"Gue balik dulu byee." pamit Dinda dengan melambaikan tangan."Tadi dia bilang apa?" ucap Nayra dalam hati kemudian mengacuhkannya.
Tadinya ia ingin berlama-lama di perpustakaan, namun niatnya ia urungkan dan berjalan kembali menuju kelas.
Ia pun melanjutkan perjalanan menuju kelasnya yang tertunda.
***
SMA Gemilang pulang lebih awal dikarenakan guru sedang ada rapat dengan kepala sekolah dan juga semua pengurus osis yang lama sedang mempersiapkan untuk acara sertijab (serah terima jabatan) yang akan diadakan besok. Nayra yang bermimpi pulang cepat hari ini, membayangkan akan rebahan di kasur empuknya ia urungkan.
Besok adalah acara yang penting baginya jadi ia sebisa mungkin membantu kakak kelas 12 berbagai barang yang harus disiapkan.
***
Ghifari duduk setelah mengangkat beberapa meja dan kursi yang baru saja ditata. Peluh keringat di dahinya, tapi tetap menambah kesan tampan pada dirinya.
"Tangkep!" ucap Alan memberikan minuman yang langsung spontan Ghifari menerimanya.
"Thanks," ucap Fari pada kakak kelasnya itu.
Fari pun meneguk minuman yang diberikan oleh Alan karena memang dirinya sangat haus.
"Ya udah gue balik dulu kak." ucap Fari hendak pergi.
"Bentar," ucap Alan menahan adik kelasnya pergi.
"Kerjaan udah selesai gue mau balik," ucap Fari lagi.
"Gue mau-" Alan memotong ucapannya sejenak ia berpikir mungkin bukan kali ini.
"Ga jadi lain kali aja." ucapnya.
"Ga jelas lo kak! Gue balik." ucap Fari kemudian pergi.
Alan pun hanya mengacungkan jempolnya.
***
Fari melajukan motornya dengan pelan padahal ia sudah tidak sabar sampai ke rumahnya. Ia hanya ingin menikmati semilir angin sore yang menyejukkan.
Ia kemudian mampir ke salah satu masjid untuk melaksanakan solat ashar karena sudah pukul setengah lima sore.
Ia khawatir jika sampai rumah waktu solat sudah habis, mengingat perjalanan cukup jauh.
Ia pun memakirkan motor hitamnya di parkiran masjid tersebut kemudian langsung mengambil air wudhu.
Selesai solat, matanya menangkap seseorang yang mengenakan seragam sama sepertinya.
Ia hanya melihatnya sekilas, tak berniat menyapa atau menghampirinya. Namun, saat ia ingin melajukan motornya hati dan otaknya saling berlawanan, hatinya menyuruh untuk tetap menunggu dan menghampiri seseorang itu.
Ia pun memutuskan untuk menunggunya.
Saat ingin menghampiri, ia melihat Nayra yang malah berjalan menghampirinya.***
Nayra yang sedang memakai sepatunya, selesai solat ashar di masjid. Kemudian merogoh sakunya untuk mengambil ponsel. Ia menelepon kakaknya----Dafi untuk menjemput.
Sudah sore begini pasti tidak ada kendaraan umum yang lewat.
Sambungan telepon akhirnya diangkat.
"Kak, jemput sekarang!" ucap Nayra.
"Gak bisa, gue masih di kampus," jawab Dafi di sebrang sana.
"Gue tungguin deh, kak. Lagian angkot kan udah nggak ada, udah sore juga." ucap Nayra.
"Gue pulang habis maghrib, lo mau nungguin di situ sampe lumuten?" ledek Dafi.
KAMU SEDANG MEMBACA
NayaRi
Teen FictionDimulai dari kejadian tak disengaja yang dialami oleh NAYRA NISA ALANZA dengan seorang cowok menyebalkan di kantin sekolah Nayra yang berjalan gontai dan sangat terburu buru membuat dirinya terlibat masalah besar, meski sepele hanya tak sengaja menu...