12. Lambang Suci Yang Ternodai

3.4K 1K 264
                                    

.
.
.

    Disinilah mereka sekarang di depan Museum Antalya yang berada di Konyaalt, Antalya, Turki. Eric masuk ke dalam dan berjalan lurus menuju lokasi aula patung dan berhenti di depan sebuah patung seorang wanita muda yang memegang panah, ada pula seekor rusa yang berdiri di samping kakinya. Satu kesimpulan, dia adalah Arthemis.

  "Lu bisa seyakin itu di Antalya karena Homer disebut mati disini?" Tanya Jeno.

  "Nggak, tapi karena Kak Hwa Moran tulis di bukunya, Kota itu penuh dengan kehangatan, rasanya matahari selalu tersenyum disana, dan laut yang aku lihat selalu tampak indah, julukannya juga sangat cantik, Günesşin Gülümsediği Yer— artinya Matahari yang Tersenyum, julukan itu milik Kota Antalya karena matahari bersinar sepanjang tahun yang mempercantik pemandangan khas Mediterania." Jelas Eric.

  "Dan soal museumnya? Di Antalya banyak museum dan lu milih yang ini." Kata Jeno.

  "Kak Hwa Moran juga menulisnya dalam bukunya, Tempat bersemayam sebuah relik suci milik seorang santo pelindung para pelaut, pedagang, pemanah, pencuri yang bertobat, anak-anak, orang yang belum menikah, dan pelajar di berbagai kota dan negara di seluruh Eropa. Santo yang dimaksud adalah Santo Nikolas, relik sucinya disimpan di museum ini." Jawab Eric sambil mendekati patung itu.

  "Aku melihat kematian di bawah cahaya kuning." Eric bergumam lalu memutari patung itu, seakan mencari sesuatu.

  "Pohon cemara sebagai awal dari sebuah kehidupan abadi yaitu kematian." Lanjut Eric berjongkok di depan patung itu, "Titik balik dari sebuah kehidupan adalah nyata. Dalam sebuah aliran kehidupan, terdapat ketakutan nyata yang yang mengintai bagai taring Stheno yang selalu merindukan daging manusia dan angka yang tak akan pernah hilang oleh waktu. Kau bisa menemukan petunjuknya sebagai sosok yang menjadi bagian mitos Hyperborea."

  "Sosok yang menjadi bagian mitos Hyperborea?" Tanya Jeno.

  "Iya, hewan yang dikeramatkan untuk Dewi Artemis, seekor mamalia bertanduk emas dan berkuku kuningan atau tembaga. Rusa Kerineia."

  "Kenapa Stheno? Apakah karena dia salah satu Gorgon dalam mitologi?" Tanya Jeno.

  "Iya, lu bener banget. Stheno pasti perlambangan dari virusnya." Jawab Eric.

    Wajah Eric mendekat ke arah patung itu dan dia mencium bau seperti cat akrilik dari sana. Eric mengeluarkan tisu basah yang dia beli ketika perjalanan mereka ke museum. Dia mengusap permukaan patung itu, mengelupas cat yang melapisi sebuah bagian pada patung rusa itu, dan dia menemukan sebuah tulisan, yaitu Homer.

  "Kenapa Homer lagi, astaga.." Kata Jeno.

  "Kali aja ini emang merujuk ke karya karyanya Homer, Jen." Kata Eric.

  "Tentang puisi yang mengisahkan Perang Troya? Itu hanya fiksi." Balas Jeno, "Habis ini apa? Nyariin makamnya Akhilles dan baju zirahnya Odisseus, gitu? Bagus, kayaknya Seonghwa Moran juga anak filsafat yang kebanyakan dikasih makan sejarah Yunani, makanya cerita fiktif kayak gitu dikira nyata."

  "Lu lagi nyindir gua juga ya, Jen?" Tanya Eric sambil mengetik sesuatu di hpnya. "Tenang aja, Jen.. Kak Hwa Moran punya otak yang jauh lebih pintar daripada lu. Alasan dia menyinggung Homer jelas nggak ada hubungannya ama Polihimnia. Karena Kak Hwa cuma nyantumin 5 muse di buku, artinya yang 4 itu petunjuk dari pelaku."

  "So?"

  "Homer yang Kak Hwa taruh disini punya pesan yang berdiri sendiri." Jawab Eric.

  "Terus pesannya apa?" Tanya Jeno.

[✔] Klub 513 | Universe | Ep.1 : AjisakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang