Setelah satu hari ia tidak pulang, dan menginap di kantor, hari ini akhirnya ia memutuskan untuk pulang.
Haris langsung mengecek handphone nya begitu pesan dari Naomi masuk. Ia menghentikan mobilnya sejenak di pinggir jalan.
""Tes tes!""
""Haloo""
"Halo kak"
""Senyumnya manis banget ya~""
""Tapi matanya bengkak banget sayang. Udah lega belum, nangisnya...?""
Keyla diam. Kemudian mengangguk pelan.
""Kamu santai aja ya. Ini kita cuma sharing pengalaman. Kamu bebas cerita manatau selama ini kamu merasa ga bisa ceritain apa yang kamu pendam, okey?""
Keyla mengangguk lagi.
""Kakak sedih lihat ekspresi kamu Keyla... Tapi disisi lain senyum kamu kayak orang paling bahagia ya""
""Jadi, gimana harinya belakangan?""
Keyla tersenyum, mengangguk. "Hm, baik kak."
""Apa yang buat suara kamu kayak gitu Keyla? Apa yang buat suara kamu kedengeran sedih banget, tapi di waktu yang bersamaan wajah kamu bisa senyum secerah itu?""
Kedua tangan Keyla saling meremas. Ia tampak gugup memikirkan jawaban.
Ia menggaruk tengkuknya. "karena... Keluarga aku..?" jawabnya ragu.
""Oh ya? Keluarga kamu baik?""
Keyla tersenyum. Mengangguk. "Hmm... Mereka baik. Semuanya sayang aku," ujarnya sembari menatap langit-langit.
""Kalau gitu, apa yang mau kamu sampaikan ke mereka..?""
Keyla memainkan bibirnya sejenak. Ia tampak takut untuk mengucapkannya.
""Ayo Keyla, santai aja""
Keyla menarik nafas panjang, kemudian menghembuskannya perlahan. "Aku harap, mereka bisa bareng-bareng selalu. Bisa bahagiain satu sama lain. Aku harap mereka semua bisa bahagia lagi kayak dulu."
""Tunggu... Keyla kenapa nyebut 'mereka', emang Keyla ga termasuk?""
Keyla tertawa canggung. Ia menunduk dan menatap kepalan tangannya di atas paha.
Kemudian, ia menggeleng pelan.
""Kalau gitu Keyla... Sekarang, apa yang kamu ingin orang untuk tau?""
"Aku..." Detik itu, mata Keyla sudah mulai berkaca-kaca. Bibirnya bergetar membuatnya sulit mempertahankan senyuman.
""Tarik napas dalam-dalam Keyla. Tenang. Gak akan ada yang menghakimi kamu hari ini""
Keyla mengangguk patah-patah. Menarik nafas panjang. Ia kemudian menunduk dan tersenyum canggung.
"Aku mau papa tau kalau aku sayang banget sama papa.""Aku mau papa tau kalau setiap kali papa bentak dan mukul aku, hati aku sakit banget. Tapi aku gak bisa marah karena aku sayang banget sama papa," sudut bibir Keyla semakin bergetar.
""Ayo lanjut Keyla""
""Keluarin semuanya""
Keyla menggigit bibirnya keras. "Aku mau papa dan kakak tau kalau selama ini aku gak baik-baik aja. Aku di bully di sekolah. Temen-temen aku jauhin aku karena mereka tau soal ibu, tapi aku gak bisa ngelak karena yang mereka bilang bener."
KAMU SEDANG MEMBACA
For The Sweetest, Keyla [END]
Teen Fiction"Kalau Kak Sean, mau aku pergi?" "Iya. Selama itu bisa bikin keluarga gue tentram, gue mau lo pergi." "Selamanya kita gak bakal bisa jadi keluarga. Lo bukan adek gue. Begitupun gue bukan kakak lo. Mau seberharap apapun lo sekarang, lo tetap harus sa...