For The Sweetest, Keyla [END]

#if you were here

Kalau saja...

Sean berlari cepat setelah motornya terparkir di halaman kost-kostan Keyla. Laki-laki itu langsung menerjang pintu, dan berhasil terbuka bersamaan tubuhnya ambruk kedalam.

"Kela—!" serunya tercekat. Langsung bangkit dan mendekati gadis yang kini duduk di pojok kasur dengan tatapan kosong.

Kedua alis Keyla menyatu. "Kak Sean..?" lirihnya begitu kedua tangan Sean menyentuh pipinya, menangkup wajahnya pelan.

"Kak Sean?" tanya Keyla hendak memastikan diantara pandangannya yang mengabur.

Sean menggigit bibirnya, segera menarik Keyla kedalam dekapannya, menyembunyikan wajahnya di atas pundak kurus gadis itu.

"Maaf—" suara Sean terputus. Ia memejam erat, menangis terisak-isak saat untuk pertama kalinya ia merengkuh tubuh sosok yang selalu ingin ia lenyapkan itu.

Keyla diam. Menikmati mimpi yang kini terasa semakin nyata.

"Keyla..." lirih Rei di ambang pintu. Laki-laki itu berjalan dengan kaki gemetar. Tubuhnya nyaris luruh ke lantai demi mendapati bagaimana keadaan Keyla sekarang.

Laki-laki itu berhambur kedalam pelukan Keyla. Mendekapnya erat sekali. Ketakutan setengah mati sebab jika ia telat sedikit saja, ia tidak tau apakah ia masih bisa melihat adiknya itu.

"Kamu gapapa? Hah?" tanya Sean sesak, menarik wajah Keyla yang pucat.

Keyla diam. Matanya menatap lurus pada binar Sean yang untuk pertama kalinya menatapnya dengan tatapan seperti itu.

Sedetik, sudut bibir Keyla tertarik. Gadis itu tersenyum. Sebelah tangannya terangkat menyentuh pipi Sean, merasakan hangatnya tubuh laki-laki itu.

Andaikan seperti itu.

Andaikan hari itu mereka menemui Keyla lebih cepat.

Andaikan saja hari itu Sean tidak menolak pelukan gadis itu.

Akhirnya pastilah tidak seperti ini.

[]
.

#if you were here
Kubuat dengan tujuan memberi tau betapa pentingnya kehadiran kalian untuk orang-orang disekitar kalian.

Please be aware dengan kemungkinan orang-orang disekitar kalian yang membutuhkan pertolongan.

#if you were here
Juga kubuat sebagai bentuk penyesalan dari kejadian nyataku.

Aku berharap aku bisa nurutin permintaan temenku untuk bertemu sebelum akhirnya dia meninggal.