Yuk Follow dulu sebelum mulai baca!
Tiba-tiba diminta menikahi tunangan kakaknya yang baru saja meninggal, dan terpaksa harus kembali lagi ke keluarga yang selama ini acuh terhadapnya?
Anditya Millya pradikta, terpaksa harus menjalani takdir barunya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
◦•●◉✿ мιℓℓу ✿◉●•◦
(Ada kata kasar di bagian terakhir, bijaklah dalam membaca. Kalo emang dirasa perlu di skip langsung skip aja)
Dua hari berlalu, hari ini tepat tiga bulan kami menikah. Ternyata waktu berjalan tidak terasa ya, ternyata udah tiga bulan aja.
Hari ini sih rencananya aku mau ke rumah bunda, rumah orang tua nya kak ando. Aku bisa dibilang jarang main kesana, selain karena tidak sempat, aku juga masih sedikit canggung.
Aku pergi sendiri kali ini, pagi tadi kak ando mendapatkan telpon mendadak dari kantor, katanya sih ada masalah serius yang harus segera mereka tangani. Tidak tahu masalahnya apa? Tapi dia berjanji akan menyusul jika masalahnya telah usai.
Waktu yang dibutuhkan sekitar tiga puluh menit untuk sampai di rumah bunda, dan saat aku turun dari ojol, aku dapat melihat pagar tinggi berwarna putih yang berdiri kokoh. Aku masih saja suka terpesona melihat arsitektur rumah bunda. Rumahnya terlihat nyaman dan elegan dalam satu pandangan.
"Pagi pak!" ketika melihat pak satpam yang sudah berdiri dan bersiap membukakan gerbang untukku. Tentunya dia sudah hafal wajahku, dia juga sangat baik. Satpam ramah yang selalu tersenyum saat aku dan kak ando kesini. Kalo tidak salah namanya pak mamat?
"Silahkan, non. Non udah ditungguin ibu didalam," sambil memegang pintu pagar seukuran dua tubuh.
"Iya pak, terimakasih." sambil berjalan masuk.
Begitu masuk, kita akan langsung disuguhi tanaman hias dan bunga yang bermekaran. Kata kak ando, bunda sangat menyukai alam. Membuat rumahnya senyaman di alam bebas adalah impiannya sejak dulu, dan rumah ini bukti kerja kerasnya. Kerja keras menanam semua yang tertanam di halaman rumah ini.
Ahh, disini udaranya begitu segar.
Halaman rumah yang cukup luas, membuatku sedikit capek berjalan mendekati rumah. Lumayan juga sih buat keluarin keringat.