06

868 134 40
                                    













"Liburan?"

Lirih Junkyu.

Dahi Haruto mengernyit, berjongkok di hadapan Junkyu. Menggengam kedua tangannya.

Raut Wajah Junkyu nampak suram -sedih. Haruto menatapnya binggung.

"Ada apa?, apa aku salah bicara? Kamu terlihat sedih"

Junkyu menggeleng.

"Aku-aku hanya merasa senang"

Haruto menatap raut wajah Junkyu-nya dengan tatapan lembut-intens.
Di selipkannya anak rambut Junkyu yang tertipu angin ke belakang telinga.

"Sebelum ini aku tidak pernah pergi berlibur kemanapun"

Usapan lembut Haruto di punggung tangan Junkyu terhenti.

"Yang ku lakukan selama ini hanya sibuk belajar, berjuang untuk meraih sebuah penghargaan agar- mereka_

Bisa sedikit saja memberikan kasih sayang dan perhatiannya kepadaku"

Hati Haruto terenyuh, genggaman tangannya menguat.

Tak lama , air matanya pun perlahan mengalir membentuk anak sungai. ketika , Lagi.

Ia melihat Junkyu-nya kembali menitikkan air matanya.

"Haruto ~ah! Ayo pergi berlibur bersama dengan Jeongwoo, Jihoon, Hyunsuk dan Yoshi! Pasti akan sangat menyenangkan berlibur bersama!!"

Haruto hanya mengangguk dengan air mata yang masih setia mengaliri kedua belah pipinya.

Haruto bangkit, di rengkuhnya tubuh Junkyu-nya lembut. Haruto mengecup dan mengusap punggung sempit itu yang kini mulai bergetar.

"Shutt....jangan menangis, setelah ini aku berjanji .Ketika perban matamu nanti di buka. Aku akan membawamu ketempat yang sangat indah dan menyenangkan"

Junkyu hanya mengangguk, semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Haruto. Junkyu tersenyum lega.

Beruntungnya dia sekarang memiliki Watanabe Haruto- pemuda yang sangat mencintainya. Di sisinya.



























_

"Bagaimana sekolahmu?"

Suara dingin nan tegas dari Tuan Kim memecah keheningan di tengah acara makan malam keluarga. Malam itu.

Junkyu yang sendari tadi menunduk di ujung meja sana mendongak.

"Ba-baik, A-ayah"

Jawabnya pelan, sedikit terbata.

"Bagaimana dengan lombanya? Dan peringkat mu tahun ini"

Junkyu menenal salivanya gugup-takut.

"Aku -aku berada di posisi ke 2 dan untuk lomba-"

Menggigit bibir bawahnya gusar, Junkyu menunduk semakin dalam. ketika melihat tatapan menusuk penuh rasa kesal sang Ayah menghunus tajam kearahnya.

"Aku-aku hanya berhasil membawa mendali perak dan perunggu"

"Cih- lemah"

Remasan tangan di bawah meja semakin menjadi, Junkyu mati-mati menahan air matanya kuat-kuat. Agar tak segera tumpah.

Menoleh ke sebelah kirinya , adiknya -Kim Junghwan mencibir menatap dirinya dengan tatapan rendah.

"Tidak berguna" kata tajam lainnya dari sang Ayah membuat pertahanan Junkyu runtuh.
Satu tetes air mata lolos.

"Maaf Ayah, lain kali aku akan berusaha lebih keras lagi" Hanya itu yang bisa Junkyu katakan.

"Ya, kau harus melakukannya, bagaimana pun caranya kau harus menjadi No satu dalam hal apapaun. Jangan membuat nama baik keluarga Kim tercoreng . Lihat adikmu , Junghwan.

Dia berhasil meraih 3 mendali emas dan berhasil menjadi pemenang dalam Olimpiade Matematika.

Seharusnya kau merasa malu"

"Dasar tidak berguna"

"Hisk- maafkan aku"

Ck!.

Tersentak, terkejut ketika Sang Ayah tiba-tiba berdiri menggebrak meja.

Junkyu dalam posisinya tak berani untuk mendongak.

"Junghwan! Jinan! Apa kalian sudah mengemasi barang-barang kalian?"

"Sudah Ayah"

Junghwan dan Jinan atau Kim Jinhwan menyahut acuh.
Sang Ayah mengangguk, "pergi dan beristirahatlah lebih awal. Kita akan mengambil penerbangan sangat pagi"

Kata Sang Ayah sebelum memilih untuk berlalu pergi, yang kemudian di ikuti oleh Junghwan dan Jinan - sang Kakak.

Junkyu mendongak, tersenyum lirih menatap punggung kakak dan adiknya yang menyempit karna jarak dengan sendu.
Sebelum akhirnya beralih menatap sang Ibu yang sendari tadi terdiam tak bersuara di ujung sisi lain meja.

"Bereskan semuanya, buat dirimu berguna"

Selanjutnya hanya keheningan yang menyakitkan lah yang Junkyu rasanya.

Dadanya terasa sakit, hatinya lagi. Berdarah karna luka tak kasat mata.

Meski ini sudah terjadi setiap hari, rasanya dia masih belum terbiasa.

Masih sangat sakit.

Air mata Junkyu, lagi.

Seperti malam-malam yang biasanya.

Mengalir dengan derasnya menghias wajah manis nan cantiknya namun tanpa binar kebahagia.

Junkyu mulai membereskan piring , gelas dan sisa makanan di atas meja.





"Berlibur ya?_

_tanpa aku. Itu memang -selalu terjadi kan? Junkyu! Tidak apa-apa. Semangat lah , mungkin lain kali-jika kamu berhasil mendapatkan posisi pertama tahun depan ? Ayah pasti akan membawamu untuk ikut berlibur bersama.

Ah!! Pasti sangat menyenangkan"

Junkyu tersenyum lebar-

untuk menghibur dirinya sendiri yang sekarang nampak sangat menyedihkan.

Hah-

Dia memang selalu terlihat menyedihkan.





Alur akan tetap maju dan mundur ya yerebon😊

Kalau binggung bisa tanya lewat coment

Terimakasih udah mampir:)

GONE{Harukyu Ft Yoonbin}☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang