"Keyla"
Keyla diam. Ia ketakutan. Kedua tangannya yang berada di atas paha saling mengepal satu sama lain.
"Kenapa kamu pukulin dia?" tanya Haris.
Keyla melirik Haris sejenak.
"Jawab papa, papa gak akan marah," ucapnya, mulai meraih kedua tangan gadis itu. "Kamu digangguin sama mereka?"
Begitu Haris mengatakan hal itu, pertahanan Keyla hancur. Gadis itu menunduk dalam dan mulai menangis hebat. Ia mengangguk.
"Maaf pa..." lirih Keyla.
Haris menggeleng. "Bukan salah kamu," ucapnya. Ia mulai menarik Keyla kedalam pelukannya.
"Pasti berat ngalamin itu semua ya?" bisiknya lembut, membiarkan tangis gadis itu meledak di dalam pelukannya.
"Sakit banget pa..." isak Keyla. "Rasanya sakit banget hiks.."
.
.
.Haris membuka matanya. Menoleh ke sampingnya perlahan. Benaknya kembali ke masa saat ia menghajar gadis itu setelah dirinya dipanggil ke sekolah.
Ia ingat persis. Bagaimana Keyla menangis tanpa suara. Duduk diam disebelahnya.
Haris tak melihat wajahnya. Haris tak melihat matanya. Mata yang mengisyaratkan sejuta luka itu. Wajah lelah juga putus asa yang ia pendam mati-matian.
Kalau saja ia Haris mau bertanya. Kalau saja Harus tidak langsung menghakiminya.
Apa akan ada sesuatu yang berubah?
[]
.#if you where here 2
Berhenti menghakimi cerita seseorang.
Berhenti beranggapan menangis adalah kelemahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
For The Sweetest, Keyla [END]
Novela Juvenil"Kalau Kak Sean, mau aku pergi?" "Iya. Selama itu bisa bikin keluarga gue tentram, gue mau lo pergi." "Selamanya kita gak bakal bisa jadi keluarga. Lo bukan adek gue. Begitupun gue bukan kakak lo. Mau seberharap apapun lo sekarang, lo tetap harus sa...