Foto dan masa kecil

17 5 3
                                    

***

Nayra membuka ponselnya di atas meja belajar. Ada notifikasi yang masuk menampilkan beberapa chat.

Nayra menghembuskan nafas, ternyata hanya ada chat dari grub kelasnya.

Nasib jomlo.

Karena bosan tidak ada chat yang masuk, Nayra memutuskan untuk menuju balkon. Kamarnya itu berada di lantai atas. Saat membuka pintu ia menemukan secarik kertas, ternyata setelah dibuka pengirimnya adalah orang yang sama mengirimkan novel padanya beberapa hari yang lalu. 

Dalam surat itu terdapat foto dua anak kecil yang saling tersenyum. Tetapi, foto itu diambil di sebuah rumah sakit. Ia pun baru sadar bahwa ternyata didalam foto itu adalah dirinya sendiri sewaktu kecil, tapi siapa anak kecil satunya?

Nayra pun berpikir keras tentang foto ini, berusaha mengingat segala memori yang ada di kepalanya. Tapi, kepalanya merasakan sakit yang luar biasa. Ia sudah berusaha tapi tidak bisa. Di sebelah kanan bawah terdapat seperti kode(?) mungkin itu nama pengirimnya.

A.lead'11

Nayra penasaran akan siapa pengirim surat ini, mengapa ia mengirimkan foto ini? kenapa dia juga tau kesukaan seorang Nayra? Saat melihat foto tersebut Nayra langsung oleng tubuhnya lemas karena kepalanya sakit, beruntung ia bisa menyeimbangkan badannya agar tak sampai jatuh. Setelah menenangkan diri dari segala pikiran, Nayra melihat ke bawah dari atas balkon ternyata sepi. Tak ada satupun orang di bawah sana. Hanya ada suara angin malam yang mengenai pepohonan. Lalu bagaimana surat ini sampai?

"Siapa?" 

"Maksudnya?"

"Kenapa aku di rumah sakit?"

"Kok aku gak tau sama sekali?" gumamnya.

Sadar bahwa sudah terlalu lama ia berdiri diam di balkon akhirnya, Nayra memutuskan untuk masuk karena tadi habis hujan udara sedkit dingin. Nayra pun menyimpan surat berisi foto tersebut ke dalam laci meja belajarnya. Ia ingin beranjak untuk tidur , tapi terlalu banyak memori yang berputar di kepalanya. Sampai tak sadar semalaman ia memikirkan itu kini Nayra pun terlelap.

***

Pagi hari 

Seperti biasa Nayra bangun pukul 06.30 pagi. Ia menuju meja makan. Di sana ada Bunda, Ayah, dan Kak Dafi. Memang pemandangan yang menyenangkan keluarga kecil dan sederhana ini yang selalu membuat suasana hati seorang Nayra menghangat saat berada di rumah. 

"Pagi Bun, Pagi Ayah," ucap Nayra.

"Pagi juga anak Bunda yang cantik," balas Bunda. Ayah hanya mengangguk tanda setuju.

"Gue gak disapa nih, padahal udah ganteng gini," celetuk Dafi menimbrung.

"Dih ngapain,bodo!" jawab Nayra sambil menjulurkan lidahnya tanda meledek.

Suasana pagi di meja makan selalu disi dengan pertengkaran kecil dua kakak beradik ini, sampai Bunda dan Ayah heran sama mereka. Tidak ada kata damai antara Dafi dan Nayra.

"Bun, itu  tengahin." kata Ayah.

"Biarin aja Yah nanti juga diem." jawab Bunda.

Hari semakin siang menunjukkan pukul 07.45 sedangkan Nayra dan Dafi masih saja mempermasalahkan tentang Nayra yang tidak menyapa Dafi. Padahal kan terserah ya mau nyapa enggak, kan itu hak Nayra.

NayaRiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang