11. Masalah yang sama

101 10 0
                                    


Mozza serta Nesha duduk bersebelahan disofa yang tersedia diruangan guru, kedua gadis itu tadi memilih kemari ketimbang menjalani hukuman selama sebulan membersihkan toilet yang baunya Nauzubillah!

Mozza yang terduduk santai tak sengaja menangkap kegelisahan yang tak sadar ditunjukan dari gerakan Nesha yang beberapa kali meremas tangannya sendiri.

Mozza mendengus geli, hal itu membuat Nesha menolehkan kepala menghadapnya memberi tatapan pada Mozza dengan sinis.

"Jauh-jauh dari gue!"

Mozza terkekeh sinis. "Dih buta lo?" padahal sudah jelas sekali jarak mereka yang renggang.

Nesha mendengus kasar.

Bu Dina yang baru datang dari arah toilet, mendudukkan diri dikursi menghadap kedua anak murid yang memiliki sifat sama bandelnya. "Kalian tau kenapa ibu panggil kesini?" guru itu mulai membuka suara.

Kedua gadis itu sama-sama memutar bola mata. "Tau," jawab mereka malas.

"Terus kenapa kalian mengulang keributan lagi?"

"Gak tau," jawaban keduanya serempak. Mozza menoleh kearah Nesha yang juga menoleh menghadapnya. Kedua gadis itu sama-sama mendelik sinis.

"Ngapain lo ikut-ikut gue?" tanyanya lagi dengan kompak. Lagi-lagi kedua mata itu mendelik sinis.

"Lo yang ikutin gua," elak Nesha.

"Dih apaan gue copas kata lo," elak Mozza tak mau kalah.

"Lo yang niru gue!" teriak Nesha melotot tak terima kearah Mozza.

Dan sepertinya Mozza terpancing karenanya. "Lo!"

"Lo!"

"Lo!

"Lo!"

"Lo Mozza!"

"Lo Nesha!"

"Sa—,"

"Lo diem!" serempak mereka tak sadar bahwa mereka kini berada dimana. Kedua gadis itu mengantup bibirnya rapat-rapat mendapatkan tatapan horor dari Bu Dian.

Bu Dian menggebrak meja, membuat beberapa guru terkejut dan menoleh kearahnya. "Kalian yang diam!" gertaknya.

"Maaf," keduanya sama-sama menundukkan kepala.

Bu Dian berusaha mengatur nafasnya yang tak teratur. Bisa cepat tua saja saya.

"Awss." Mozza mengangkat kakinya yang terasa nyeri akibat tekanan yang disengaja oleh Nesha.

Mozza mendelik. Gadis itu menatap Bu Dian. "Bu kaki saya diinjek dong," adunya hal itu membuat senyum Nesha luntur.

"Nesha!" tegur Bu Dian.

Sekarang giliran Mozza yang tersenyum remeh kearah Nesha. "Mampus," ledeknya tanpa suara.

Nesha merengut, gadis itu hanya terdiam dengan lirikan sinis kearah Mozza yang terus meledek.

"Kamu juga Mozza! Jangan kayak anak kecil!"

Mozza menoleh raut wajahnya diganti dengan cibikan. Nesha tersenyum menahan tawa.

"Diam! Disini saya akan membahas masalah kemarin!" bentak Bu Dian.

Keduanya kini terdiam tak bisa bisa berkata lagi.

"Saya mau penjelasan dari kalian, mengapa kejadian kemarin terulang lagi? Kalian gak sadar seminggu lagi kita akan melangsungkan ujian akhir tahun dan kalian akan memasuki kelas 12 harusnya makin giat belajar bukan malah giat mencari-cari masalah saja."

MozzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang