauhkan Serim darinya tapi tidak bisa karena Serim sudah terlelap dalam tidurnya.

"Ih menyusahkan!" kesal Allen.

Jam tiga dini hari, Serim terbangun dari tidurnya. Ia pergi ke kamar mandi dengan kondisi kepala masih pusing. Serim tidak tega meminta bantuan Allen karena istrinya itu terlelap dalam tidurnya.

Bruk!

Serim terjatuh di dalam kamar mandi, tubuhnya sakit. Hal itu membuat Allen kaget dan membuka matanya. Ia melirik ke sampingnya, tidak ada sosok Serim. Allen berdecak sebal, ia pergi ke kamar mandi.

"Ya ampun, sedang apa sih?! Kenapa gak minta tolong sama aku. Nyusahin tau!" bentak Allen menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Maaf, aku gak tega bangunin kamu. Kamu kelihatan capek."

Allen menghela napasnya, ia membantu Serim berdiri. Ia memapah Serim ke ranjangnya. Allen tidak sengaja memegang kening Serim, badannya panas.

"Badanmu panas loh," kata Allen.

"Gak papa, sudah biasa kalau aku sakit kayak gini."

Lagi-lagi Allen hanya bisa menghela napasnya, dia bingung apa yang dipikirkan suaminya itu. Allen pergi ke kamar mandi untuk mengkompres Serim.

"Biar aku saja," ucap Serim hendak mengambil handuk dan air hangatnya.

"Gak! Biar aku saja, mending kau nurut saja."

"Ya, sudah, iya."

***

Sinar matahari menembus jendela kamar Serim. Allen membuka matanya perlahan, ia hendak ke kamar mandi namun, seseorang memeluknya. Allen tidak suka dipeluk suaminya sendiri.

My Love || Sellen + Minimo✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang