5. Sembilan Dewi Yang Bernyanyi

4.4K 1.1K 384
                                    

.
.
.

    Sampai di tengah hutan yang ada di Kota München, mobil itu berhenti. Mereka turun dari mobil dan pemuda yang mengantar mereka kesana menuntun Jeno-Eric dan beberapa pria dewasa yang membawa palu godam menuju ke sebuah rumah yang ada di tepi sungai. Dari jauh rumah itu tampak biasa saja, mengingatkan Eric dengan ilustrasi rumah babi yang ada di cerita Tiga Babi Kecil—dongeng favoritnya saat kecil.

    Ketika mereka sampai di sana, Eric menyadari jika rumah itu tak memiliki pintu. Bukan berarti rumah itu dari awal tak memilikinya, namun lebih terlihat seperti akses masuknya sengaja ditutup. Jendela rumah itu juga dipasangi besi sehingga sulit untuk bisa menyusup.

  "Tuan Moran," pemuda itu berucap, "dia menutup akses masuk sehari sebelum dia dihukum mati, nenek bercerita padaku."

  "Kau tau alasannya?" Tanya Eric.

    Pemuda itu mengangguk. "Tuan Moran menyimpan sesuatu disini untuk Klub 513, dia tak ingin ada orang yang mengetahuinya sebelum kalian."

    Kemudian para pria dewasa itu mulai menghancurkan tembok batu bata itu. Jeno ikut membantu. Berkat kerja sama itu, mereka berhasil membuat lubang yang cukup besar untuk dilewati. Jeno memberikan senter pada Eric dan mengikutinya masuk ke dalam sana.
 
 
  "Apa yang kau simpan untuk kami, Kak?" Batin Eric.
 
 
    Pencarian di rumah itu berlangsung lebih lama dibanding lama waktu untuk membuat jalan masuk ke dalamnya. Dalam rumah itu begitu gelap, Eric jadi kagum bagaimana Seonghwa bisa hidup tanpa listrik di tempat seperti ini?

    Beberapa buku jatuh berserakan di lantai, ada juga pecahan kaca dari lampu minyak di sana. Mereka harus melangkah dengan hati hati agar tak salah melangkah dan berkahir jatuh tersungkur ke lantai kotor itu. Merasa tak menemukan apa apa, Eric mendudukkan dirinya di sebuah kursi meja belajar disana. Matanya menelisik buku buku itu, dia mengambil salah satunya dan mendapati jika itu buku tentang tumbuh tumbuhan.

    Eric lalu mengambil buku lainnya dan itu adalah buku tentang musik. Buku ketiga dia ambil, itu buku tentang hewan, Eric merasa ada lipatan di dalam buku itu lalu membukanya, pada halaman 10 yang membahas Burung Gagak. Eric kembali menghampiri meja belajar dan mengarahkan cahaya senter ke sana, ada lipatan surat kabar yang terletak di bawah botol tinta kering.

    Eric mengambilnya dan membaca isinya berita yang memuat tentang 3 kematian. Yang pertama adalah eksekusi mati seorang putra pemilik usaha buruh nelayan yang paling kaya saat itu, kedua ada berita tentang bunuh diri seorang ahli sirkus muda yang melompat dari puncak mercusuar, satu lagi adalah eksekusi mati seorang dokter.

    Ketika Eric membalik surat kabar itu, dia tertawa miris karena berita yang ada di baliknya justru tentang berita berita baik. Editor surat kabar pada zaman itu tampaknya punya selera humor yang sangat buruk sehingga menempatkan berita baik dan buruk dalam lembar kertas yang sama.

  "Kita mungkin nyariin ini." Suara Jeno mengejutkan Eric yang asik melamunkan surat kabar itu. Dia menoleh dan mengarahkan senter pada Jeno yang sedang memegang sesuatu yang tertutup kain di tangannya.

    Keduanya keluar dari rumah itu, Jeno meletakkan benda temuannya di atas tanah. Kemudian membuka tali yang mengikat kain itu dan mereka menemukan sebuah lukisan. Eric terkejut ketika melihat lukisan itu. Namun dia tertawa setelahnya.
    
     

          

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔] Klub 513 | Universe | Ep.1 : AjisakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang