"Junkyu ~ah, setelah ini mari hidup dengan baik lagi.
Bersamaku_kita.
Jadi berjanjilah untuk berjuang, aku dan yang lainnya akan menunggumu.
Akan ku genggam tanganmu seperti ini, memberikanmu ke-bahagia yang melimpah yang tak pernah kau dapat kan d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Haruto? Kemari sebentar sayang"
Terpaksa, Haruto berputar arah. Melangkah sedikit malas menghampiri sang Ibu- Watanabe Jennie dan Sang Ayah- Watanabe Hanbinyang tengah duduk di ruang tengah-keluarga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ada apa? Mom?" Tanya Haruto datar begitu sampai di hadapan sang Ibu.
Jennie berdiri, di raihnya lembut tangan sang putra . Jennie kemudian berujar pelan.
"Bagaimana keadaan Junkyu?"
"Dia baik"
"Lalu kapan perban matanya bisa dibuka?"
"Minggu depan"
Keadaan semakin mencengkam terasa. Jennie agak ragu untuk kembali membuka suaranya.
"Haruto sayang Mom -!"
"Jangan katakan lagi Mom!!"
Tatapan Harutomengelam, kemarahan bercampur kepedihan terpancar jelas di binar wajahnya yang meredup.
Membuat dada Jennie sesak seketika.
"Sampai kapanpun, aku tidak akan melepaskan Kim Junkyu.
Dia adalah milikku"
Katanya mutlak. Berbalik setelah menyentak sedikit kasar tangan Jennie yang hanya bisa menghela nafasnya pelan.
"WATANABE HARUTO!!!"
Lagi, langkah Haruto terpaksa terhenti di undangan tangan pertama.
Berbalik, Disana Ayahnya kini berdiri.
Menatap kerahnya nyalang.
Haruto tak merasa takut, Dia membalas tatapan sang ayah dengan tatapan dingin miliknya.
