SL - 5 #Kantor

7.3K 478 1
                                    

Warning:
Beberapa kata dalam bagian ini terdapat adegan yang seharusnya nggak dibaca untuk beberapa umur 🔞

Sebaiknya bocil skip skip jika adegan dirasa sudah agak aneh!

Sekian
.
.

"Dia marah sama kamu itu artinya dia peduli sama kamu,
Nggak percaya? Tanya aja sendiri."

-- Bee --

◦•●◉✿ мιℓℓу ✿◉●•◦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

◦•●◉✿ мιℓℓу ✿◉●•◦

Alarm berbunyi yang menandakan pagi sudah tiba, tentu aku yang menyetel waktunya untuk membangunkanku di pagi hari. Lagian untuk apa kita punya jam weker kalo tidak dimanfaatkan.

Disebelahku kak Ando masih terlelap dengan kedua tangan yang memeluk erat tubuhku. Sejenak kupandangi wajahnya, menikmati ciptaan tuhan yang indah ini.

Aku masih sedikit ragu, apakah Kak Ando sudah mencintaiku? Atau paling tidak sedikit punya rasa padaku. Apa dia sudah bisa menerima kepergian kak Mitha? Harapku sih jawabannya adalah iya.

Kalau kalian tanya apa aku mencintainya? Jawabannya adalah iya. Aku rasa aku mulai menaruh hati padanya. Aku tidak akan bisa jauh lagi darinya.

Ku telusuri setiap inci wajah Kak Ando dengan jari, merasakan kulit wajahnya tersapu kulit tangan. Rasanya mata ini tidak akan ada kata bosan jika menyangkut tentangnya.

Tuhan, berikan kami kebahagiaan.

"Apa kamu sangat terpesona padaku? Aku tahu aku sangat tampan," suara Kak Ando terdengar, tapi matanya masih enggan melihat dunia.

Tentu saja aku terkejut karena tertangkap basah, dengan refleks langsung menarik tangan ini dan bergerak menjauh dari Kak Ando. Namun semua itu tidak akan berhasil dengan mudah, Kak Ando malah langsung sigap menahan dan tambah memelukku dengan erat.

Kelopak itu perlahan terbuka menampilkan mata coklat indah yang kini tengah menatapku. Aku jadi salah tingkah ditatap seperti itu. Tatapannya yang kuat tidak ada henti menatapku.

"Kak, bisa tudak nggak usah lihat Milly kayak gitu? Milly maluu Kak diliatin," cicitku mengalihkan pandangan dari arah pandangannya. Siapa coba tidak salting kalau diliatin gitu, mana yang ngeliatin cogan lagi.

Kak Ando terkekeh, lalu menangkup kedua pipiku dan mengarahkannya agar mataku mengarah padanya. Dia tersenyum, senyuman yang sangat manis --tuhan, biarkan ini tetap seperti ini.

"Kenapa kamu malu, hemm? Aku adalah suamimu, jadi jangan pernah malu sama suami tampanmu ini."

Tatapan matanya lembut, menyiratkan sebuah rasa yang aku harapkan jawabannya adalah iya. Aku hanya menganggukan kepala Mengiyakan permintaan nya.

𝐌𝐢𝐥𝐥𝐲 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang