Yuk Follow dulu sebelum mulai baca!
Tiba-tiba diminta menikahi tunangan kakaknya yang baru saja meninggal, dan terpaksa harus kembali lagi ke keluarga yang selama ini acuh terhadapnya?
Anditya Millya pradikta, terpaksa harus menjalani takdir barunya...
Part ini ada sedikit kata manis 🔞, buat yang merasa umurnya belum sampai skip skip dulu yaa!
Nggak yang terlalu banget sih, tapi cukup buat pikiran kalian traveling kemana-mana😉
Dan yuup, di bagian akhir ada sedikit kata-kata kasar, jadi harap dimengerti.
JANGAN DICONTOH!
AMBIL BAIKNYA, BUANG BURUKNYA!
JADILAH MANUSIA CERDAS DAN BERAKHLAK MULIA🤗
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
◦•●◉✿ мιℓℓу ✿◉●•◦
Setelah mencari di seluruh ruangan yang ada di rumah papa, aku akhirnya berhasil menemukan kak Ando. Dia dengan santai tiduran diatas kasur di kamarku, padahal sebelumnya aku sudah sempat mencari dia disini, tapi kenapa tidak ketemu ya tadi?
"Kak Ando, dari tadi kemana aja sih? Milly dari tadi cariin kak Ando tau." aku menarik selimut yang menutupi sebagian tubuh kak Ando dan ikut berbaring di sebelahnya.
Dia sama sekali tidak terganggu dengan kehadiranku, matanya masih setia tertutup dengan kedua tangannya yang dijadikan bantal.
"Kak Ando, haloooo annyeong!" sapaku pas di telinganya.
Dia hanya berdehem dan tidak menghiraukan. Ada apa dengannya, seingatku tadi dia biasa saja. Apa kak Ando masih marah karena dipaksa untuk menginap disini ya?
"Kak, kakak masih marah yaa? Kak Ando... "
Kak Ando membalikkan tubuhnya tertelungkup diatas kasur, sepertinya dia masih tidak rela kalau kami menginap.
*Telungkup = Tengkurup
Memang agak keterlaluan sih cara bang Fariz membawa kami ke sini, dia membopong paksa aku tanpa menghiraukan protesan yang dilontarkan kak Ando. Mana kak Andriz sama sekali tidak membelaku lagi. Kan jadinya terpaksa kak Ando mengikut kesini.
Kami bahkan tanpa berganti baju dulu, masih menggunakan pakaian rumahan dan sandal jepit saking mendadak.
Aku tengkurep-an diatas tubuhnya, memposisikan wajahku mengintip wajahnya yang tersembunyi di lipatan tangannya. Tanganku mengelip paksa dibawah lehernya dan memeluknya.
"Kak Ando, janji deh Milly bakalan nurutin apapun keinginannya kak Ando. Tapi kak Ando harus maafin Milly," tawarku lagi.
Walaupun aku merasa ini sebenarnya bukan sepenuhnya salah aku, tapi bukan masalah kan kalau aku minta maaf mewakili kakak-kakakku?
Responnya diluar dugaan, kak Ando dengan cepat memutar tubuhnya tanpa membuat tubuhku terjatuh dari atasnya. Menjadikan posisi kami sedikit intim. Senyum aneh terlihat di wajah nya, sambil sebelah tangannya mengelus pipi ku.