Waktu terus berjalan hingga akhirnya sampai di pukul empat pagi.
Meskipun tidak banyak berkata, Keyla masih sempat tertawa sambil menyuruh Bu Sari dan suaminya tidur saja.
Namun tentu saja, Bu Sari tidak bisa benar-benar tertidur. Dua jam sekali ia tersentak dan menatap Keyla yang berbaring di sofa ruang tengahnya, tidak tidur. Ia harus memastikan anak itu tidak berbuat aneh-aneh pada dirinya sendiri.
Hingga pada akhirnya, matahari pun mulai menampakkan diri. Langit perlahan-lahan mulai menerang. Keyla bangkit dari posisinya dan mendekati Bu Sari.
"Aku pulang ya Bu," pamitnya.
Bu sari menatap suaminya sekilas. "Gak mau disini aja?"
Keyla diam. Langsung menyalim tangan Bu Sari dan suaminya, kemudian pergi keluar.
"Keyla! Keyla!" cegat Bu Sari sebab Keyla berjalan dengan sangat cepat. Gadis itu seolah mengejar sesuatu.
Begitu ia berhasil menghentikan Keyla, Bu Sari tersenyum kikuk. "Ibu beresin kamar kamu ya?" tawarnya, sebagai alibi untuk mengambil semua benda tajam di kamar anak itu.
Tak di duga, Keyla mengangguk menurut. Memberikan waktu satu jam untuk Bu Sari menyingkirkan semua sampah di lantai kamarnya, sambil diam-diam mengambil semua benda yang menurutnya berbahaya.
Selesai, kamar Keyla tampak lebih baik. Setidaknya ada ruang untuk berpijak dan makan dengan nyaman. Jendelanya pun sudah di buka bu Sari.
"Kamu yakin di tinggal sendiri? Ibu panggil kakakmu ya?"
Kedua alis Keyla menyatu, ia menatap Bu Sari tidak suka. "Ibu mau manggil siapa? Emangnya aku ada keluarga?"
"Aku kan udah dibuang," sambungnya, masuk ke kamarnya.
Bu Sari menghela. Sejak semalam, emosi Keyla berubah-ubah hanya dalam waktu singkat. Sebentar menggila, sebentar tertawa, sebentar santai, sebentarnya lagi marah.
Tak berapa lama, Keyla membuka kembali pintu kamarnya. "Jangan telpon siapa-siapa, aku udah gak ada hubungan sama mereka," peringatnya tajam.
Setelah Keyla menutup pintunya, Bu Sari masih berdiri diam. Ada banyak keraguan dalam dirinya. Ia merasa ini semua sangatlah tidak aman.
Di dalam kamarnya... Keyla duduk di kasurnya, mengambil handphonenya kemudian menatapnya lamat-lamat. Ia memberanikan diri membuka aplikasi chatting yang sebenarnya di penuhi pesan dari Leo dan Juna.
Namun ia beralih pada room chat nya dengan Yuta.
Mata Keyla berkaca-kaca. Tidak perlu pun Bu sari menghubungi kakak-kakaknya, Keyla sudah berusaha lebih dulu.
Ia tidak mau Bu Sari melakukan hal yang sia-sia.
Mereka sudah bahagia di rumah sana.
***
Sabtu 20 Maret, adalah neraka.
KAMU SEDANG MEMBACA
For The Sweetest, Keyla [END]
Fiksi Remaja"Kalau Kak Sean, mau aku pergi?" "Iya. Selama itu bisa bikin keluarga gue tentram, gue mau lo pergi." "Selamanya kita gak bakal bisa jadi keluarga. Lo bukan adek gue. Begitupun gue bukan kakak lo. Mau seberharap apapun lo sekarang, lo tetap harus sa...