ELAWAS - Love Is Killing Me

203 11 1
                                    

"jika posisi dan jabatan yang berbeda, biasakah takdir kita akan sama"-Elawas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"jika posisi dan jabatan yang berbeda, biasakah takdir kita akan sama"
-Elawas

❄️❄️❄️❄️❄️

Danau Lotus

Dengan ingatan yang terus berputar seraya mengiringi langkah pelan luzi mendekati jendral Li sang tambatan hatinya. Dengan gugup dan dengan tubuh bergetar luzi memberanikan diri memanggil jendral Li dengan suara yang amat lembut dan bergetar "kkkakak....Li"ujarnya

Sang empunya yang merasa dipanggil pun membalikkan badan dan terkejut saat mendapati wanita yang menganggilnya adalah putri luzi yang pergi selama 4 tahun belakangan ini.

"Salam tuan putri semoga panjang umur 1000 tahun"ujar jendral Li seraya membungkukkan badan hormat.

"Kkakak...Li "ucap luzi kembali dengan sorot mata memohon dengan tulus menatap manik jendral li.

Jendral Li yang ditatap pun hanya menatapnya dengan datar dan dingin, jujur saat ini Dimata luzi, jendral Li yang sekarang sangat amat berbeda dengan kakak Li nya dulu.

Melihat air mata putri luzi yang kian deras jendral Li mendekat dan bertanya"ada apa tuan putri..sepertinya anda tidak baik baik saja... mari saya antar kekediaman anda tuan putri"

Lagi lagi mendengar perkataan yang teramat asing terlontar dari kakak linya membuat tubuh luzi bergetar hebat, dengan sisa tenaganya ia memberanikan diri menatap manik mata kakak linya dengan sendu seraya berkata "kau berubah kak...kau bukan kakak Li ku yang dulu...hiks..hiks"

"Bukankah seharusnya saya yang berkata seperti itu tuan putri"ujar jendral Li

"Tuan putri luzi yang terkenal anggun, lembut, baik, manja dan penyayang kini menjadi wanita berdarah iblis yang bahkan dengan sadis membantai para musuh dengan tersenyum"

"Tapi aku seperti ini karna permintaan kakak"ucap luzi tak terima dengan ucapan jendral Li yang menyudutkan luzi seakan tidak suka akan dirinya yang sekarang.

"Aku tidak pernah merasa meminta mu untuk menjadi seperti ini tuan putri"

"Cukuuuuppppp....jangan memanggilku tuan putri lagi...aku muak dengan perubahan mu yang semakin membuat hatiku remuk...kumohon bicara padaku seperti 4 tahun yang lalu hiks"

Mendengar ungkapan luzi, jendral Li kembali memandang danau Lotus seraya berujar "bagiku zi'er ku telah mati di saat ia melangkahkan kakinya dipeperangan 2 tahun lalu"

Mendengar itu emosi luzi menguasai nya dan segera menarik tangan jendral li mengahadapnya seraya berkata dengan lantang "aku seperti ini karna mu kak, kau ingat dulu kau menyukai seorang seperti pedang, dan saat ini aku sudah membuktikannya padamu, semua yang kulakukan agar bisa menjadi wanita yang kau sukai, apakah kau tidak menyadari itu kak, aku melakukan semua itu karnamu"

"Dan aku tidak memintamu untuk menjadi pedang, sudahkah kukatakan saat itu jika wanita terhormat seperti mu tidak pantas menjadi pedang... Kau tau, kau lebih pantas menjadi sebuah mahkota bukan pedang tuan putri Wang Ji luzi "

"Lagi pula untuk apa seorang wanita terhormat yang posisinya menyamai putri mahkota dan permaisuri berubah menjadi seperti ini hanya untuk menepati perkataan omong kosong saat remaja"

Perkataan tajam Seperti tusukan pedang  yang menusuk dalam dadanya membuat luzi meringis seraya memegang dadanya yang kian sesak, ia tak menyangka dari semua perlakuan terang terangannya selama ini masih dipertanyakan pula untuk apa dari orang yang selama ini menjadi api semangat hidupnya.

Dengan menekan kuat dadanya yang semakin sesak luzi memberanikan diri untuk mentap manik hitam jendral Li seraya berujar lemah "apakah semua belum jelas kak... Aku mencintaimu...dengan segala kekurangan dan kelebihanku, aku berani mencintaimu... dengan senang hati aku mengikuti kata hatiku agar menjadi wanita kuat seperti pedang sama persis seperti perkataan mu dulu... Dan aku sudah membuktikannya sekarang...dari sisa sisa darah dan luka ditubuhku..aku sudah membuktikan padamu...cintaku tulus..."

Cukup hening lama kedua insan yang saling tatap menyalurkan perasaan dari tatapan mata, ditemani dengan kicauan burung dan hembusan angin segar mendinginkan susasana panas hati mereka.

Seakan tersadar kembali jendral Li menatap manik sendu luzi dengan dingin dan berucap "tidak pantas bagi saya mencintai atau dicintai tuan putri dari kerajaan Wang, tempat kelahiran saya sendiri, Tuan putri cocok menjadi ratu dikerajaan besar...tidak pantas jika harus memiliki perasaan itu terhadap saya yang hanya seorang hamba"

"Maaf jika saya lancang... Lagi pula saya akan segera menikah...dan saya harap tuan putri akan menemukan kaisar muda yang terbaik untuk menjadi suami tuan putri...perihal rasa.. saya selalu menganggap zi'er yang dulu seperti adik saya sendiri, berbeda dengan tuan putri luzi yang sekarang sudah tumbuh menjadi wanita dewasa yang tangguh... Maaf jika perkataan saya dulu membuat perubahan besar bagi tuan putri saat ini...sungguh saya tidak bermaksud untuk merubah sikap tuan putri sepeti sekatang...sekali lagi maafkan kelancangan saya yang secara tidak sengaja membuat tuan putri mencintai saya...saya permisi tuan putri"ujar jendral Li dengan tenang seraya menunduk pamit meninggalkan luzi yang kian terisak mendengar penuturan yang sangat tidak diinginkannya.

Luruh sudah pertahanan luzi yang terjatuh Kelantai dengan tangan kanan uang yang menompang tubuh dan tangan kiri yang masih setia menekan rasa sesak didadanya.
Semakin terisak dengan sesegukan menyalurkan semua emosi dan rasa sakitnya lewat air matanya.

Wei Meimei yang sedari tadi mendengarkan dan memandang dari jauh pun berlari menuju adik iparnya yang terlihat sangat rapuh, ia pun segera memeluk adik iparnya itu erat, seketika ikut menangis merasakan sakit yang juga ikut ia rasakan, perihal cinta adalah kelemahan terbesar nya.

"Sakit kak..hiks...sesak sekali rasanya aku ingin menancapkan belatiku ke dada ini kak...hiks sakit sekali.. mengapa....mengapa seakan cinta ini akan membunuhku perlahan hikss..hikss.hikss"ujar luzi disela sela isakannya.

Wei Meimei yang mendengar itu tak sanggup berucap dan hanya memeluk dan mengelus punggung adik iparnya sayang sesekali mengecup pucuk rambut luzi, melihat tubuh adik iparnya yang bergetar hebat dengan tangan yang masih setia memukul dadanya membuat hatinya ikut hancur, ia sangat benci dengan keadaan seperti ini, semua yang ia lihat hari ini membuat nya selalu menyumpahi jendral Li.

Cukup lama menenangkan hati yang hancur, sama halnya luzi yang baru kian tenang saat hari mulai gelap, dengan isakan yang masih tersisa sesegukannya, mata yang kian bengkak sampai tidak bisa melihat dengan jelas, wajah dan hidung yang teramat merah membuat keadaannya benar benar kacau.

Melihat adik iparnya yang kian tenang Wei Mei mei mengajak luzi pergi menuju kediamannya dengan menutupi tubuh adik iparnya dengan mantelnya, agar tidak ada yang mengetahui keadaan adik iparnya yang teramat kacau ini, dengan cepat ia mengantarkan adik iparnya mengurusinya dengan telaten dan menunggunya sampai benar benar tertidur.

Setelah ia rasa luzi sudah hanyut dalam tidurnya ia segera pergi menuju kediaman pangeran kedua, ia harap esok luzi akan kembali tenang, dengan langkah cepat ia pergi dan bertekad akan kembali lagi esok guna melihat keadaan Luzi.

"Li Yuanji kusumpahkan pernikahan mu tidak berjalan dengan lancar, dan kusumpahkan kejantananmu susah untuk tegang"ujar Wei Mei mei saat melihat jendral Li yang baru keluar dari kediaman kaisar, kediaman Naga.

Tidak memperdulikan hal lain Mei mei Segera pergi menuju kediaman pangeran kedua, ia takut jika suaminya akan berfikir yang tidak tidak mengingat ia sama sekali tidak izin sedari tadi.





Bersambung.....

Enternal Love As White As Snow✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang