"Wawwww, Keyla Maharani makan apanih~?"
Keyla yang baru saja membuka kotak bekal makan siangnya, langsung mendengus malas. "Pergi deh lo, jangan ganggu orang makan," ucapnya, menatap malas pada orang-orang yang berlalu lalang di lapangan.
Fara spontan menutup hidungnya, mual. "Huwek! Bau apaan nih?!" Gadis itu menarik kotak bekal Keyla mendekat, kemudian menciumnya. "Makanan lo basi ya?!" tanyanya dengan suara keras, sengaja.
Keyla memutar matanya, tak berniat menjawab. Ia langsung merampas makanannya kembali.
"Sumpah, bisa-bisanya lo bawa makanan basi ke sekolah? Gak punya duit apa gimana?"
"Bacot ya lo. Bodoh apa gimana? Ga tau bau mentega?" tanyanya kesal masakannya dimaki.
"Bacot apanya? Semua orang liat makanan lo juga muntah. Pucat, basah, bau lagi. Ih najis. Kayak tai jadinya."
Tangan Keyla mengepal. "Muka lo yang kayak tai," ketusnya, duduk dan mengalihkan wajah. Sial. Keyla jadi over thinking. Apakah keluarganya juga sependapat dengan Fara? Makanan ini terlihat buruk?
Keyla menyuap makanan itu ragu. "Tapi enak kok," gumamnya. Masakan yang tadinya ia bangga-banggakan mendadak ia ragukan. Memang, nasi gorengnya sedikit pucat karena ia tau mereka sering makan nasi goreng di restoran, dan biasanya nasi goreng restoran pucat-pucat seperti ini. Jadi Keyla hanya berusaha menirunya.
Keyla mendengus malas. "Fara sinting," umpatnya kecil, menggeleng, kembali menyuap makanannya ke dalam mulut.
Namun tak berapa lama kedamaian itu ia dapatkan setelah Fara pergi, sebuah bola tersasar mendadak mendarat tepat di atas kotak bekalnya. Hanya dalam hitungan detik, kotak bekal itu retak, terbang ke udara, kemudian terjatuh ke lantai.
Keyla melongo melihatnya. Tidak menyangka makanannya raib begitu saja.
Sejenak, tenggorokannya terasa tercekat. Ia baru makan tiga suap dan..?
Mata gadis itu terangkat ganas mencari siapa yang melemparnya dengan bola. Kemudian, tak perlu waktu lama baginya untuk menemukan Fara yang tergelak tawa di tengah lapangan.
"NASI GORENG GUE FARAAAAAAAAAA!" jerit Keyla kencang, hingga seluruh wajahnya memerah.
Fara bersama gadis-gadis lainnya, terkikik melihat Keyla yang menjerit histeris.
"UDAH MAKAN AJA YANG JATUH, LO KAN MISKIN, PASTI UDAH TERBIASA MAKAN-MAKANAN SAMPAH!"
Kepalan tangan Keyla bergetar. Rahangnya mengatup rapat. Emosi seketika langsung naik ke ubun-ubun nya. Dengan langkah cepat, dihampirinya Fara dan teman-temannya.
"LO ADA MASALAH APA SIH SAMA GUE?!"
"Wow, santai Key. Ngotot banget."
Keyla maju dan mendekati Fara yang masih berdiri santai, tampak tidak gentar sama sekali di wajahnya. Ia mencengkeram kerah seragam gadis itu. "Lo cari masalah sama gue hah?" tanyanya geram.
Fara mengangguk. "Iya, kenapa? Emang lo pikir gue takut sama cewek gila gak tau malu kayak lo?" Ia mendorong Keyla mundur. "Kalau lo mau baku hantam di sini, ayo! Gue ladenin," ujarnya, menunjuk lapangan yang tengah mereka pijak.
Keyla mendengus. Tertawa. Gadis itu mengangguk pelan. "Oke. Gue juga udah gak sabar," tantangnya balik sembari melepas jam tangannya.
Tanpa aba-aba, Fara langsung menerjang rambut Keyla. Namun berbeda dengan gadis itu, Keyla justru melayangkan tendangan lurus pada perutnya. Gadis itu tersedak, terbatuk kencang.
"Lo gila—?!" teriak temannya yang lain, membantu Fara berdiri.
"Apa? Katanya baku hantam, bukan jambak-jambakan," ujar Keyla kelewat santai, mengedikkan pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
For The Sweetest, Keyla [END]
Roman pour Adolescents"Kalau Kak Sean, mau aku pergi?" "Iya. Selama itu bisa bikin keluarga gue tentram, gue mau lo pergi." "Selamanya kita gak bakal bisa jadi keluarga. Lo bukan adek gue. Begitupun gue bukan kakak lo. Mau seberharap apapun lo sekarang, lo tetap harus sa...