42

946 72 5
                                    

Whuussss whuuuusss

Terpaan angin yang membuat rambut menari-nari, saat ini Hinata berada dibalkon menatap kearah para rakyatnya. Saat ini Hinata diam termenung ingatan mengenai mimpinya seakan tak pernah hilang. Nyatanya setiap dia tertidur dia selalu bermimpi hal sama namun trus berkelanjutan.

Namun bukan itu saja yang membuatnya kefikiran, namun ada hal lain yang membuatnya tak mengerti atau mungkin yang tidak dia ketahui. Tentang seorang pria namun bukan Key, dia orang yang berbeda.

"Sebenarnya siapa dia? Kenapa rasanya sangat femiliar. Apakah aku mengenalnya?? " gumam Hinata

"Apa sebaiknya aku cari tau siapa pria itu, karna mungkin ini ada berhubungan denganku, masalaluku, ataupun masa yang datang.."

.

.

.

Keesokan harinya

Dipagi harinya semua nampa sibuk dan Hinata saat ini berada dikamarnya yang didandani para dayang. Hari ini adalah hari penobatan Hinata sebagai putri Himme byakugan. Pemimpin baru negri tersebut, banyak yang atusias nan bergembira ..

Tap

Tap

Tap

Terdengar langkah kaki dan bisa dilihat jika itu adalah zero yang kini dalam wujud manusianya, melihat kehadiran Zero para dayang pergi meninggalkan keduanya. Tentu setelah mendandani Hinata

"Apa menurutmu aku pantas mendapatkannya Zero?? " tanya Hinata

"Tentu saja, kau lebih pantas mendapatkan gelar ini dibandingkan siapapun.." ucap Zero

"Tapi bagaimana jika aku tidak sesuai yang mereka harapkan dan berakhir mengecewakan mereka?? " tanya Hinata yang masih khawatir

Melihat kekhawatiran Hinata membuat Zero mengerti bagaimanapun bayangan masalalunya saat ada dikonoha maupun peperangan saat itu masih terngiang bahkan hingga sekarang

"Himme-sama aku bisa mengerti kekhawatiranmu, bayangan masalalumu saat dikonoha maupun peperangan itu masih terngiang diingatanmu. Namun kali ini percayalah jika Himme-sama bisa melakukannya, mereka semua percaya padamu dan jika Himme sama khawatir itu juga akan berpengaruh terhadap yang lainnya. Jadi lakukan dengan penuh percaya diri, kami percaya kau bisa melakukannya dan kami percaya kau pemimpin kami yang sama. Pemimpin yang berjiwa tegas, pemberani, adil, penuh cinta dan pelindung untuk mereka. Jangan kecewakan kepercayaan dan harapan kami dengan kekhawatiranmu karna masalalumu.." ucap Zero

Mendengar hal itu membuat Hinata akhirnya tersadar dan dia seharusnya tidak perlu khawatir, hal itu telah usai dan sekarang saatnya dia bangkit. Dia yakin baik Ashura, Kaguya, Indra, Himme maupun Key percaya jika semua akan baik-baik saja berada ditangannya.

"Kau benar Zero.
Tidak seharusnya aku merasa khawatir dan sekarang mereka tanggung jawabku. Aku tidak ingin menjadi lemah hanya karna kekhawatiranku.." ucap Hinata tegas

Mendengar itu Zero tersenyum lega

"Baiklah kita keaula sekarang. Himme-sama siap?? "

"Aku siap.."

Merekapun pergi keaula kerajaan

Diaula sudah ada Hamura, Rikudosenin, dan biju termasuk Gyuki bahkan kurama. Hinata berjalan dengan anggun dengan rahang tegas namun tatapan lembut.

Setelah berjalan diaula Hinata berada disamping Rikudosenin, dibagian kiri Hamura, Zero, Kurama, Matatabi, Kokuo, Shukaku. Sedangkan dibagian kanan nanti diisi Rikudosenin, Sanbi, Son goku, Saiken, Chomei, dan Gyuki.

HAPPINESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang