ELAWAS - Api Suci Pemberian Dewa

43 2 0
                                    


Kediaman Phoenix, Malam Hari.

Sedari keluar aula kerajaan dengan panik, putra mahkota menunggu tabib yang menangani ibunya, bersmaaan luzi yang tak lama menyusulnya, mereka duduk didepan pintu kamar Permaisuri Ming dengan kepanikan.

Hingga malam hari mereka tetap setia duduk dengan memeluk lutut yang bergetar, tak jarang kaisar Wang yang selalu memanggil luzi untuk sekedar berbicara, namun dengan kemarahan luzi selalu berteriak saat ayahnya mendekati atau bahkan mencoba menyentuhnya, dengan begitu kaisar Wang tidak berputus asa dan masih terus mencoba mendekati putrinya hingga saat puncak Kemarahan luzi membuatnya berteriak sangat nyaring dan membuat sebuah api penghalang muncul dari dalam tanah meneghalangi kaisar Wang, dengan api penghalang yang meninggi juga Jawa panas yang tak tertahankan, kaisar Wang mundur keluar kediaman dengan perasaan yang tak karuan.

Kaisar yang masih setia berdiri di depan pintu gerbang kediaman Phoenix, menatap api yang masih setia membatasi dirinya dengan luzi hingga malam tiba.

"Salam yang mulia"tegur salah satu tetua kerajaan Wang.

Tak mendapat respon dari kaisar wang, tetua itu melanjutkan "sangat beruntung bagi hamba bisa melihat langsung api suci pemberian dewa itu"ucapnya melihat api pembatas juga melihat luzi yang masih duduk memeluk lutut seraya menangis.

"Sebuah pemberian yang teramat mulia....dan sebuah keberkahan yang besar untuk kerajaan Wang"

"Tuan putri Wang Ji Luzi adalah sosok keberkahan yang sempurna untuk kerajaan kita"

Tertarik dengan ucapan tetuanya, kaisar Wang berkata dengan mata yang masih menatap luzi sendu "dia adalah simbol kebahagianku"

Tersenyum hangat tetua itu berbicara "juga simbol kebahagiaan kerajaan Wang"

"Tanda api di keningnya adalah puncak dari keistimewaan nya, karna secara langsung dewa api memberikan simbol api suci itu"

Mendengar ucapan tetua kerajaannya, kaisar Wang berbalik menatap tetua kerajaanya dengan pandangan kekagumannya "kau benar....putriku sudah diberkahi secara langsung....karna itu aku tidak akan merelakannya jika harus menjadi permaisuri dari kerajaan lain"

Karna malam semakin larut, kaisar Wang kembali menatap sendu putrinya yang masih setia diposisinya itu sebelum pergi menuju kediamannya.

Luzi yang saat ini masih setia memeluk lututnya, tak jauh beda dengan putra mahkota yang juga duduk memeluk lutut disamping luzi dengan keadaan yang sama sama ketakukan.

Dengan tubuh yang bergetar takut, mereka dibuat terkejut dengan suara pintu yang terbuka, terlebih saat tabib kekaisaran keluar dengan raut wajah teramat lelah dan khawatir.

Bangkit berdiri keduanya bertanya dengan bersamaan "bagaimana keadaan ibuku"

Mengela nafas pasrah tabib itu pun menjawab seraya menundukkan kepalanya "Yang mulia Permaisuri Ming masih dalam kondisi hidup dan mati dikarenakan luka tusukan yang teramat sangat dalam, sedikit saja sudah mengenai jantung Permaisuri Ming, karna itu tak banyak yang  bisa hamba lakukan, hamba benar benar telah berusaha untuk menghentikan pendarahannya, masih bernafas dengan luka separah itu adalah sebuah keajaiban, dan saat ini semua tergantung takdir dari dewa"

Mendengar itu luzi lantas luruh kelantai seraya menangis tersedu sedu"ibu"lirihnya.

Dengan badan yang bergetar, putra mahkota menutup matanya yang berair seraya memeluk adiknya "tenanglah zi'er....bukankah ibu kita itu kuat, ia akan tetap hidup, ia akan sehat dan segera memasak makanan kesukaan kita, ia akan membuka mata nya tak lama lagi, tenanglah, sebagai anak kita hanya perlu berdoa dan juga mengurus ibu kita agar lekas membuka matanya...hmm...tenanglah"ucapnya yang memenangkan adiknya dengan susah payah menahan ketakutan yang sama.

Enternal Love As White As Snow✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang