ELAWAS - Filosofi Lama

141 12 0
                                    

"Jika mencintaimu sama seperti berperang dengan diri sendiri, maka aku rela terus berperang seumur hidupku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika mencintaimu sama seperti berperang dengan diri sendiri, maka aku rela terus berperang seumur hidupku"

Putri Wang Ji Luzi

Flashback

Aku teringat saat ulang tahunku ke 13 sebelum perayaaan yang akan digelar ayahku, aku pergi mendatangi jendral Li seperti biasanya, teringat kembali awal pertemuan dengan jendral ji saat ia menyelamatkanku yang hampir tenggelam di sungai lotus dikediamanku, dan mulai saat itu aku selalu dekat dengannya bahkan dengan terang terangan menggilanya kakak li di depan seluruh anggota keluargaku.

Dan semenjak aku menginjak umur 13 tahun aku mendapati jika perasaanku selama ini benar adanya, dan saat melihat manik mata kakak li aku menyakini bahwa aku jatuh cinta padanya, cinta pertamaku adalah jendral dari kerajaanku.

Aku melihat kakak li sedang memandikan kuda putihnya dengan telaten, sesekali melirik kearahku dan tersenyum, ah senyuman yang amat kurindukan.

Akupun teringat tentang percakapan yang secara langsung mendorongku agar bisa menggapai kakak Li,  disebuah lapangan kuda tampat biasa kakak li berlatih dan memandikan kudanya.

"Kakak li..apa yang paling kakak sukai"tanyaku kala itu.

Mendengar pertanyaannku membuat kakak li tertawa dan mengacak gemas rambutku dengan berucap "kenapa bertanya sepeti itu hmm..apa kau akan menghadiahi aku saat nanti aku ulang tahun"

"Haiss... cepat jawablah kak"

"Haha baiklah...aku menyukai sesuatu yang tangguh, pantang menyerah, pemberani, bersinar, dan tajam"jawabnya yakin dan membuatku bingung.

"Apa....ahh.. Seperti pedang"ujarku senang karna bisa mengatasi kebingunganku sendiri.

"Ya..bisa dibilang seperti pedang...kau tau zi'er..aku tidak bisa hidup tanpa sebuah pedang"

"Bagaimana jika aku menjadi pedangmu"tanyaku yakin yang berhasil membuat wajah ceria kakak li diam membisu.

"Seorang putri terhormat tidak pantas menjadi sebuah pedang apalagi untuk jendral yang hidupnya mengabdi di kerajaanmu"jawabnya yang kini menatap langit.

"Aku akan membuktikannya sendiri kakak Li, tunggu aku....ah ya aku pergi dulu... ayahanda akan memarahiku jika tidak datang ke perayaan yang sudah ia siapkan untuk ku"ucapku seraya meninggalkan tempat kakak li.

"Selamat ulang tahun zi'er"ucap kakak li yang masih terdengar jelas ditelingaku membuat aku tersenyum puas, aku memandangnya dan memberikan simbol hati dari tanganku kearahnya dengan bibir yang seperti menciumnya dari jauh akupun segera berlari meninggalkannya.

Enternal Love As White As Snow✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang