04; Inopportune

209 18 2
                                    

Menjabat sebagai COO dari perusahaan Gyu Group, perusahaan konglomerat di Korea Selatan yang menaungi berbagai macam bisnis. Turun tangan secara langsung di bidang keuangan dan pelayanan masyarakat, berbagai isu pun merebak di tengah publik. Terlepas dari persiapan yang memang sudah dilakukan sedari Taehyung kecil, konon terjadi persaingan sedarah untuk duduk di kursi tersebut.

Terlebih ketika isu mengenai rencana untuk mengelola perusahaan yang lebih besar dari perusahaan di bawah naungan Gyu Group merebak, nama Gyu Taehyung seakan menjadi angin segar di antara hiruk-pikuk persaingan di luar sana. Digadang-gadang akan menjadi perusahaan sukses dengan letak yang strategis dan juga perencanaan yang matang, Taehyung jelas akan semakin disegani terlepas dari kabar miring mengenai 'permainan kotor' di tengah kesuksesannya dalam hal pencapaian dan juga kedudukan. Namun, tidak ada yang menduga bahwa wanita dapat membuat pikiran pria itu kalut sehingga memilih untuk pergi dari kerajaan bisnis—Taehyung dicap sebagai seseorang yang dapat dikatakan cukup egois. Mementingkan kepentingan personal, membiarkan perusahaannya dikelola oleh orang kepercayaan yang akan datang ke apartemennya untuk sekadar memberikan laporan—mengenai progres pembangunan yang tengah gencar dilakukan di gedung baru.

Katakan saja bahwa kabar mengenai Taehyung yang ingin lepas dari bawah naungan Gyu Group—kerajaan bisnis yang telah didirikan oleh mendiang mereka yang telah menitihkan darah, keringat, dan juga air mata ketika merintisnya dari nol. Itu benar adanya. Ini merupakan hal yang telah direncanakannya dari dulu, terlebih ketika mengetahui adanya isu yang di mana menyuarakan bahwa Taehyung hidup tidak lebih dari sekadar menikmati kekayaan keluarganya saja. Bukan dari pihak media, tetapi dari sanak keluarganya sendiri—alasan mengapa ia harus segera bertindak semata-mata demi menjaga harga diri dan juga eksistensi.

Anggaplah bahwa apa yang saat ini Taehyung lakukan semata-mata demi pencitraan belaka, menutupi masa lalu yang dapat dikatakan cukup menjengkelkan untuk sekadar kembali dikuak ataupun dibahas dalam rangka apa pun. Adapun kondisi yang tidak dapat dijelaskan oleh siapa pun, karena ketika berada di bawah lampu sorot dan juga menjadi perhatian saat berada di depan kamera membuat keadaan Taehyung membaik—sedikit terobati dari masalah medis yang tengah dihadapi.

"Pemotretan selesai! Terima kasih atas kerja keras kalian!"

Taehyung menghela napas dan beranjak pergi dari lokasi. Hari ini ia harus menghadiri sebuah pemotretan foto sampul untuk drama yang akan dibintanginya. Sebuah drama romantis, menceritakan seorang pengacara yang jatuh hati terhadap seorang jaksa yang ditemuinya di sebuah persidangan. Terkesan tidak masuk di akal karena ketika tengah bersaing semata-mata demi memenangkan kasus mereka justru saling jatuh hati dan perjalanan yang sarat akan cinta pun dimulai. Taehyung bergidik menanggapi gagasan tersebut, tetapi tidak apa karena pada dasarnya ia memang dilahirkan untuk hal semacam ini. Menjadi bersinar di bawah lampu sorot dan juga kamera.

"Persidangan perceraianmu akan berlangsung tidak lama lagi. Melihat bagaimana caramu bersikap kepada Jehwa. Sepertinya kalian sudah tidak ada harapan, ya?" Manajer Kim berujar. Menarik Taehyung guna tertawa hambar saat ditanya soal kemajuan dalam rumah tangganya yang belakangan menjadi sorotan. Apabila dipikir-pikir lagi usaha untuk sekadar melakukan mediasi dirasa sia-sia mengingat sebelum melampirkan surat perceraian, Taehyung dan Jehwa telah berupaya untuk membicarakan semua ini secara baik-baik. Sayang karena apa yang dibayangkan justru berbanding terbalik dengan ekspektasi. Jauh berbeda.

"Ah, entahlah. Kami bertemu beberapa hari yang lalu, saat ini mungkin dia sedang berada di rumah orang tuanya. Jehwa seakan tidak memberiku kesempatan untuk menjelaskan, kau tahu?"

"Seburuk apa pun keadaannya tidak akan menutup kemungkinan untuk memperbaiki semuanya, 'kan?" Ia memberikan sedikit kekuatan dengan mengusap bahu Taehyung akrab. Agaknya hendak mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. "Mungkin ini merupakan saat yang tepat bagi kita untuk mendengarkan pendapat orang lain, maksudku semua dilakukan semata-mata demi kebaikanmu. Dengan atau tanpa kehadiran wanita di sisimu, kau akan baik-baik saja."

EPIGONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang