.
.
Pagi ini Aran dan Zee sedang melaksanakan hukuman yang di beri Bu Friska. Setiap siswa atapun siswi yang terlambat akan berdiri di bawah sinar matahari. Walapun matahari pagi tapi cukup membuat orang di yang berada di bawahnya berkeringat.
Mereka harus menyiapkan telinga untuk mendengarkan khutbah bu Friska dan osis lainnya seperti Marsya, Chika, Eli. Walapun hanya Osis, tapi mereka pengurus inti. Sedangkan Freya dan lainnya berkeliling untuk melihat kelas lainnya.
"Saya sudah capek melihat kalian telat, sudah berapa kali saya harus sampaikan untuk disiplin Disiplin Disiplin , kalian ngerti kan Disiplin" Friska saat ini benar - benar sudah pusing memikirkan siswa seperti mereka. Kalau begini setiap hari percuma ia memakai skincare anti aging untuk memperlambat penuaan karena dirinya harus marah - marah tiap pagi
"Aran, Azeeyo, Kalian lagi, kalian lagi. Saya sering liat kalian telat. Sekarang apa lagi alasan kalian telat. Kalian ngga cape apa di hukum terus. Kalian berdua tuh ya" hardik Friska tegas, jari telunjuknya dari tadi tidak berhenti menunjuk pada mereka berdua
"Maaf Miss tadi kita nolongin pak budi panen mangga di kebunnya bu" sepertinya alasan baru Aran lagi. Ada ada saja ya!
"Pa budi siapa? Bisik Zee pada Ara heran.
"Yang punya mangga tadikan?" Balas Ara
"Haa emang Lo kenal, kalo kenal kenapa nga minta aja njir " sesal Zee
"Hasil nyolong lebih enak, percaya deh ke gue" jawaban Ara membuat Zee mengangguk angguk ngerti
"Terus lo tau dari mana pemiliknya pak budi"
"Gue ngarang bego" jawabnya asal
Friska melihat mereka yang telat dari bawah sampai atas. Begitu pun osis lainnya memeriksa kerapihan dan kelengkapan seragam.
"Aran! Coba sebutkan kesalahan kamu hari ini?" Friska melihat ada yang salah dari seragam Aran
"Aran telat, ngga pakai rompi dan dasi bu" sebut Aran satu persatu
"Azeeyo kenapa kamu pake sendal" kesekian kalinya ia menggelengkan kepala, hanya bisa sabar menghadapi murid sejenis mereka.
Aran dan semua murid melihat ke arah Zee. mata mereka mencecar kaki Zee.
"Mampus gue" gumam zee sambil meneguk salivanya
"HAHAHA!" Aran tak bisa lagi menahan tawa, Perutnya sakit karena lelucon sahabatnya pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Sunshine
Teen Fiction[On Going] "Setiap Harinya keajaiban di mulai saat matahari terbit, dan semoga aku bisa menjadi keajaiban yang membawa kamu bahagia" - Aran Alka Ganindra