"Kita sudah resmi bercerai. Apa yang kau inginkan sekarang, hm?"
"Kita yang dulu. Aku akan memperbaiki apa yang telah kuperbuat, untuk apa pun itu. Aku bisa memperbaikinya."
Jehwa merotasikan bola matanya jengah. Merasa tidak habis pikir dan tidak tahu ke arah mana pembicaraan ini tertuju. Mulai merutuki keputusannya yang mengiyakan ajakan Taehyung untuk bertemu di sebuah kafe pada jam makan siang kali ini. "Memperbaiki semuanya termasuk kegemaranmu, begitu?" Jehwa terkekeh sinis. "Maksudku, kita tahu bahwa kau tidak menyukai kafein, Tuan Gyu. Kenapa mengajakku pergi ke tempat yang terkenal karena kopinya?"
Taehyung berdeham sejenak. "Well, kau tidak sepenuhnya benar. Aku dapat mengonsumsi minuman berkafein dengan beberapa kotak gula di dalamnya. Jadi sama sekali tidak masalah. Lagipula kau menyukai kopi, aku bisa apa?"
Jehwa menanggapi seadanya. Perhatiannya tampak teralihkan beberapa kali pada suara bel yang terdapat pada ambang pintu kafe. Berjaga apabila ada seseorang yang mengenalnya. Tidak ingin dipandang sebagai seorang selebritis terlebih di saat-saat seperti ini. Membicarakan soal kelangsungan hubungan yang berada di ujung tanduk. Katakan saja bahwa sudah tidak ada harapan untuk mereka. "Langsung ke intinya saja, aku tidak tahu mengapa kau mengajakku untuk datang kemari saat jadwalku sedang sibuk. Jadi, apabila tidak ada hal yang ingin kau bicarakan, sebaiknya aku pergi. Dan, apabila kau tidak keberatan, bisakah kau mengganti pakaianmu? Serius, dengan bercak darah seperti itu. Astaga. Aku merasa tidak habis pikir."
"Katakan saja bahwa aku sedang membintangi drama bergenre action, ini properti." Taehyung berujar seraya mendengkus geli. Menertawakan ketidakmampuannya dalam hal meluruskan masalah, mengatakan bahwa tidak ada salahnya untuk bertahan sedikit lebih lama. Maksudnya, hanya karena sidang perceraian bukan berarti mereka harus bersitegang seperti ini. "Tidak apa apabila kau mau pergi. Silakan saja. Hati-hati di jalan. Terima kasih atas waktu yang telah kau luangkan untukku."
Jehwa pergi tanpa sepatah kata. Meninggalkan Taehyung yang masih duduk termangu di sana, bibirnya tampak mengapit sedotan, sejenak menggigitnya. Tidak mengindahkan pandangan dari mereka yang saat ini menatapnya aneh. Jehwa benar, soal penampilan Taehyung yang terlihat seperti seorang pembunuh berdarah dingin dengan bekas proyektil menembus setelan kemeja formal. Seperti seorang psikopat, pikirnya.
Bukan tanpa alasan Taehyung melakukan hal demikian. Setelah kecelakaan nahas itu banyak sorot mata yang memperhatikan dirinya, berargumentasi soal apa yang sebenarnya terjadi, juga apa yang menjadi alasan di balik sikap Taehyung yang sontak turun tangan dan segera menghubungi paramedis terlepas dari rasa kemanusiaan. Pikiran Taehyung terasa penuh sehingga tidak memiliki waktu untuk sekadar memikirkan kondisinya. Insiden penembakan itu tidak memberikan kesan berarti selain robekan pada permukaan kulit, proyektil yang disasarkan tidak bersarang di sana. Juga, apabila boleh jujur alasannya menghubungi Jehwa di keadaan seperti ini adalah berharap mendapat sedikit bantuan dalam hal psikis. Namun, sepertinya rencananya yang satu itu sama sekali tidak berdampak.
"Bagaimana dengan progres perbaikan apartemenku?"
"Semuanya baik, Tuan. Sudah selesai sejak Anda memerintahkan kami untuk segera mengurusnya. Tapi, saya harus mengatakan hal ini kepada Anda, Tuan."
Taehyung mengernyitkan keningnya. Merasa ada hal janggal saat salah seorang pengawal yang berjaga di kediamannya tersebut. "Ada apa, hm? Apa ada masalah? Katakan saja."
"Sekitar dua hari yang lalu Tuan Seol datang kemari, Tuan. Dia tidak mengatakan soal maksud dari kedatangannya, dia hanya mengatakan untuk jangan memberi tahu Anda soal kunjungan mendadaknya itu."
"Seol Jeongguk?"
"Iya, Tuan."
Taehyung menerka-nerka bagaimana bisa Jeongguk datang ke penthouse-nya, tanpa memberikan kabar terlebih dulu. Apalagi, setahunya Jeongguk sedang berada di luar kota saat berhubungan dan saling bertukar kabar lewat telepon terakhir kali. Berniat untuk memberikan kejutan? Serius, Taehyung tahu bahwa Jeongguk bukan pribadi yang dapat melakukan hal demikian. Sudah pasti ia akan menanyakan soal keberadaan Taehyung sebelum berkunjung, dilakukan semata-mata demi meminimalisir terbuang waktu percuma.

KAMU SEDANG MEMBACA
EPIGONE
FanficFatamorgana yang Min Hemi ciptakan mengenai sosok Gyu Taehyung justru membuatnya tersesat. Menelusuri setiap puing ingatan yang hilang pasca mengalami kecelakaan, Hemi tidak memiliki sandaran maupun tempat untuk pulang selain ke tempat di mana Taehy...