4. Kenangan Singkat

4.3K 1.1K 430
                                    

.
.
.

    Eric hanya bisa tidur sesaat sebelum dia kembali terbangun dari tidurnya pada pukul tiga pagi. Dia menatap Jeno yang masih tertidur begitu pulas di sampingnya. Eric bangun lalu berjalan keluar dari kamar. Di ruang tengah, Eric terkejut mendapati wanita tua itu sedang duduk manis bersenandung kecil sambil merajut sebuah syal.

  "Selamat pagi." Sapa Eric padanya.

    Dia menoleh lalu tersenyum pada Eric. Wanita itu menepuk tempat di sebelahnya, mengisyaratkan Eric untuk duduk disampingnya. Dengan santun, Eric berterima kasih dan duduk di sana.

  "Istri Tuan Rafe yang mengajariku merajut." Ucapnya tiba tiba.

  "Wah, dia pasti istri yang sangat baik." Respon Eric.

    Wanita tua itu tertawa, "Tuan Rafe bercerita jika dulu dia pernah mengalami kesulitan setelah memilih untuk membuang nama keluarganya. Dia sempat menjadi gelandangan dan kelaparan ketika mencari Seonghwa di Jerman. Lalu wanita ini membantunya, memberinya makan dan tempat tinggal. Awalnya Tuan Rafe tak memiliki rasa apapun untuk wanita ini, ia kemudian menetap di Jerman karena merasa berhutang budi dan mulai bekerja untuk membayar kebaikan wanita ini. Ketika Tuan Rafe ingin melanjutkan pencariannya, wanita ini khawatir dan memaksa ikut bersamanya."

  "Tuan Rafe tak bisa menolak karena dia juga khawatir sesuatu terjadi pada wanita itu. Kau tau? Tuan Rafe punya gengsi yang tinggi, karena itu ia membohongi hatinya jika dia mulai jatuh cinta. Sedangkan wanita ini telah jatuh cinta lebih dulu darinya," nenek itu berhenti bercerita karena tertawa.

  "Wanita cantik itu bilang, 'aku tak akan pernah memberitahu suamiku tentang betapa besar cintaku padanya. Namun jika dia ingin mengetahuinya, maka akan aku minta dia bertanya pada Allah seberapa sering namanya terucap di setiap baris doaku'. Wanita itu selalu tersenyum dan tak pernah sekalipun dia menaikkan suaranya ketika bicara pada Tuan Rafe. Itu cukup membuatku tau, betapa besar cintanya kepada Tuan Rafe." Jelasnya.

    Satu satunya yang terlontar dari mulut Eric adalah, "Masyaallah". Dia jadi kepikiran pingin nikah denger cerita Rafe Sunwoo Alarich ini. Katanya, jodoh itu cerminan diri, ini Tuan Rafe budi pekertinya sebagus apa di masa lalu sampai bisa dapet bidadari surga?

  "Tuhan pasti sangat menyayangi Tuan Rafe." Kata Eric.

    Wanita itu mengangguk sebelum memasang muka sendu, "kau benar, Tuhan sangat menyayanginya. Apakah kamu tau, nak? Jika kesedihan terbesar seorang manusia itu selalu atas nama cinta. Setelah menyaksikan eksekusi mati sahabat tercintanya di alun alun kota, di tahun berikutnya, istri Tuan Rafe mulai sakit sakitan. Namun dia tak pernah menuntut apapun dari suaminya, bahkan di akhir hayatnya, wanita itu hanya ingin suaminya ada di sampingnya dan menuntunnya mengucap syahadat."
 
    Eric ikut sedih mendengar itu. Semua orang menginginkan akhir yang baik, namun tak selamanya kehidupan diawali dan diakhiri dengan baik, karena ini bukanlah cerita dongeng. Eric semakin sedih ketika dia teringat Seonghwa. Orang yang belum pernah Eric temui itu pasti juga menginginkan akhir yang bahagia. Dia hanya ingin bersama orang orang yang sangat dia cinta.
 
 
  "Setelah kematian istrinya, Tuan Rafe pergi bersama kedua putranya. Dia tak sanggup bertahan di Jerman karena setiap sudut negeri ini mengingatkannya pada istrinya. Dan inilah yang mengagumkan." Ucap wanita itu.

    Eric memiringkan kepala bertanya.

  "Kemanakah Tuan Rafe dan kedua putranya pergi?" Tanya wanita itu.

    Cukup lama Eric terdiam sebelum ia membuka mulut terkejut. Wanita itu tampak mengetahui tembakan Eric dan tertawa.

  "Kau benar, mereka pergi ke Asia Tenggara." Ucapnya.

[✔] Klub 513 | Universe | Ep.1 : AjisakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang