10. Puisi Suci Polihimnia

3.7K 1K 343
                                    

.
.
.

     Sampai di Berlin, Eric segera mengajak dua makhluk itu pergi untuk makan terlebih dahulu di sebuah restoran cepat saji. Setelah bagiannya habis, Miyeon menyerahkan iPad nya pada Eric yang belum selesai makan. Namun dengan ramah Eric meraih iPad itu dan membaca artikel milik Miyeon yang baru saja dibuat.

  "Selagi kau membacanya, apakah kau bisa mengatakan padaku yang kau janjikan itu? Soal pembunuhnya dan kemana Hongseok pergi sebelum ke Hamelin—"

  "Penggunaan titik dan koma-mu sangat berantakan, Nona." Sela Eric.

 
  "Inikah orang yang kemarin ngebet nikah itu?" Jeno tertawa dalam hati.

 
  "Aku belum merevisinya." Dengan sabar Miyeon berucap.

  "Oh, kalau begitu jangan memintaku membacanya, ini membuat mataku sakit." Kata Eric mengembalikan iPad itu.

    Miyeon menekuk alis terlampau kesal, "Jangan jangan kau tak tau siapa pelakunya dan hanya membual—"

  "Apakah kau melihat planetarium-nya, Nona?" Eric menyela.

  "Planetarium?"

  "Langit langitnya maksudku. Apakah kau tau bintang apa yang ditampilkan? Aku tau kau tak mengetahuinya. Rasi bintang itu langsung menuntunku kepada pelakunya. Dia adalah profesor-nya sendiri. Dia sengaja menampilkan rasi bintang itu untuk mengingatkan siapapun yang terlibat dengannya." Jelas Eric.

  "Terlibat dengan Hongseok maksudmu?" Tanya Miyeon.

  "Tepat sekali. Gunakan iPad mu itu untuk membuka website pribadi milik Hongseok sekarang." Jawab Eric menyeka saus di sudut bibirnya.

    Miyeon tanpa bertanya apapun lantas membuka website pribadi milik Hongseok itu. Ada beberapa vidio dan postingan dalam bahasa Inggris yang kurang Miyeon mengerti.

  "Buka vidio paling atas." Ucap Eric.

    Jari lentik Miyeon menekan layar iPad-nya pelan membuka isi vidio itu. Disana tampak Hongseok sedang melakukan presentasi di dalam kelasnya. Power Point ditampilkan di layar monitor dan tampak Hongseok sedang menjelaskan tentang salah satu makhluk hidup yang sulit untuk mati, "Tardigrada".

  "Ada yang aneh?" Tanya Miyeon.

  "Dengarkan kalimat terakhirnya." Ucap Eric.

    Miyeon mempercepat vidio itu hingga di akhir, ketika Hongseok berkata, "apa yang aku ciptakan akan menjadikan akhir hidupku seperti Orfeus yang dibunuh oleh Mainad, namun ada yang akan sangat berduka atas kematianku dan akhirnya aku akan dikenang, jika Orfeus karena ditempatkan oleh Zeus dijajaran rasi bintang, maka aku akan ada dalam hati mereka, selamanya."

  "Aku tak mengerti." Ucap Miyeon.

    Eric menghela nafas panjang, "Profesor ini telah mengetahui apa yang Hongseok rencanakan tidaklah baik, karena itu dia membunuhnya. Namun setelahnya, dia dibunuh oleh sekutu Hongseok dan meninggalkan peringatan untuk tidak main main dengan mereka."

  "Itu belum memberikan bukti kuat bahwa profesor-nya yang membunuh Hongseok!" Kata Miyeon.

  "Sudah aku katakan, lihatlah langit langit planetariumnya. Siapapun akan langsung mengira jika profesor itu yang membunuhnya. Lagipula kau lihat sendiri pisaunya, itu bukan tampak seperti pisau dapur namun sebuah pisau medis. Orang yang pertama kali menyadari hilangnya Hongseok adalah profesor-nya sendiri. Kau tak bisa mengatakan tebakanku salah karena seseorang yang merupakan bagian dari Hongseok telah membunuhnya untuk balas dendam. Pisau mewakili Melpomene yang berarti berjuang mendapat kekuasaan atau balas dendam." Jelas Eric.

[✔] Klub 513 | Universe | Ep.1 : AjisakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang