.
.
.Seluruh polisi dan Miyeon menatap Eric dengan tatapan yang tak dapat diartikan. Sementara Jeno hanya menatap punggung saudaranya itu sambil tersenyum samar. Andai aja Sunwoo ada disini, dia pasti udah marah marah karena ga paham. Terus Eric jahil gamau jelasin dan kepalanya berakhir digetok sama Sunwoo. Kangen banget Jeno sama psikopat itu.
Mereka terdiam untuk beberapa saat sebelum salah seorang polisi bertanya pada Eric, "apa kau yakin dengan ucapanmu itu?" Tanyanya dalam bahasa Inggris.
"Saya belum pernah benar benar menebak dengan salah untuk urusan seperti ini. Negara yang ia datangi sebelum pergi ke Hamelin akan membuat gambaran jelas kenapa dia menulis nama Polihimnia alih alih nama pelakunya." Jelas Eric.
"Bagaimana mungkin dia sempat menulis nama pelakunya? Dia dikejar oleh pelakunya. Aku bahkan menebak jika Hongseok tak mengetahui pelakunya." Ucap Miyeon.
"Tidak Nona, Hongseok mengenal baik seseorang yang mengejarnya, bahkan aku yakin jika korban tau apa yang pelaku inginkan darinya." Balas Eric.
"Bagaimana kau yakin bahwa Hongseok mengenalinya?" Tanya Miyeon.
"Mudah saja. Jika yang mengejarnya adalah orang asing, dia seharusnya pergi ke arah kerumunan. Kejadian ini terjadi pada siang bolong. Artinya banyak orang lalu lalang ketika itu. Namun tidak, korban memilih mencari sebuah gedung tinggi dan mengakhiri hidupnya." Jawab Eric.
"Juga.. dia memiliki cukup waktu untuk menulis nama, Nona. Namun aku rasa apa yang ingin dia sampaikan di akhir hayatnya bukan tentang pelakunya namun tentang sebuah pesan yang ditujukan pada seseorang." Jelas Eric.
"Ditujukan pada seseorang?" Tanya polisi.
Eric mengangguk, "Polihimnia mungkin semacam sandi rahasia yang hanya bisa diketahui oleh orang orang 'khusus'. Mungkin teori tentang dia yang membuat monster adalah salah satunya.. dia ingin memberitahu orang orang yang terlibat dengannya untuk melakukan sesuatu. Entah bagaimana menguraikan sandi itu, tak ada yang tau selain orang orang yang terlibat dengannya."
"Seperti kataku sebelumnya, lebih baik kalian cari paspornya untuk mencaritahu kemana dia pergi sebelum ke Hamelin." Lanjut Eric melepas sarung tangan steril-nya.
"Jika sudah kami temukan apa yang harus dilakukan dengan itu?" Tanya polisi.
Eric tersenyum, "kalian ingin meminta bantuanku?"
"Hanya kau yang mengerti jalan pikiranmu." Kata si polisi.
Jeno bersiul meminta perhatian, "bantuannya tak cuma cuma."
"Berapa banyak uang yang kalian inginkan?" Tanyanya.
"Cukup berikan kami semua informasi tentang Nobert Alarich dan kita impas, bagaimana?" Jawab Jeno.
Polisi itu menekuk alis bingung, "apa yang kau maksud Nobert Alarich yang itu? Salah satu anggota Nazi yang paling setia pada Adolf Hitler?"
"Aku tak tau tentang itu, yang pasti dia bernama Nobert Alarich, salah seorang anggota Allgemeine SS. Aku ingin semua informasi tentangnya." Balas Jeno.
"Apakah itu berhubungan dengan tujuan awal kalian pergi ke Hamelin?" Tanya Miyeon.
Eric mengangguk sambil tertawa, "itu akan menjadi jawaban dari sajak kakak kelas kami, Nona."
"Informasi tentangnya adalah salah satu yang paling disembunyikan. Kalian tak punya hak untuk mengetahuinya." Ucap si polisi.
"Begitu? Baiklah, selesaikan sendiri kasus mahasiswa ini dan kami akan fokus mencari tentang Nobert Alarich itu sendiri." Kata Jeno sambil menarik tangan Eric untuk beranjak pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | Universe | Ep.1 : Ajisaka
FanfictionJeno : "Sumpah Eric, sampai kapan kita harus ada di posisi sialan kayak gini?" Eric : "SAMPAI MATI!!" * Setelah pindah ke Rusia, Jeno dan Eric sangat yakin jika hidup mereka akan kembali damai. Tanpa kegiatan yang mengancam nyawa dari Klub 513 a...