My Love 13

174 30 20
                                    

Dua bulan kemudian...

Sudah dua bulan tidak ada tanda-tanda perkembangan Serim. Dia masih betah memejamkan matanya tanpa mempedulikan orang sekitarnya.

Setiap hari Allen selalu berdoa untuk kesembuhan suaminya, tapi takdir masih belum berpihak kepadanya.

Semenjak Serim koma, Allen jadi pendiam dan hanya berbicara seperlunya bahkan dengan orang tuanya juga.

Parahnya lagi Allen pernah mencoba bunuh diri karena tidak sanggup hidup tanpa suaminya itu. Dirinya sangat kacau, untung saja Chan berhasil mencegah putranya bunuh diri.

Setiap hari yang dilakukannya hanya diam sambil menunggu Serim bangun dari tidurnya. Allen sudah lelah dengan semuanya.

Allen mengepalkan tangannya kuat, dia berniat menemui Siyeon, wanita yang sudah membuat suaminya terluka.

Dia mengambil kunci mobil Serim di meja, tanpa sepengetahuan yang lain, Allen mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sangat tinggi.

Sesampai di sel tahanan, Allen meminta salah satu penjaga untuk memanggil Siyeon. Dia terus mengepalkan tangannya kuat dan harus bisa menahan amarahnya.

Lima menit ia menunggu, akhirnya orang yang di tunggu sudah datang. Siyeon memandangnya dengan tatapan tidak suka.

"Kenapa kau ada disini? Apa maumu?" tanya Siyeon sinis.

PLAK! PLAK!

Dua tamparan mendarat di pipi mulus Siyeon. Allen menahan amarahnya sambil mengepalkan tangannya.

"Kau wanita jahat! Kenapa kau melakukan itu kepadanya? Karena kau, Serim koma dan sampai sekarang tidak sadarkan diri. Kau wanita iblis!"

"Lalu apa urusannya denganku? Suamimu itu bodoh karena lebih menyelematkan nyawamu daripada dirinya sendiri. Itu semua bukan sepenuhnya salah aku."

Allen mendorong tubuh Siyeon ke dinding, lalu mencengkeram rahangnya cukup kuat. Salah satu penjaga beranjak dari duduknya untuk menghentikan aksi gilanya.

"Lebih baik kau mati sekarang! Aku tidak sudi melihat wajah licikmu. KAU HARUS MATI SIYEON!" teriak Allen frustasi.

Para penjaga berusaha menghentikannya tapi tidak ada yang bisa. Salah satu dari mereka melihat ponsel Allen di meja dan untungnya tidak di password.

"Halo sayang kamu dimana?"

"Maaf Pak saya bukan pemilik ponsel ini. Saya adalah salah satu penjaga di sel tahanan."

"Kenapa ponsel anak saya ada di anda?"

"Pemilik ponsel berbuat onar disini, dia ingin membunuh narapidana di sel tahanan ini."

"Baik saya segera kesana."

Pip...

Chan mematikan panggilannya dan pergi ke sel tahanan. Ia sengaja tidak memberitahu Seungmin tentang apa yang terjadi.

*****

Sel tahanan

Chan memarkirkan mobilnya di salah satu parkiran khusus pengunjung. Ia sudah tau penjara yang dimaksud penjaga tadi.

Dia membuka pintunya sedikit kasar, Chan melihat putranya ingin membunuh Siyeon. Ia langsung menarik Allen menjauh dari wanita itu.

"Ayah lepasin aku! Jangan mencegahku, wanita itu harus mati. Dia penyebab Serim koma," kata Allen berusaha melepaskan diri dari cengkeraman ayahnya.

"Ayah mohon tahan emosimu, jangan seperti ini. Suamimu tidak suka dengan sikapmu sekarang. Biarkan hukum yang membalas semuanya. Tenangkan dirimu sayang."

Air mata Allen menetes di pipinya, dia kembali menangis di pelukan sang ayah. Dia sadar apa yang dirinya lakukan itu salah.

Allen semakin mengeratkan pelukannya, dia hanya membutuhkan sandaran disaat dirinya sedih. Hanya Chan yang bisa dijadikan sandaran.

"Terima kasih Pak sudah menghubungi saya. Saya pamit undur diri ya," ucap Chan kepada penjaga sel tahanan.

"Baik Pak."

*****

Kantin rumah sakit

Saat ini Chan dan putranya membeli makanan di kantin rumah sakit. Allen tidak menyentuh makanannya sama sekali, nafsu makannya hilang.

"Makan dong sayang. Jangan seperti ini, kamu butuh energi."

"Allen gak nafsu. Yang Allen butuhkan hanya kehadiran Serim," lirihnya.

"Ayo sayang makan dulu, kasihan bayi di perut kamu. Dia membutuhkan energi dari ibunya."

Mendengar nama bayi, Allen mengusap air matanya kasar dan memakan makanan yang sudah di pesan Chan.

Drrrt... Drrrt...

Ponsel Chan berdering, dia sudah tau siapa yang menelepon. Ya siapa lagi kalau bukan istrinya, Kim Seungmin.

"Kakak ada dimana sih? Dari tadi aku cariin kakak tau."

"Kakak di rumah sakit sayang. Ceritanya panjang."

"Ya udah aku kesana ya. Kak Chan mau dibawakan apa?"

"Tidak ada, kakak membutuhkan ciuman di bibirmu."

Pip...

Panggilan diputus sepihak oleh Seungmin. Kedua pipinya mereka setelah mendengar kata ciuman dari suaminya.

Seungmin memesan taksi ke arah rumah sakit. Dia penasaran apa yang telah terjadi.

Kini Seungmin sudah berada di rumah sakit, suaminya sudah menceritakan apa yang terjadi.

Allen tertidur di bahu ayahnya, wajahnya sangat kelelahan. Dia capek harus menunggu Serim bangun dari komanya.

"Kak Chan bawa Allen ke kamar aja," kata Seungmin dan diangguki oleh Chan.

"Iya sayang."

TBC

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Love || Sellen + Minimo✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang