Setelah aksi berpelukan keduanya kini Hime hanya diam didepan kedua Kakaknya
"Ada apa Hime? Kenapa sekarang kau jadi begini. Karna kami kau menjadi monster. Kenapa kau luapkan kemarahanmu kepada manusia-manusia itu humm?? " tanya Ashura
"Kau juga melibatkan Hinata?? " timpal Indra
"A-aku hanya ingin membalas rasa sakit yang Hinata rasakan. Hinata adalah diriku yang sekarang. Aku tidak ingin Hinata bernasip sama sepertiku. Karna mereka aku dulu kehilangan kalian hanya karna manusia-manusia tamak itu.." sahut Hime
"Tapi mereka tidak bersalah Hime. Apa yang telah terjadi pada kami adalah takdir. Sementara Hinata apa kau ingin dia dijauhi oleh orang-orang itu karna dia monster " ucap Indra
"Aku tidak ingin Hinata dijahui. Aku hanya ingin menyadarkan orang-orang itu. Aku ingin mereka menyadari kesalahanya agar dimasa depan tidak ada yang bernasip sama sama sepertiku dan Hinata. " jelas Hime
Mereka berdua tersenyum. "Kami tau apa tujuanmu melakukan hal ini Hime. Tapi caranya salah jika kau melakukan hal ini maka mereka menjahui Hinata semata-mata mereka takut kepada Hinata. Jika kau ingin menyadarkan mereka gunakan pengertian dan juga cara baik, tapi jika mereka tidak menurut gunakan cara tegas bukan kasar. " ucap Ashura
"Apa yang Ashura katakan ada benarnya Hime. Jika kau mengunakan hal ini mereka akan takut kepada Hinata. Tapi jika kau gunakan cara yang tegas aku yakin mereka akan mengerti. Dan dimasa depan mereka bukan hanya belajar mengenai bersikap tapi juga cara menghargai " ucap Indra
"Kau pernah memimpin desa yang mungkin memiliki sikap jauh lebih buruk dari pada mereka. Tapi lihat kau berhasil menyadarkan mereka sehingga mereka kini begitu mencintaimu. Dan kini gunakan cara yang sama kepada mereka melalui Hinata yang merupakan dirimu yang sekarang " tutur Ashura
Sementara Hime hanya diam. Dia akui apa yang dikatakan kedua Kakaknya ada benarnya. Karna amarah yang meluap dan juga dendam serta kebencian mengelapkan jati dirinya. Tapi dia juga tidak bisa memaafkan mereka semudah itu terutama kesembilan Chincuriki yang menjadi awal perubahannya
"Hime " panggil Indra
Hime yang dipanggil Kakak tertuanya hanya diam namun matanya menatap kearah Kakaknya itu
"Maafkan mereka Hime. " ucap Indra
"Iya Hime, maafkan mereka. Terutama kesembilan Chinchuriki itu. " ucap Ashura
Hime mengelengkan kepalanya. "Tidak Nii-san. Aku bisa saja memaafkan mereka tapi tidak dengan kesembilan Chincuriki sialan itu! "
Ashura dan Indra bisa lihat kemarahan dimata adiknya itu. Mereka juga tau semenjak kepergian mereka Hime tidak seperti adiknya yang dulu yang selalu ceria. Tapi semenjak kepergianya cahaya itu redup. Saat bersama teman-teman bijunya adiknya seakan memilik alasan untuk tertawa sementara semenjak dia bersama kekasihnya Hime memiliki alasan untuk Hidup. Dia meminjam bahu kekasihnya untuk bersandar. Tapi setelah Kekasihnya tiada hidup Hime hancur dan seakan semua kemampuan yang ia miliki tidak berarti sama sekali.
"Hime tidakkah kau merasa kasihan kepada mereka. Bahkan setelah kematian mereka, mereka tidak bisa tenang dialam baka. " ucap Ashura
"Kasihan. Lalu bagaimana denganku Nii-san mereka telah membunuh Suamiku, mereka juga bersekongkol dengan musuh kita untuk menghabisi kalian. Mereka membuat kalian saling memusuhi dan kalian minta aku kasihan pada mereka? Tidak Nii-san, tidak. Aku tidak bisa memaafkan mereka dan sampai kapanpun aku membenci mereka. " ucap Hime berbicara membelakangi kedua Kakaknya
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPINES
Teen Fiction@Masashi kishimoto Aku diangap kunoichi terlemah bahkan tou_sanku menganggapku sangat lemah dibandingkan dengan kakak dan juga adikku sehingga membuatku seakan dibuang oleh tou_sanku sendiri aku kecewa... aku sedih...aku marah.... sakit rasanya mel...