Holla gays aku kembali!!
Akhirnya hari ini satu part bisa aku upAku berharap semoga 'Milly bisa bertemu End.
Maaf kalo banyak typo dan ceritanya nggak srek Ama kalian.
So nggak usah panjang-panjang,
#Happy reading
"Rasanya sesak, tapi entah sebabnya apa. Kata orang karena terlalu negatif thinking?"
-- Millya --
◦•●◉✿ мιℓℓу ✿◉●•◦
Aku terbangun dari tidurku, tapi seperti ada rasa yang aneh dalam diriku yang entah kenapa begitu menyakitkan.
Rasa ini seperti kegelisahan yang membuat dadaku terasa sesak, rasanya sakit sekali. Kegelisahan apa ini? Dan kenapa aku merasakan hal ini lagi.
Ku langkahkan kakiku menuju cermin yang menyatu dengan lemari pakaian, cermin itu cukup besar hingga bisa menampung seluruh bayangan tubuhku. Ku arahkan pandangan ku untuk lebih jelas melihat wajahku, dengan mata yang bertanya-tanya akupun mulai bertanya kepada diriku tentang apa yang sebenarnya terjadi.
"Milly, kamu kenapa? Kenapa kamu menciptakan rasa sakit ini? Ini terasa sakit Milly, sakit. Bahkan kepala ini rasanya mau pecah dengan situasi yang entah macam apa ini, apa yang kamu buat kepadaku?" Aku bermonolog kepada bayangan diriku sendiri, aku memarahinya seperti memarahi seseorang yang memang nyata di mataku. Aku ingin dia menjawab pertanyaan yang timbul di kepalaku ini. Dan pikiran macam apa yang sejak tadi selalu berkeliaran di kepalaku dan membuat hatiku sakit seperti ini.
"Aku mohon berhenti bersikap seperti ini, Milly. Aku nggak kuat, aku nggak akan bisa menahan nya lebih lama lagi. Aku ingin merasakan bahagia yang benar-benar bahagia, bukannya seperti ini. Selalu merasa bersalah dengan hal hal sepele dan terlalu berfikir negatif." -kuhapus kasar air mataku yang sejak tadi memang sudah mengalir membasahi pipiku.
"Kamu ingin bahagia kan? Kamu ingin seperti orang lainnya kan?" -mataku menatap dengan pasti pantulan mataku di cermin, aku menyelami tatapan mataku sendiri dan mencari jawabanku sendiri. "Kalau kamu ingin bahagia, aku mohon berhenti berfikiran negatif. Aku mohon berhenti," aku berteriak kepada bayanganku sendiri, aku memarahinya atas apa yang terjadi kepadaku.
"Dengarkan aku, semua itu bukan kesalahanmu. Semua ini bukan mau mu, mereka yang tega berbuat begitu kepadamu. Jadi kalau kamu sedikit mengikuti permainan mereka, itu tidak masalah." -dengan bibir yang berusaha menampilkan senyum terpaksa. "Semua akan baik-baik saja, Milly. Jadi aku mohon tenanglah."
Tubuhku merosot menyentuh lantai, Isak tangis terdengar memenuhi seluruh ruangan ini. Ku sembunyikan wajah diantara lipatan tangan dan menangis disana. Aku tidak tahu mengapa, tapi yang jelas aku butuh ini. Aku butuh menumpahkan semua air mata yang selama ini aku tahan, aku capek berpura-pura kuat. Rasanya aku tak sanggup lagi menatap dunia, ini semua terlalu berat untukku. Semua ini terlalu menyakitkan.
Kenapa aku menjadi seperti ini, ini semua terasa sakit, sangat sakit. Kalian tahu, ini terasa sakit dan aku tidak tahu apa penyebabnya.
Tuhan, apa yang harus aku lakukan agar aku tidak bersikap dan merasakan hal seperti ini lagi.
◦•●◉✿ мιℓℓу ✿◉●•◦
Ku buka kelopak mata, memfokuskan pandanganku yang semula masih kabur untuk melihat dengan jelas bagaimana keadaan dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐢𝐥𝐥𝐲 (Completed)
ChickLitYuk Follow dulu sebelum mulai baca! Tiba-tiba diminta menikahi tunangan kakaknya yang baru saja meninggal, dan terpaksa harus kembali lagi ke keluarga yang selama ini acuh terhadapnya? Anditya Millya pradikta, terpaksa harus menjalani takdir barunya...