16

1.6K 97 16
                                    

.

.

.

Dimalam harinya

Suasana malam hari didesa suna yang perlahan terlihat sepi kemungkinan banyak warga desa yang telah terlelap dalam tidurnya hingga yang tersisa hanya penjaga desa dan gara yang nampa duduk diruanganya yang tengah mengerjakan sesuatu namun fikiranya meracau entah kemana.

"Sebenarnya ada apa denganku kenapa aku selalu memikirkannya, kenapa bayangan hinata selalu muncul didalam fikiranku sebenarnya ada apa dengan ku? " ujar gara entah dengan siapa yang diiringi desahnya yang nampa kelelahan hingga membuatnya tidak fokus untuk berkerja

"Apa benar aku menyukainya! Ah.. tidak tidak aku tidak mungkin menyukai hinata mungkin saat ini aku kelelahan karna terlalu banyak berkerja ya mungkin karna aku kelelahan hingga membuatku memikirkan yang tidak-tidak lagian mana mungkin aku menyukai hinata sebaiknya aku segera menyelesaikan ini agar aku bisa istirahat dan besok aku minta  temari_nee untuk mengantar gulungan ini kekonoha besok. " ujar gara kepada dirinya sendiri

.

.

Keesokan paginya

"Temari, aku ingin kau mengantar gulungan ini kepada hokage " ujar gara selayak memberikan gulungannya

"Hem baiklah aku akan kekonoha sekarang " ujar temari yang diangguk i gara

Belum saja temari beranjak pergi sekilas dia melihat wajah gara yang nampa lesu entah karna memikirkan sesuatu atau karna dia kelelahan karna penasaran ia menghampiri gara dan mulai bertanya.

"Gara kau baik-baik sajakan? " tanya temari yang khawatir dengan keadaan gara

"Aku baik-baik saja " gara yang mendengar kekhawatiran temaripun mengubah ekspersinya menjadi terlihat tegas dan datar agar temari tidak khawatir padanya

"Kau yakin, akhir-akhir ini semenjak ujian berakhir kau terlihat murung. Apa kau sakit? " tanya temari yang penuh slidik

"Tidak. Aku baik-baik saja Temari_nee dan lebih baik kau antar gulungan itu sekarang juga " ujar gara yang menyakinkan temari 

"Iyaya baiklah aku pergi " ujar temari yang akhirnya menyerah dan kemudian pergi membawa gulungan yang diminta gara

.

.

.

Namun setelah keluar dari ruangan gara. Temari tetap memikirkan ekspresi murung gara yang tak pernah ilang dari benaknya.

"Sebenarnya ada apa dengan gara " grutu temari selayak berjalan sambil membawa gulungan yang dipinta gara

"Akhir-akhir ini gara terlihat murung bahkan saat aku bertanya sepertinya dia sedang mengelak dari pertanyaku " ujar temari

"Kenapa semenjak ujian chunin berakhir gara jadi murung dia bahkan tidak mengatakan apapun padaku. Sebenarnya gara menganggapku apa aku kakaknya seharusnya dia mengatakannya meskipun masalah sekecil apapun " temaripun terus mengrutu dan tidak menyadari kankuro yang berada dihadapannya hingga tanpa sadar dia menabrak bahu kankuro

BRUKK!!....

"Temari"..

"Kankuro " ujar temari yang tersadar menabrak bahu kankuro

"Kau ini tumben sekali melamun apa ada yang sedang kau fikirkan? " tanya kankuro

"Apa kau tau gara " ujar temari

"Gara, ada apa dengannya? " tanya kankuro

"Apa kau merasa ada yang aneh dengannya? " tanya temari

"Hey! Temari aku bertanya kepadamu kenapa kau balik bertanya " grutu kankuro

HAPPINESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang